SEKERAT PERSAHABATAN DALAM SECANGKIR
CINTA
Judul : KAFE SERABI
Kategori : Novel
Penulis : Ade Ubaidil
Penerbit : de TEENS
ISBN :
978-602-279-158-4
Tahun Terbit : Cetakan I, Agustus 2015
Jumlah Halaman : 188 halaman
Dimensi : 13 x
19 cm
Sebagai
makhluk sosial, setiap orang bisa dipastikan pernah memiliki sahabat dan
merasakan ikatan persahabatan. Bermula dari pertemanan biasa lalu disebabkan intensitas
pertemuan yang cukup sering kemudian mampu menimbulkan suatu ikatan kuat. Merasakan suka-duka bersama,
pahit-manis kebersamaan dalam menghadapi berbagai situasi bahkan tak jarang
memunculkan pertengkaran kecil, atau bahkan memunculkan benih-benih cinta dari
pesahabatan tersebut. Itulah sebagian warna dari pelangi persahabatan. Sebuah
masa yang dapat kita temukan dengan mudah di lingkungan tempat tinggal,
pesantren, organisasi, dan tentu saja masa-masa di bangku sekolah atau kampus.
Namun,
tak sedikit pula dari persahabatan erat itu berujung pada ikatan cinta. Benih-benih
suka yang tak disadari menyelinap di antara pertalian sahabat. Bermula dari
rasa kagum yang tak jarang pula memunculkan percikan api cinta.
Tema
inilah yang begitu kental dalam untaian kisah, kemudian diangkat menjadi sebuah
novel bertajuk “Kafe Serabi”. Sebuah fiksi dari ratusan bahkan mungkin ribuan karya
satra yang membidik para remaja namun tetap asyik dan menarik untuk disimak.
Sekalipun dibaca oleh yang telah lanjut usia atau siapapun yang pernah melewati
masa-masa indah dalam ikatan persahabatan di bangku sekolah/kampus.
***
Tersebutlah
Anggun Amaravati, seorang gadis bertubuh subur. Ia tak pernah ambil pusing
dengan posturnya yang berbeda di banding para gadis lainnya, terutama di
kampus. Sekalipun sering menjadi bahan bully
dan sasaran ejekan teman sekampusnya, Anggun tetap tegar dan tak memedulikan
mereka. Termasuk Nia, teman kuliahnya yang sok kecantikan dan sering menyakiti
Anggun.
Kecuekan
Anggun ditopang dan didukung dua sahabat kentalnya, Anton dan Mila. Semua yang
membuatnya menjadi kerdil mampu dihalau Anggun. Dan yang istimewa karakter
Anggun sangat kuat. Hal ini dibuktikan oleh penulisnya---Ade Ubaidil, bahwa
Anggun sosok gadis nyeleneh yang memiliki sahabat tidak cuma manusia, tetapi
juga sugar glider. Seekor hewan
nokturnal yang umumnya membuat para kaum hawa menjerit, Anggun malah
menjadikannya sebagai sahabat ke-tiga selain Anton dan Mila. Bukan hanya main,
makan dan tidur, bahkan saat mandi pun si binatang pemalas yang doyannya tidur
melulu itu, ikut-ikutan masuk ke kamar mandi.
Di
tengah kegalauannya mencari gebetan, saat
duduk di sebuah Kafe, secara tak sengaja Anggun bertemu dengan sosok lelaki
yang di matanya begitu sempurna. Tentu saja sesuai banget dengan kriterianya, Keanu Lazuardi. Lelaki blasteran itu
benar-benar membuat Anggun bertekuk lutut. Ia seolah-olah pangeran yang dikirim
Tuhan untuk menjadi pendamping hidupnya. Belakangan diketahui bahwa Ken---demikian
panggilan Keanu, hanya menjadikan Anggun sebagai pelarian cintanya yang tak
biasa. Hal ini memicu gadis yang memimpikan keindahan cinta itu hingga berubah
180 derajat. Cinta Anggun berbalik menjadi benci pada Ken.
Setelah
serentetan musibah dan kejadian yang menimpanya, selain kecelakaan dari motor,
hingga diketahuinya pria pujaan hatinya ternyata seorang gay, kondisi Anggun
semakin terpuruk. Ia banyak mengurung diri, menjauhi dua sahabatnya dan
mencurahkan segala isi hatinya melalui tulisan. Saat di kamar, Anggun hanya ditemani
sahabatnya, Tata, si sugar glider. Ia
menumpahkan seluruh perasannya dalam rangkaian tulisan yang kelak di akhir
certa berwujud menjadi buku. Hal yang mengantarkannya menjadi seorang penulis terkenal
atas lika-liku kisah persahabatan dan perjalanan cintanya. Lantas bagaimana
akhir kisah persahabatan Anggun, Anton dan Mila? Inilah sajian apik berupa sekerat persahabatan, dalam secangkir cinta. Segurih serabi, selegit coffe latte, meninggalkan kesan menggigit. Demikian racikan kata khas
gaya pengagum berat lagu-lagu Iwan Fals ini.
***
Kafe Serabi merupakan buku tunggal ke-dua karya mahasiswa Jurusan
Sistem Komputer Unsera-Banten yang sedang menyusun skripsi ini. Setelah buku
perdananya sukses lebih dahulu, berupa kumpulan cerpen bertajuk “Air Mata Sang Garuda”. Ade Ubaidil, pemuda
enerjik ini berhasil
mengangkat tema cinta dan persahabatan dengan apik dan menarik. Novel yang berisi 15 bagian ini
mampu mengajak pembacanya larut dalam setiap kisahnya dengan dibumbui koflik-konflik yang cukup logis. Pembaca ikut larut dalam manis, asin, pahit dan masamnya adegan
di tiap alurnya. Satu hal yang unik dalam
buku sajian penulis berkacamata
minus ini adalah penggunaan Bahasa Daerah Banten
(Bebasan Banten) dalam nama-nama bab. Mulai dari Sios (bab satu) hingga Limelas
(lima belas).
Persahabatan dan konflik cinta ibarat
bumbu wajib bagi kehidupan setiap remaja. Hingga terkadang dibutuhkan sedikit
keegoisan dalam menjalin sebuah hubungan. []
Cianjur, 10 Januari
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar