JALAN SUDAH
TERBUKA, LANGKAH BARU SEGERA DIMULAI
(Catatan Hari
Ke-Empat Diklat Kecapi)
Oleh: Dedi
Saeful Anwar
Pada hari ke-empat atau hari terakhir
kegiatan Diklat “Metik Kacapi Mamaos”
2014 terjadi perpindahan tempat/lokasi pelatihan. Semula kegiatan berlangsung
di GOR Badak Putih, Kodim Cianjur selama tiga hari (Rabu-Jumat), namun pada
hari Sabtu 17 Mei 2014 kegiatn dialihkan ke Gedung Bale Pinanjung, Komplek Bale
Atikan Pasundan Cianjur. Hal ini disebabkan gedung semula (GOR Badak Putih)
akan digunakan untuk sebuah resepsi pernikahan.
Tetapi hal ini sama sekali tidak
mengganggu kegiatan. Hanya dari segi ruangan saja yang lebih sempit dibanding
dengan ruangan sebelumnya. Jadi jarak kursi antar peserta menjadi sedikit lebih
sempit.
Di hari terakhir ini merupakan sesi
ujian bagi seluruh peserta. Sebagaimana
umumnya, bahwa sebuah kegiatan ujian atau tes tentu menghadirkan atmosfir lain
dibandingkan dengan kegiatan latihan biasa.
Begitu juga dengan para peserta diklat.
Hari ke-empat ini merupakan babak penentuan bagi para peserta untuk menjalani
pelatihan yang akan diakhiri dengan sebuah ujian. Artinya setiap peserta akan
diuji dalam kemampuannya memainkan alat musik kecapi sesuai dengan arahan dan
pelatihan selama tiga hari sebelumnya.
Walaupun tetap ceria dan semangat namun
gambaran perasaan tegang nampak jelas di wajah tiap peserta, sekalipun bagi
yang sudah mahir sebelum mengikuti pelatihan ini. Di antara para peserta ternyata
memang ada beberapa yang sudah mahir karena mereka aktif di sanggar-sanggar seni
Mamaos.
Pada sisen pertama, jam 08.00 para
peserta semua berlatih memainkan kecapi sambil mengiringi beberapa tembang dan
kawih yang di dendangkan oleh Bpk. Yaya Suken Sujana, S.Pd. M.Si. Di antaranya Tugu Kacapi Suling, Cibodas, Ngayuh Hujan,
Tanah Sunda, dan kawih Bongan Bangkong. Berikut ini salah satu kawih ciptaan
Bapak Yaya Suken Sujana, Tugu Kacapi Suling.
TUGU
KACAPI SULING
Itu
tugu kacapi suling
Ngadeg
di lembur kuring
Lambang
budaya urang
Seni
tembang Cianjuran
Palias
kari tugunan
Hirup
hurip ku seuweu siwina
Hayu
urang diajar ngacapi nyuling
Ngolah
rasa masieup hariring
Hayu
urang dijar nembang
Ngolah
rasa ngahaleuang
Hayu
urang nitenan basa rumpaka
Pikeun
urang ngolah basa
Semua peserta nampak sudah lebih
terampil dibandingkan dengan tiga hari sebelumnya. Walaupun ada beberapa yang
masih kurang lancar, namun sesi pagi itu adalah kesempatan terakhir untuk
meningkatkan kemampuannya.
Selain Bpk. Yaya, salah seorang peserta
diklat juga nampak semangat untuk mendendangkan beberapa tembang dan kawih,
yaitu Bpk Gunadi yang akrab disapa Pak
Igun. Perwakilan dari SDN Hegarmanah itu salah satu peserta yang selalu membawa
suasana ceria dengan berbagai guyonan dan keberaniannya saat diminta untuk
meragakan tembang/kawih.
Semua peserta nampak semangat melakukan
latihan menjelang ujian hari itu. Sementara itu panitia sudah menyediakan lalawuh (makanan ringan) berupa ubi dan
kacang rebus serta minuman mineral. Selain itu para peserta disediakan Surat
Kabar “Radar Cianjur” yang merupakan
salah satu media cetak terbitan Cianjur. Koran edisi Sabtu 17 Mei 2014 ternyata
memuat kegiatan Diklat ini, dan mengambil satu halaman penuh pada halaman 16, dengan
berbagai gambar yang berwarna.
Di sela-sela latihan semua peserta
menikmati sajian makanan dan berita. Sesekali diiringi gelak tawa saat melihat
foto-foto diri mereka yang terpampang jelas.
Setelah istirahat dan salat Zuhur, tiba
waktunya bagi semua peserta mengikuti ujian yang sudah diagendakan. Semua
peserta harus meninggalkan ruangan dan panitia memanggil satu-persatu ke dalam
ruangan.
Setelah menghabiskan waktu hampir 4 jam
(jam 13.00-16.45) akhirnya semua peserta lega dan bersyukur, karena semua
dianyatakan lulus dan berhak menerima dua sertifikat sekaligus (sertifikat sebagai
tanda peserta dan sertifikat kelulusan).
“Kami harapkan kepada semua peserta
untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam memainkan kecapi, karena sebuah
keterampilan akan menjadi sia-sia jika tidak diasah terus,” demikian Bapak Yaya
Suken Sujana mengakhiri sambutannya sekaligus menutup kegiatan diklat secara
resmi.
Jalan sudah terbuka lebar, tinggal
bagaima langkah para seniman baru menghadapi tantangan yang baru dimulai. Nanjeurkeun seni budaya Sunda, dina raraga
metik kacapi.
Cag!
*)
Cianjur, 17 Mei 2014
*)Merawat
dan melestarikan seni budaya Sunda, dalam hal memainkan kecapi. Selesai!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar