BERSEPEDA DI
HARI KEBANGKITAN
Oleh: Dedi
Saeful Anwar
Hari
ini sebenarnya bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Namun ‘tak satu pun acara di
televisi negeri ini yang menampilkan atau menayangkan acara yang berhubungan dengan
peringatan Hari Kebangkitan. Yang ada malah ramai berlomba-lomba menyoroti pencalonan
capres-cawapres dari dua pasangan yang sudah siap maju dalam pilpres 9 Juli
mendatang, Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta.
Namun
ada pula televisi yang sedang sibuk menayangkan siaran pencarian bakat. Acara yang
bisa dipastikan selalu berhasil menyedot barisan iklan. Seperti Indonesia Idol (RCTI) yang memasuki season ke delapan sejak 2006. Kemudian Dangdut Academy (Indosiar), KDI (MNCTV/dahulu
TPI), Indonesia’s Got Talent (SCTV).
Tulisan
kali ini pun sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kebangkitan bangsa, namun
bila dilihat lebih jauh lagi masih ada hubungannya dengan nilai-nilai sebuah
kebangkitan secara luas, khususnya dalam hal tumbuh kembang seorang anak.
Hari
ini adalah hari pertama kalinya aku melihat putriku begitu serius belajar
mengendarai sepeda roda tiga. Bukan berarti hari ini dia baru mengenal sepeda
itu, bahkan sepeda itu sudah dimilikinya sejak dia berumur satu tahun. Sebuah
benda yang merupakan hadiah ulang tahun pertamanya dari Nenek tercinta.
Sepeda
warna pink yang pada mulanya memiliki tutup di bagian atas kepalanya. Ditambah stang
belakang yang berfungsi sebagai pengendali dari arah belakang agar sepeda bisa
didorong dan dikendalikan bila penumpangnya balita/anak yang belum bisa
mengendarai sendiri.
Selasa
siang ini, kulihat putriku begitu bersemangat mengayuh sepedanya di lorong
lantai dua rumah kami. Lorong sempit yang menuju dua kamar memang cukup untuk
menjadi track dan di gunakan untuk
bolak-balik sepeda anak seumur putriku yang baru menginjak 3,7 tahun.
Mataku
benar-benar ngantuk namun harus rela terganggu rasa gatal di tangan kiri akibat
tersengat serangga pada Senin kemarin. Kepalaku berdenyut sakit, tapi putri-ku
merengek ingin ditunggui sekaligus disaksikan kepiawaiannya dalam mengayuh pedal
sepeda. Sesekali dia kesal karena sedikit kesulitan. Tenaganya belum terlalu kuat
dan lancar.
Hari
itu dia berhasil menyelesaikan beberapa putaran. Wajahnya nampak ceria walau
terlihat agak kecapaian. Aku baru sadar bahwa hari ini adalah hari Kebangkitan
Nasional. Semoga saja hari ini bisa menjadi momen istimewa bagi putri-ku, karena
dia berkali-kali jatuh untuk kemudian bangkit lagi. Hingga hari itu kayuhan
kakinya pada pedal semakin lancar. Semoga menjadi anak yang pantang menyerah.
Selasa, 20 Mei
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar