PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID
Oleh; Dedi Saeful Anwar
Dalam modul 3.3 kami
belajar mengenal secara mendalam bagaimana cara membuat program yang
benar-benar terarah dan memiliki hasil yang maksimal. Hal ini tentu diarahkan
untuk memiliki pengaruh nyata atau dampak yang positif kepada murid di sekolah.
Selain untuk memiliki kemampuan merancang dan mengelola program dengan baik dan
berdampak kepada murid, dalam modul terakhir Program Pendidikan Guru Penggrak
ini para CGP dibekali pula dengan pengetahuan tentang bagaimana menerapkan Manajemen
Risiko dalam sebuah program/kegiatan, serta cara melakukan monitoring dan
evaluasi program yang sudah dirancang dengan Teknik MELR (Monitoring,
Evaluating, Learning, Reporting).
Setelah mempelajari dan memahami
materi mengenai pembuatan program yang berdampak kepada murid ternyata memiliki
keterkaitan yang erat dengan materi-materi sebelumnnya dalam paket modul sebelumnya.
Terlebih jika melirik kembali filosofi (1.1) Ki Hadjar Dewantara (KHD) bahwa “pendidikan
(opvoeding) itu adalah memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang
manusia maupun sebagai anggota masyarakat.”
Guru sebagai pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran (3.1) harus mampu Di awali dengan
memetakan 7 sumber daya potensial dan menyadari bahwa sekolah sebagai sebuah
ekosistem yang memiliki unsur biotik dan abiotik, maka hal ini akan
mengefektifkan potensi tersebut demi keberhasilan program yang benar-benar bisa
berdampak kepada murid.
Kemudian untuk membuat
program yang berdampak kepada murid dengan memaksimalkan asset atau sumber daya
sekolah dengan baik dan maksimal, maka guru penggerak diharapkan memiliki nilai
dan mampu berperan menjadi motor penggerak (1.2) serta mendukung adanya
transformasi pendidikan untuk mewujudkan merdeka belajar.
Hal ini dapat dilakukan
dengan menerapkan Manajemen Inkuiri Apreasiatif (1.3) melalui tahapan
BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali potensi, Jabarkan Rencana, dan
Atur eksekusi) atau 5D (Define, Discover, Dream, Design, Deliver).
Tahapan ini tentunya akan mengarahkan langkah yang terarah untuk mewujudkan
program dengan baik sehingga dapat mewujudkan Budaya Positif (1.4) di
sekolah .
Dengan memetakan sumber
daya yang dimiliki sekolah (3.2), tentu kita dapat memanfaatan sumber daya
dapat dijadikan program sekolah yang berdampak kepada murid berdasarkan
kebutuhan, permasalahan dan kebutuhan sekolah, tentang bentuk-bentuk program,
tahapan pengelolaan program yang efektif dan berdampak, serta mengevaluasi
praktik yang selama ini dijalankan di sekolah.
Dengan membuat kegiatan
atau program yang berdampak kepada murid berdasarkan kekuatan asset yang
dimiliki serta berkolaborasi dengan semua unsur atau komponen yang terlibat secara
sadar atau tidak sebagai bentuk mengakomodir keberagaman karakteristik, gaya
belajar, minat, keterampilan, hobi dan kegemaran peserta didik/murid (2.1). Hal
ini seiring dan sejalan dengan konsep yang mengacu pada Pembelajaran Berdiferensi.
Sehingga program akan lebih efektif dan meminimalisir ketimpangan.
Selanjutnya dengan mengambil
keputusan yang memuat unsur dilema etika dan program yang berdampak kepada
murid melalui tahapan BAGJA maka hal ini sebagai wujud dalam menunjukkan empati
kepada orang lain (baca:murid). Selain itu dengan memiliki niat untuk
peningkatan ke arah yang lebih baik hal demi tercapainya tujuan positif. Sebagaimana
dalam Pembelajaran Sosial dan Emosional/PSE (2.2) adalah pembelajaran
yang dilakukan secara kolaboratif antara seluruh komunitas sekolah. Proses
kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan
menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial
dan emosional. Sementara itu PSE memiiki tujuan sebagai berikut: 1) memberikan
pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi; 2) menetapkan dan mencapai tujuan positif; 3) merasakan
dan menunjukkan empati kepada orang lain; 4)
membangun dan mempertahankan hubungan yang positif serta; 5) membuat keputusan
yang bertanggung jawab.
Bahkan jika dikaitkan
dengan prinsip-prinsip coaching (3.3) maka pembuatan program yang
berdampak kepada murid ini telah mengandung unsur coaching di dalamnya. Dengan
mengolaborasikan asset yang dimiliki, berfikus apda solusi, dilaksanakan secara
sistematis tentunya itu semua sebagai jalan atau alat untuk peningkatan kinerja yang lebih
baik.
Sehingga pengalaman hidup,
pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi murid akan tumbuh seiring kodrat
yang dimiliki. Lebih jauh lagi semoga mereka mampu mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai
anggota masyarakat kelak di kemudian hari.
Cianjur, 17 Oktober 2021