BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Minggu, 08 Juni 2014

[FTS] DISENGAT SERANGGA



DISENGAT SERANGGA
Oleh: Dedi Saeful Anwar

Setiap kita tentu tidak ada yang pernah tahu apa yang akan terjadi dan akan kita alami. Termasuk kecelakaan sekecil apapun walau kita sudah berhati-hati dan waspada, jika Allah SWT sudah berkehendak tentu tiada seorang pun yang bisa menghindar. 
Seperti yang kualami pada hari Senin pagi pada 19 Mei lalu. Pagi itu seperti biasa, saya berangkat menuju sekolah untuk mengajar. Jarak dari rumah ke sekolah -sebuah MTs yang berjarak + 7 km dari rumah - cukup  memakan waktu 30-45 menit di perjalanan karena kondisi jalan yang lebih banyak rusak parahnya.
Namun belum sampai setengah dari perjalanan, sebuah momen yang tak pernah terpikirkan dan terbayangkan tiba-tiba terjadi dengan cepat. Saat motor-ku melaju cukup kencang dan akan melewati sebuah tikungan tiba-tiba seekor serangga yang sukup besar, jatuh menempel tepat di kulit tangan kiri di antara jempol dan pergelangan. Dia langsung menancapkan gigtannya pada kulit tanganku yang bersarung tangan tebal warna coklat.
Sontak saja aku sangat kaget dan kesakitan. Reflek kukibaskan tangan kiri-ku. Sarung tangan pun terlepas dan terbawa angin ke belakang. Stang motorku sedikit oleng, karena rasa sakit dan panas di tangan kiri mulai terasa. Aku segera menepikan motor ke bahu jalan sebelah kiri. Nampak bekas gigitan searangga memerah dan tanganku langsung bengkak.
Aku meringis dan beberapa saat berusaha menghisap bagian tangan yang tergigit demi mengurangi rasa sakit. Berharap pula agar racun dari tanganku bisa terbuang dengan air liurku. Kumatikan mesin motor sambil mulut tetap berusaha menghisap luka di tangan, aku mengambil sarung  tangaku yang terbawa angin kira-kira sejauh 10 meter di belakang motor-ku.
Tapi bersyukur saat itu jalanan nampak sepi, tiada satu pun kendaraan baik roda dua atau empat berada di depan dan di belakangku. Jadi saat roda dua-ku oleng, aku dengan mudah menghentikan dan menepikan motor.
Beberapa menit kuhabiskan waktu, berusaha menghilangkan rasa sakitku. Namun sepertinya racun dari serangga itu berhasil membuat tanganku bengkak dan kemerahan. Rasanya gatal dan panas. Aku berusaha meneruskan perjalananku menuju sekolah sambil meringis dan sesekali berhenti untuk menghisap luka di tanganku.
Sesampainya di sekolah, aku tidak keburu mengikuti upacara pengibaran bendera karena waktu banyak terbuang di jalan. Sebelum memasuki ruang kelas 7A –seperti biasa jadwal perama hari Senin, aku sempatkan mencari obat di kotak P3K.
Ternyata hanya ada alkohol dalam sebuah botol plastik kecil. Kemudian  kukompres luka bengkak di tangan kiri itu menggunakan tisu. Beberapa saat tanganku yang awalnya terasa panas dan gatal, berangsur hilang. Bengkaknya pun menjadi kempis dengan cepat.
Walau bisa melanjutkan tugas, namun hari itu aku mengajar sedikit terganggu karena rasa gatal dan panas di tangan kembali terasa selama mengajar.
***
Sesampainya di rumah istriku memberikan salep anti bakar yang dahulu pernah kubeli dan kugunakan saat kulit leherku terbakar panas matahari ketika menjadi juri sebuah lomba senam.
Rasa panas di tangan kiri-ku sampai hari Rabu masih saja terasa. Baru pada hari ke-empat- Kamis, rasa panasnya sudah hilang namun gatalnya masih saja betah dan terasa.
Menginjak hari Sabtu, rasa panas dan gatal itu benar-benar hilang. Hanya bekas gigitannya yang menghitam masih nampak hinggga hari Minggu.
Kini, di hari Senin, tepat delapan hari setelah digigit serangga itu, semuanya telah kembali normal. Kalau Allah SWT sudah berkehendak, apa pun  bisa terjadi.
Senin, 19 Mei 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar