BERSAMA ADELYA
“Yah, kenapa langit gelap?” celoteh Adel.
“Ini sudah senja, Cantik,” kuraih dagu mungilnya.
“Kenapa hujan?”
“Karena bidadarinya lagi bersedih.”
“Kok, sedih Yah?”
“Karena senja segera pulang, tuh lihat, burung-burung pun
mau pulang.”
“Kemana burung itu pulangnya?”
“Ke sarangnya di ranting-ranting pohon. Di sana sedang
menunggu anak-anaknya.”
“Oh, sama kayak Ayah ya? Ayah ‘kan baru pulang, terus
disambut Adel,” suara Adel menggemaskan.
kulirik gadis mungil di samping kiriku, kutatap likat
lewat segara cinta.
Kulabuhkan sauh pelukku, mendaratkan sampam ciuman indah
di pantai keningnya,
Kuhantar senja di jendela bersama Adelya.
Tangan mungilnya melingkari pinggangku, “Ayah...!”
Kami menatap tarian kakikaki hujan di atas genting rumah
tetangga, berdenting.
suara Adzan bergema memecah hujan.
“Yuk, kita ambil air wudu, Nak!”
Adel menatapku
hangat.
4 Des 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar