NASI
MEMANG BUKAN POCONG
Oleh:
Dedi Saeful Anwar
Sebelum
salat Jumat, sambil menyantap makan siang, putri-ku berbincang-bincang dengan
kakak laki-lakinya yang sampai saat ini masih sitophobia*).
“Ayah,
kenapa Kakak nggak makan nasi?” tanya putri-ku yang baru menginjak TK.
“Kakak
‘gak makan nasi karena dia takut sama nasi,” jawabku dari dapur sambil
menuangkan mie yang baru saja kurebus.
“Kok
takut sih sama nasi, nasi ‘kan bukan
pocong ya, Yah?” sergah putri-ku sekenanya. Dia berujar polos, sambil memasukan
nasi berkuah sayur sop ke mulutnya.
Dengan
mulut penuh mie goreng, kakak-nya cuma melirik padaku sambil menahan senyum. Aku
sedikit kaget dengan komentar putri kecil-ku, walau sambil menahan senyum juga.
Ketika
hendak pergi salat Jumat, kubisikkan pada telinga putra-ku dengan setengah
menggoda,”Kakak, kapan mau makan nasi? Kata si Adek juga, nasi ‘kan bukan
pocong.”
Dia
mendelik sambil mendahului laju jalanku. Ekspresinya tak acuh.
Cianjur,
20-5-14
*)Sitophobia=
Keadaan takut makan, takut pada
macam-macam makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar