BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Selasa, 20 Mei 2014

[ARTIKEL] JALAN SUDAH TERBUKA, LANGKAH BARU SEGERA DIMULAI






JALAN SUDAH TERBUKA, LANGKAH BARU SEGERA DIMULAI
(Catatan Hari Ke-Empat Diklat Kecapi)

Oleh: Dedi Saeful Anwar


Pada hari ke-empat atau hari terakhir kegiatan Diklat “Metik Kacapi Mamaos” 2014 terjadi perpindahan tempat/lokasi pelatihan. Semula kegiatan berlangsung di GOR Badak Putih, Kodim Cianjur selama tiga hari (Rabu-Jumat), namun pada hari Sabtu 17 Mei 2014 kegiatn dialihkan ke Gedung Bale Pinanjung, Komplek Bale Atikan Pasundan Cianjur. Hal ini disebabkan gedung semula (GOR Badak Putih) akan digunakan untuk sebuah resepsi pernikahan.
Tetapi hal ini sama sekali tidak mengganggu kegiatan. Hanya dari segi ruangan saja yang lebih sempit dibanding dengan ruangan sebelumnya. Jadi jarak kursi antar peserta menjadi sedikit lebih sempit.
Di hari terakhir ini merupakan sesi ujian bagi seluruh peserta.  Sebagaimana umumnya, bahwa sebuah kegiatan ujian atau tes tentu menghadirkan atmosfir lain dibandingkan dengan kegiatan latihan biasa.
Begitu juga dengan para peserta diklat. Hari ke-empat ini merupakan babak penentuan bagi para peserta untuk menjalani pelatihan yang akan diakhiri dengan sebuah ujian. Artinya setiap peserta akan diuji dalam kemampuannya memainkan alat musik kecapi sesuai dengan arahan dan pelatihan selama tiga hari sebelumnya.
Walaupun tetap ceria dan semangat namun gambaran perasaan tegang nampak jelas di wajah tiap peserta, sekalipun bagi yang sudah mahir sebelum mengikuti pelatihan ini. Di antara para peserta ternyata memang ada beberapa yang sudah mahir karena mereka aktif di sanggar-sanggar seni Mamaos.
Pada sisen pertama, jam 08.00 para peserta semua berlatih memainkan kecapi sambil mengiringi beberapa tembang dan kawih yang di dendangkan oleh Bpk. Yaya Suken Sujana, S.Pd. M.Si. Di antaranya Tugu Kacapi Suling, Cibodas, Ngayuh Hujan, Tanah Sunda, dan kawih Bongan Bangkong. Berikut ini salah satu kawih ciptaan Bapak Yaya Suken Sujana, Tugu Kacapi Suling.

TUGU KACAPI SULING

Itu  tugu kacapi suling
Ngadeg di lembur kuring
Lambang budaya urang
Seni tembang Cianjuran

Palias kari tugunan
Hirup hurip ku seuweu siwina
Hayu urang diajar ngacapi nyuling
Ngolah rasa masieup hariring
Hayu urang dijar nembang
Ngolah rasa ngahaleuang

Hayu urang nitenan basa rumpaka
Pikeun urang ngolah basa

Semua peserta nampak sudah lebih terampil dibandingkan dengan tiga hari sebelumnya. Walaupun ada beberapa yang masih kurang lancar, namun sesi pagi itu adalah kesempatan terakhir untuk meningkatkan kemampuannya.
Selain Bpk. Yaya, salah seorang peserta diklat juga nampak semangat untuk mendendangkan beberapa tembang dan kawih, yaitu Bpk  Gunadi yang akrab disapa Pak Igun. Perwakilan dari SDN Hegarmanah itu salah satu peserta yang selalu membawa suasana ceria dengan berbagai guyonan dan keberaniannya saat diminta untuk meragakan tembang/kawih.
Semua peserta nampak semangat melakukan latihan menjelang ujian hari itu. Sementara itu panitia sudah menyediakan lalawuh (makanan ringan) berupa ubi dan kacang rebus serta minuman mineral. Selain itu para peserta disediakan Surat Kabar “Radar Cianjur” yang merupakan salah satu media cetak terbitan Cianjur. Koran edisi Sabtu 17 Mei 2014 ternyata memuat kegiatan Diklat ini, dan mengambil satu halaman penuh pada halaman 16, dengan berbagai gambar yang berwarna.
Di sela-sela latihan semua peserta menikmati sajian makanan dan berita. Sesekali diiringi gelak tawa saat melihat foto-foto diri mereka yang terpampang jelas.
Setelah istirahat dan salat Zuhur, tiba waktunya bagi semua peserta mengikuti ujian yang sudah diagendakan. Semua peserta harus meninggalkan ruangan dan panitia memanggil satu-persatu ke dalam ruangan.
Setelah menghabiskan waktu hampir 4 jam (jam 13.00-16.45) akhirnya semua peserta lega dan bersyukur, karena semua dianyatakan lulus dan berhak menerima dua sertifikat sekaligus (sertifikat sebagai tanda peserta dan sertifikat kelulusan).
“Kami harapkan kepada semua peserta untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam memainkan kecapi, karena sebuah keterampilan akan menjadi sia-sia jika tidak diasah terus,” demikian Bapak Yaya Suken Sujana mengakhiri sambutannya sekaligus menutup kegiatan diklat secara resmi.
Jalan sudah terbuka lebar, tinggal bagaima langkah para seniman baru menghadapi tantangan yang baru dimulai. Nanjeurkeun seni budaya Sunda, dina raraga metik kacapi.
Cag! *)



Cianjur, 17 Mei 2014

*)Merawat dan melestarikan seni budaya Sunda, dalam hal memainkan kecapi. Selesai!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar