BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Sabtu, 30 Januari 2016

[RESENSI] NOVEL LCBKG, METAMORFOSA SEORANG GADIS DESA


METAMORFOSA SEORANG GADIS DESA
Oleh: Dedi Saeful Anwar

Judul                            : Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh (LCBKG)
Kategori                       : Novel
Penulis                         : Aliya Nurlela
Penerbit                       : FAM Publishing
ISBN                           : 978-602-7956-53-7
Tahun Terbit               : Cetakan Pertama, Maret 2014
Tebal                           : 505 halaman; 13x21 cm


Sebuah novel merupakan suatu bentuk karya sastra yang menjadi salah satu buruan, baik itu oleh para penikmat sastra maupun pencinta buku. Tidak sedikit novel terbitan dari dalam maupun dari luar negeri yang mampu menciptakan fanatisme penggemarnya. Bahkan mampu memengaruhi serta mewarnai kehidupan di lingkungan atau masyarakat luas.
Sebut saja novel dari luar negeri, seperti novel “Harry Potter”, karya JK. Rowling. Atau novel dari dalam negeri yang tak kalah membuat ramai dunia sastra seperti “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata. Kedua novel tersebut hanya sedikit contoh dari sekian banyak karya sastra yang memiliki karakter kuat dan  sangat digilai oleh para penggemarnya. Hingga keduanya kemudian diangkat menjadi film layar lebar yang meraup kesuksesan dan keuntungan yang luar biasa.
Maka tak heran, kini banyak penulis karya sastra yang berusaha terus menghadirkan suguhan berupa karya menarik dan tentu saja menginspirasi banyak orang.
Demikian pula dengan buku ini. Novel “Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh”, yang selanjutkan disingkat “LCBKG”. Novel yang kental sekali dengan latar belakang salah satu kota di Tatar Parahyangan, Ciamis. Ini merupakan sebuah novel yang mampu menghadirkan sesuatu yang menarik untuk disimak oleh para pembacanya. Sebuah novel yang patut mendapat apresiasi dari semua kalangan pencinta buku, khususnya penikmat karya sastra yang apik.
***
Tersebutlah Amila. Seorang gadis belia yang memiliki sifat-sifat lemah. Rapuh, cengeng, penakut, dan minder bahkan cenderung manja. Sebuah gambaran umum yang menjadi ciri seorang wanita. Namun perjalanan hidup yang tidak singkat telah mengubah berbagai karakter/sifat yang berindikasi lemah dan tak berdaya itu menjadi sebuah karakter kuat serta penuh pecaya diri.
Bagi seorang gadis desa perjalan hidup tak ubahnya ibarat sebuah kepompong. Hidup yang penuh liku dan tantangan menjadikan Amila---seorang gadis desa yang sangat lugu--- berubah menjadikan sesosok wanita yang taat beragama dan penuh prestasi serta mengagumkan banyak orang.
Terlahir dari keluarga pendidik, Amila kecil bisa dikatakan sangat beruntung di banding dengan anak-anak seusianya kala itu. Walau hidup di sebuah pedalaman kampung Cilimus, Desa Indragiri, Ciamis, namun dia tidak kekurangan sumber bacaan yang dijadikannya sebagai teman sehari-hari.
Pertemanannya dengan berbagai buku dan sumber bacaan, membuat gadis berambut panjang tersebut memiliki hobi menulis. Segala apa yang dirasakan dan dipikirkannya akan dia tulis dalam buku hariannya. Dia mulai menyukai tempat-tempat yang mendatangkan inpirasinya. Dialah alam yang berada di sekeliling kampung di mana ia tinggal.
Ia menjadikan air, udara, pepohonan dan lingkungan sekitarnya sebagai teman setianya di kala bermain. Suasana desa yang damai menjadi tempat untuk mencurahkan segala apa yang ada dalam pikirannya.
Masa kecil hingga masa remajanya menjadikan Amila sebagai sosok perempuan yang selalu bersyukur. Hingga dia memutuskan untuk berhijab ketika bersekolah di sebuah SMA. Masa di mana para gadis ingin menunjukkan jadi dirinya, sedangkan Amila justru malah meninggalkan masa yang menyenangkan itu. Dia tumbuh menjadi gadis yang berhijab. Hingga perubahan demi perubahan dalam hidupnya terus berlanjut.
Lika-liku perjalanan hidupnya yang penuh kejutan dan tak bisa diduga, semenjak ia masuk sekolah di usia yang belum genap berusia lima tahun hingga menyelesaikan studinya di bangku kuliah, hingga petualangannya mengejar karir dalam berkesenian, dan penculikan serta penyekapan oleh orang-orang yang ingin memanfaatkan situasi, telah menjadikan Amila sebagai seorang gadis yang berubah drastis dan realistis dalam menyikapi hidup.
Dia yakin bahwa Allah SWT sudah menyiapkan skenario terbaik bagi jalan hidup hamba-Nya. Karakter kuat ini terlihat nyata saat dia mendapat perlakuan keji dari seorang pemuda kampung yang memiliki dendam setelah cintanya ditolak Amila. Gadis penurut itu tak mau menceritakan penderitaannya kepada siapapun termasuk orang tuanya sendiri. Hingga sebuah doanya membuat pemuda itu berubah pikiran 180 derajat dengan meminta maaf atas perlakuannya yang jahat kepada Amila.
Kemudian sikap berserah diri Amila pada Sang Mahapengatur, manakala ia harus memilih pendamping hidup bersama pemuda yang sebelumnya tidak dia kenal ataupun ia cintai.
***
Novel yang berhasil mengaduk-aduk perasaan pembacanya ini, mengisahkan berbagai sisi kehidupan seorang wanita. Seorang yang mencari kehormatan sebagai seorang wanita seutuhnya. Dibalut dengan setting tatar Sunda  yang kental, Sang penulis---Aliya Nurlela, berhasil menyuguhkan karya sastra yang santun dan apik. Melalui deskripsi yang manis dan lugas, hal ini semakin menguatkan pencitraan dan karakter yang kuat dalam buku ini.
Sebuah buku yang patut mendapat apresiasi dari kalangan pencinta sastra di negeri ini. Buku yang sarat pesan moral ini, sangat inspiratif dan tentu saja cocok untuk dibaca semua kalangan, terutama para pelajar, guru, dan khalayak umum lainnya. Setiap buku tentu memiliki ciri khas tersendiri. Mulai dari latar belakang penulisnya, selama proses kreatif hingga berujung pada lahirnya karya itu sendiri. Termasuk karya tulis sastra yang berjenis novel ini.
Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh adalah satu di antara buku yang memiliki kekhasan tersendiri itu. Sangat recomended untuk pencinta sastra! []

Cianjur, 13 Oktober  2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar