“MEMAKNAI PERJUANGAN HIDUP”
ANATOMI
BUKU
Judul Buku : Kejora yang Setia Berpijar.
Kategori Buku : Antologi Puisi “Pahlawan di Mataku”.
Penulis : 50 Penyair Muda Indonesia.
Penerbit : FAM Publishing.
ISBN :
978-602-17404-08.
Tahun Terbit : Cetakan I Januari
2013
Jumlah Halaman : 280
halaman
Harga : Rp45.000,-
Berawal dari sebuah iven yang
diadakan oleh Forum
Aktif Menulis (FAM) Indonesia yang
betajuk “Undangan Nulis Puisi Bertema “Pahlawan di Mataku”. Dibukukan! Hal ini disambut antusias oleh para pecinta sastra
khususnya puisi. Dan mereka semua aktif bergelut di dunia maya khususnya yang
sering menggunakan media sosial Facebook.
Maka hadirlah sebuah buku yang menarik dan keren
tentunya. Inilah Buku Antologi Puisi karya FAMili, sebutan
untuk anggota Forum Aktif
Menulis (FAM) menjadi salah satu buku sastra yang patut
mendapat apresiasi. Buku yang memuat 150 puisi yang memiliki nilai
perjuangan dan bermakna sangat luas, patut diacungi jempol.
Betapa
tidak isi buku ini berhasil mengangkat beragam sisi kehidupan yang penuh perjuangan. Mulai dari perjuangan seorang ibu,
perjuangan melawan kemiskinan, perjuangan menggapai cita-cita, perjuangan
kemerdekaan, dan lainnya.
Walau setiap puisi dalam buku memiliki tema
yang sama dalam meneladani sikap-sikap pahlawan, tetapi objek yang disorot
berbeda-beda. Tetapi semua sarat dengan hikmah dan pesan-pesan agama yang
dapat dipetik dan bermanfaat bagi pembacanya. Ada yang menampilkan sosok pahlawan yang sesungguhnya secara langsung ceperti
dalam puisi Sebait Puisi Buat Bung Karno
II, Pahlawan Itu… (1), Tugu, dan puisi lainnya yang tersebar di halaman 42, 52, 56, 90, 100,122, 126, 130, 134, 136,
144, 198, 206, 215, 218, 233, 237, 241, 250, 265, dan 268.
Lalu ada pula
yang menampilkan sosok ibu. Contohnya pada puisi Sejatinya Pahlawan Padamu Ibu, Surga Itu Kau Ciptakan Untukku. Dan pada puisi
lainnya di buku ini yang mengangkat sosok ibu dapat ditemui pada halaman 83, 125, 141, 164, 166, 178, 180, 235, 254,
272, dan di halaman 277. Kemudian ada pula yang mengagumi sosok guru atau
ustad yang diusung oleh para penyairnya, seperti terungkap pada puisi Mengenangmu, Ilmu Bukan Permata, atau
pada puisi yang ditulis di halaman 85,
113, 128, 139, 150, 221, dan halaman 259.
Kemudian pembaca
akan disuguhi larik-larik indah pada puisi yang mengangkat objek lain yang
beragam tentunya. Ada yang menampilkan orang yang kekurangan fisik (cacat tubuh), sahabat, petani, penyair/seniman, ayah,
pengais sampah, adik, dan juga suami. Bahkan ada yang menampilkan sosok
yang bergelar Al Amin yaitu Muhammad Rasululloh SAW dengan judul Muhammad, Teladanku. Secara umum para penyair muda ini sangat apik dalam permainan diksi dan rima.
Terlepas dari licentia poetika para
pemuisi secara umum berhasil menyampaikan pesan mendalam dan kuat dalam
penghayatan. Dilihat dari segi diksi, beberapa puisi ada yang terkesan sangat
sederhana tetapi mampu menyampaikan pesan. Namun tidak sedikit pula yang berhasil
menampilkan diksi yang kuat seperti karya-karya Denni Meillizon dan Refdinal
Muzan. Begitu pula dalam penggunaan rima. Ada yang lariknya sedikit dengan rima namun ada pula yang kuat dan sangat memperhatikan rima.
Secara
keseluruhan buku ini patut untuk diapresiasi dan dimiliki oleh para
pecinta sastra. Terlepas
dari sisi puisi, buku ini memiliki beberapa kekurangtelitian dalam
proses editing. Seperti dalam penulisan tahun terbit, yang seharusnya Januari
2013, di sana tertera Januari 2012. Lalu dalam Daftar isi di halaman 10 dalam
tulisan judul “Saat Keramaian Hadir Dalam Sunyi” terselip angka 0.03 sehingga tertulis
“Saat Keramaian Hadir 0.03 Dalam Sunyi”.
Tetapi hal itu dapat tertutupi dengan design kover yang menarik.
Mulai dari tulisan judul yang meggunakan huruf/font yang apik di atas warna kuning
keemasan. Sementara di sudut kiri bawah nampak bayangan seorang wanita berhijab sedang menatap sebuah bintang yang sedang jatuh di antara
kerlip bintang lainnya di hamparan langit yang berwarna hitam keungunan. Sungguh
fantastis!
Begitu
pula dalam penulisan “header” di atas karya puisi pada setiap lembarnya sudah pas
sehingga memudahkan pembacanya untuk mengetahui siapa penulis puisi tersebut.
Dan nama-nama serta biodata singkat dari para penulisnya yang diselipkan
diantara tiga karyanya sungguh menjadi hidangan memikat yang khas sehingga
tidak terkesan monoton.
Demikian resensi
buku ini, semoga bermanfaat dan dapat menjadi sebuah bahan pertimbangan dalam
mencari buku yang berkualitas. Semoga kejora itu selalu berpijar.
Cianjur, 21
Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar