BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Selasa, 20 Mei 2014

[ARTIKEL] MENIKMATI KEMBALI PENGALAMAN SENSASIONAL






MENIKMATI KEMBALI PENGALAMAN SENSASIONAL
Catatan Karang Pamitran Tingkat Nasional 2013
(Jilid-2)

Minggu, 9 September 2013. Waktu menunjukkan puku 01.00 dini hari. Setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya rombongan/kontingen KPN Kwarcab Cianjur tiba di Cibubur, Sabtu tengah malam. Walau jarak Cianjur-Jakarta yang tidak begitu jauh, namun perjalanan menuju Ibu Kota sungguh bukan perkara mudah. Selain di tiap ruas selalu penuh dengan kendaraan alias macet, kami juga harus berhadapan dengan hujan yang sangat deras sejak keberangkatan dari pelataran parkir Kwarcab jam 4 sore hingga daerah Jonggol, Bogor. Sehingga jalan menjadi gelap dan sedikit berkabut.
Sebelumnya, kami sempat pula transit di sekitar Cikalong Kulon untuk menemui seorang dokter (Tim Kesehatan Kwarcab Cianjur), karena salah satu kelengkapan dalam persyaratan wajib bagi tiap peserta ada yang belum dikantongi, yaitu Keterangan Kesehatan dari Dokter. Setelah salat Magrib, barulah rombongan melanjutkan perjalanan hingga tiba di pintu gerbang Buperta Cibubur sekitar jan 23.30!
Ketua tim dari Pusdiklatcab Cianjur -Kak Agus Solihin, S.Pd- segera melakukan pendaftaran ulang. Dan kontingen kami mendapatkan tempat di SIM Kapling Kwarcab Cakrabaswara (C3.3.B1). Dan, setelah memastikan lokasi perkemahan untuk mendirikan tenda putri barulah rombongan mencari lokasi perkemahan untuk putra. Dan kami baru menemukan kavling untuk mendirikan tenda sekitar jam 00.30 pagi. Sementara itu udara Jakarta yang terasa sangat panas dan gerah mulai digeser desau dingin.
Hembusan angin mulai menyergap kulit dan pori-pori. Setelah selesai mendirikan tenda kemudian kami (saya dan dua rekan pembina putra lainnya serta seorang Mabi Kwarcab) merebahkan tubuh yang terasa kaku dan pegal. Selembar kain terpal cukup menjadi alas tidur untuk sekadar membatasi rumput gajah dan tubuh kami. Aku menatap hamparan bintang di langit nan luas yang menjadi atap. Sambil mengingat-ingat, entah kapan terakhir kalinya saya tidur di luar seperti itu..
Tak henti ucapan tasbih saat menikmati kembali pengalaman paling sensasional itu. Tak jauh dari tenda, nampak berdiri kokoh pepohonan. Akasia, nangka, melinjo dan ketapang tegak mematung menyambut kedatangan kami. Deru kendaraan dan pesawat di kejauhan terbawa oleh angin menjadi melodi pengantar tidurku di hari pertama.
Cianjur, 16 September 2013
Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar