BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Minggu, 17 Oktober 2021

3.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid


 

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

Oleh; Dedi Saeful Anwar

 

Dalam modul 3.3 kami belajar mengenal secara mendalam bagaimana cara membuat program yang benar-benar terarah dan memiliki hasil yang maksimal. Hal ini tentu diarahkan untuk memiliki pengaruh nyata atau dampak yang positif kepada murid di sekolah. Selain untuk memiliki kemampuan merancang dan mengelola program dengan baik dan berdampak kepada murid, dalam modul terakhir Program Pendidikan Guru Penggrak ini para CGP dibekali pula dengan pengetahuan tentang bagaimana menerapkan Manajemen Risiko dalam sebuah program/kegiatan, serta cara melakukan monitoring dan evaluasi program yang sudah dirancang dengan Teknik MELR (Monitoring, Evaluating, Learning, Reporting).

Setelah mempelajari dan memahami materi mengenai pembuatan program yang berdampak kepada murid ternyata memiliki keterkaitan yang erat dengan materi-materi sebelumnnya dalam paket modul sebelumnya. Terlebih jika melirik kembali filosofi (1.1) Ki Hadjar Dewantara (KHD) bahwa “pendidikan (opvoeding) itu adalah memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.”

Guru sebagai pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran (3.1) harus mampu Di awali dengan memetakan 7 sumber daya potensial dan menyadari bahwa sekolah sebagai sebuah ekosistem yang memiliki unsur biotik dan abiotik, maka hal ini akan mengefektifkan potensi tersebut demi keberhasilan program yang benar-benar bisa berdampak kepada murid.

Kemudian untuk membuat program yang berdampak kepada murid dengan memaksimalkan asset atau sumber daya sekolah dengan baik dan maksimal, maka guru penggerak diharapkan memiliki nilai dan mampu berperan menjadi motor penggerak (1.2) serta mendukung adanya transformasi pendidikan untuk mewujudkan merdeka belajar.

Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan Manajemen Inkuiri Apreasiatif (1.3) melalui tahapan BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali potensi, Jabarkan Rencana, dan Atur eksekusi) atau 5D (Define, Discover, Dream, Design, Deliver). Tahapan ini tentunya akan mengarahkan langkah yang terarah untuk mewujudkan program dengan baik sehingga dapat mewujudkan Budaya Positif (1.4) di sekolah .

Dengan memetakan sumber daya yang dimiliki sekolah (3.2), tentu kita dapat memanfaatan sumber daya dapat dijadikan program sekolah yang berdampak kepada murid berdasarkan kebutuhan, permasalahan dan kebutuhan sekolah, tentang bentuk-bentuk program, tahapan pengelolaan program yang efektif dan berdampak, serta mengevaluasi praktik yang selama ini dijalankan di sekolah.

Dengan membuat kegiatan atau program yang berdampak kepada murid berdasarkan kekuatan asset yang dimiliki serta berkolaborasi dengan semua unsur atau komponen yang terlibat secara sadar atau tidak sebagai bentuk mengakomodir keberagaman karakteristik, gaya belajar, minat, keterampilan, hobi dan kegemaran peserta didik/murid (2.1). Hal ini seiring dan sejalan dengan konsep yang mengacu pada Pembelajaran Berdiferensi. Sehingga program akan lebih efektif dan meminimalisir ketimpangan.

Selanjutnya dengan mengambil keputusan yang memuat unsur dilema etika dan program yang berdampak kepada murid melalui tahapan BAGJA maka hal ini sebagai wujud dalam menunjukkan empati kepada orang lain (baca:murid). Selain itu dengan memiliki niat untuk peningkatan ke arah yang lebih baik hal demi tercapainya tujuan positif. Sebagaimana dalam Pembelajaran Sosial dan Emosional/PSE (2.2) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif antara seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Sementara itu PSE memiiki tujuan sebagai berikut: 1) memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi; 2) menetapkan dan mencapai tujuan positif; 3) merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain; 4) membangun dan mempertahankan hubungan yang positif serta; 5) membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Bahkan jika dikaitkan dengan prinsip-prinsip coaching (3.3) maka pembuatan program yang berdampak kepada murid ini telah mengandung unsur coaching di dalamnya. Dengan mengolaborasikan asset yang dimiliki, berfikus apda solusi, dilaksanakan secara sistematis tentunya itu semua sebagai jalan atau  alat untuk peningkatan kinerja yang lebih baik.

Sehingga pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi murid akan tumbuh seiring kodrat yang dimiliki. Lebih jauh lagi semoga mereka mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat kelak di kemudian hari.

 

Cianjur, 17 Oktober 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar