APA
PEDULI DIA PADA HANYUT RINDU PEKATKU
Kakiku gontai di
antara deras air mengalir, di sela bahu jalan tidak rata. Bekas galian tanah
yang tidak dirapikan lagi petugas galian. Becek!
Tirai langit
semakin deras, tidak peduli dengan kecamuk dalam dada. Hari sudah gelap.
Apa peduli dia?
Kupesan menu
tersaji di resto itu, menghambur ke sudut balkon menghadap ke perempatan jalan.
Penuh cahaya kendaraan. Kurobohkan badan seraya menarik napas yang sedari tadi
seolah terhenti. Sesak.
Tak kuhiraukan
jaket dan badanku yang basah. Aku tak peduli.
Aku hanya peduli
dengan dinginnya sikap dia. Memang apa aku ini. Beraninya dia mempermainkan
pion-pion asmara di hadapanku. Beraninya dia.
“Apa tidak ada
cara lain, hah? Selain menguras dan mengaduk enigma ini. Bedebah!” apiku pada comberan mengaliri badan jalan. Puas dan terbahak lari.
Untung saja
batangan tembakau yang biasanya kujadikan pelampiasan kesalku sudah tidak lagi
bersahabat dengan jemari ini. Biasanya dia yang kujadikan korban amukan
kesalku. Kubakar, kuhisap berkali-kali
kemudian ku benamkan ke dalam lubang asbak!
Kini sasaranku
pada kepala sendok tak berdosa. Kubenamkan kepalanya, kuaduk-aduk mokacino
mengepul, mengasap, ditelan temaram
lampu jalan yang menatap marahku.
Harusnya suasana
itu asyik dan cozy tapi kali ini
teramat sumpek dan sempit. Sesumpek pikiranku dan sesempit pikirannya. Aroma Muffin
pisang, aroma kayu manis, tak lantas menggugah
saraf penciumanku. Hanya selintas kulirik sinis, lalu kulempar pandanganku pada
hempasan air mengalir. Terhanyut sudah rindu pekatku.
Apa pedulinya?
Ruang sepi, 2013
foto: https://www.google.com/search?q=RINDU&client=firefox-a&rls=org.mozilla:id:official&channel=np&biw=1024&bih=665&noj=1&tbm=isch&source=lnms&sa=X&ei=U39fU-iFA-mAiQexloC4CQ&ved=0CAgQ_AUoAQ#facrc=_&imgdii=_&imgrc=6s-cKonDYwSdIM%253A%3BumnwWZPqQD-Y5M%3Bhttp%253A%252F%252Fshacma.files.wordpress.com%252F2013%252F11%252Fpuisirindu.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fshacma.wordpress.com%252F2013%252F11%252F12%252Faku-rindu-padamu-ya-muhammad-saw%252F%3B400%3B287
Tidak ada komentar:
Posting Komentar