BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Kamis, 26 Juni 2014

UPDATE JUDUL CERPEN DAN NAMA PESERTA LOMBA CIPTA CERPEN TINGKAT NASIONAL 2014




UPDATE JUDUL CERPEN DAN NAMA PESERTA
LOMBA CIPTA CERPEN TINGKAT NASIONAL 2014
Kamis, 26 Juni 2014, Pukul 15.00 WIB
DI GRUP FORUM AKTIF MENULIS (FAM) INDONESIA

1. Calon Sang Khalifah (Agus Santoso, Gresik)
2. Bersama Tubuh Emak yang Mati, Sulung dan Bungsu Berperang (Ken Hanggara, Surabaya)
3. BLT (Beni Purna Indarta, Kebumen-Jawa Tengah)
4. Republik Dormogati (Beni Purna Indarta, Kebumen-Jawa Tengah)
5. Bukan Pilihan (Novi Ageng Rizqy Amalia, Pacitan-Jawa Timur)
6. Catatan Kecil Mimpi Besar (Athiah Dwidanti Amida, Bogor-Jawa Barat)
7. Sandal Jepit Warna-Warni (Wildan Fuady, Bandung)
8. Indahnya Rukun dan Damai (Risang Bayu Citra Saptadi, Cimahi-Jawa Barat)
9. Khalifah Abbasiyah Abad 21 (Brillian Eka Wahyudi, Jakarta)
10. Garam Kehidupan (Rianingsih, Jakarta)
11. Indonesia Raya (Aprilia Dwi Istifarani, Palembang)
12. Pendidikan yang Menghawatirkan (Zuraini, ?)
13. Ciptakan Perdamaian Lewat Perbedaan (Zuraini, ?)
14. Keringat (Anria Marini, Babelan-Bekasi Utara)
15. Sekolah Impian Diko (Munika Duri, Blitar-Jawa Timur)
16. Di Manakah Merah Putih (Ryan P. Putra, Surabaya-Jawa Timur)
17. Indonesia Tercinta (Yuan Yunita, Bangka Tengah)
18. Murah Mart (Ken Hanggara, Surabaya)
19. Negeri Dongeng (Vety Nur Azizah, Banyuwangi-Jawa Timur)
20. Masuk SMK (Irfan Setiadi, Pemalang-Jawa Tengah)
21. Penyambung Lidah; Bukan Penghisap Darah (D.A Akhyar, Palembang-Sumatera Selatan)
22. Kedipan Mata Guruku; Menampung Uraian-Uraian Jawabku (D.A Akhyar, Palembang-Sumatera Selatan)
23. Pemimpin Dambaan Rakyat (Ervin Ayu Susanti, Sukoharjo-Jawa Tengah)
24. Hitam Putih Hidup Saritem (Maya Astuti, Cirebon-Jawa Barat)
25. Segenggam Cita-Citaku (Maulidina Sarwendra Putri, Cilegon-Banten)
26. Ketika yang Kecil Ikut Bicara (Rhma Pebrianti, Palembang-Sumatera Selatan)
27. Tentang Kedewasaan (Rhma Pebrianti, Palembang-Sumatera Selatan)
28. Nggak Punya Kesempatan (Syammas Pinasthika Syarbini, Bekasi Selatan)
29. Semangat Pendidik (Hermawan, Martapura-Kalimantan Selatan)
30. Aku Ingin Menjadi Presiden (Laras Wati, Blitar-Jawa Timur)
31. Wheleh (Ulum Minnafiah, Pati-Jawa Tengah)
32. Ampek Sen (Irzen Hawer, Padangpanjang-Sumatera Barat)
33. Ruh Reformasi Indonesia (Dzumrotul Hasanah, Malang-Jawa Timur)
34. Indahnya Persahabatan (Syarifudin, Yogyakarta)
35. Perjuangan yang Tak Sia-Sia (Muhammad Syamsul Khanif, Kendal-Jawa Tengah)
36. Presiden Pembawa Hujan (Muhajir, Aceh)
37. Membopong Impian (Mukhlis Saputra, Bumijaya)
38. Dempis Ingin Jadi Guru (Tutu Ernasari, Serang-Banten)
39. Percakapan Batin (Inung Setyami, Tarakan Timur-Kalimantan Utara)
40. Topeng Ireng (Inung Setyami, Tarakan Timur-Kalimantan Utara)
41. Cahaya di Balik Kegelapan (Rizki Fajar Sodiq, Tulungagung-Jawa Timur)
42. Menanti Wajah Baru Negeri (Rizki Fajar Sodiq, Tulungagung-Jawa Timur)
43. Cahaya Kota Kami (Iis Ernawati, Yogyakarta)
44. Harapan Itu Masih Ada (Arfandi, Makassar-Sulawesi Selatan)
45. Arah (Al Mahfud, Pati-Jawa Tengah)
46. Sesaat Sebelum Terjun dari Menara Sutet di Pinggir Sungai di Kotaku (Suheri, Lampung)
47. Sepeda Motor Pak Guru (Tesya Widya, Kota Solok)
48. Dari Tarjo untuk Bapak Presiden (Yenuri Wanto, Tulungagung-Jawa Timur)
49. Suasana Ramadhan di Bulan Sya’ban (Ade Teja Mukti B, Tasikmalaya-Jawa Barat)
50. Pemimpin Baru, Lembaran Baru (Yeni Kurniawati, Kediri-Jawa Timur)
51. Rahasia Lukisan Rifqah (Nurbing, Kepulauan Selayar)
52. Tuhan Telah Mati (Nurbing, Kepulauan Selayar)
53. Menoreh Asa (Hastira Soekardi, Cirebon-Jawa Barat)
54. Sebuah Harapan (Yahya Rian Hardiansyah, Jember-Jawa Timur)
55. Matahari Negeriku (Nur Laili Hidayati, Yogyakarta)
56. Bicara pada Diri Sendiri (Muchlis, Samarinda)
57. Mengajar di SMP Terbuka (Lilis Nurhalimah, Bandung-Jawa Barat)
58. Aku Tertabrak Cinta Kerja Rodi (Husnul Khotimah R, Makassar)
59. Kemiskinan Telah Menjadi Masalah Bersama (Aisyah Basandid, Kuningan-Jawa Barat)
60. Doa Salim untuk Keluarga (Dian Ayu Bindriati, Tulungagung-Jawa Timur)
61. Sepetak Tanah Makam Ayah (Fadhilatul Hasnah, Padang-Sumatera Barat)
62. Kupu-Kupu (Lina Latifah, Bandung-Jawa Barat)
63. Generasi 2020 (Lina Latifah, Bandung-Jawa Barat)
64. Jelang Pertandingan Si Gembul dan Si Ceking (Agus Santoso, Gresik)
65. Berapa Harga yang Kudapat, Tuhan? (Elok Setiowati, Surabaya)
66. Presiden Pilihan Rakyat (I Putu Purwata, Bali)
67. Televisi Tua (Eliza Aldani, Padanpariaman-Sumatera Barat)
68. Origami (Nafri Dwi Boy, Batanghari-Jambi)
69. Ketika Banjir (Laras Sekar Seruni, Tangerang Selatan)
70. Ketika Pemimpin Bertindak Adil (Uswatun Jayanah, Madiun-Jawa Timur)
71. Pemimpin yang Tak Pernah Makan (Tyssa Kurniaty, Pangandaran)
72. Setumpuk Sampah (Hidayah Nurila Pasha, Bojonegoro-Jawa Timur)
73. Jeritan Tangis Rakyat (Malisa Ladini, Semarang-Jawa Tengah)
74. Atas Nama Demokrasi (Yenuri Wanto, Tulungagung-Jawa Timur)
75. Ikrar Seorang Iffah (Indah RZ, Tasikmalaya)
76. Di Manakah Negeri Utopia? (Pipit Febriana, Lampung)
77. Kau Pemimpin Masa Depan (Rana Ida Sugatri, Cimahi-Jawa Barat)
78. Al-Qur’an Pemimpinku (Mella Kurnia Sari, Jakarta Selatan)
79. Bawal (Ikhsan Hasbi, Banda Aceh)
80. Bagaimana Masa Depanku? (Cindra May Ningrum, Ponorogo-Jawa Timur)
81. Singgasana Duniawi (Alfi Nur Saidah, Kediri-Jawa Timur)
82. Lelaki yang Usai Mengembara (Reddy Suzayzt, Yogyakarta)
83. Di Mana Harus Kuletakkan rasa Hormat Itu (Ratnani Latifah, Jepara-Jawa Tengah)
84. Kisah Pemenggal Kepala (Ubaidil Fithri, Banten-Jawa Barat)
85. Tanpa Syarat (Noorhidayah, Banjarmasin)
86. Berbeda Nasib (Sri Mawardani, Asahan-Sumatera Utara)
87. Pelangi Cinta (Sinta, Jakarta Utara)
88. Indonesia 2030 (Yudo Wirawan, Jakarta Timur)
89. Piala untuk Semua (Angga Brian Fernandi, Demak-Jawa Tengah)
90. Presidenku, Aku Tahu (Angga Brian Fernandi, Demak-Jawa Tengah)
91. Noval (Rosyida Marfuah, Malang-Jawa Timur)
92. Pemimpin Itu Seperti Apa, Ma? (Izza Ayunir R, Kendal-Jawa Tengah)
93. Bukan Pemimpin Boneka (Sri Mawardani, Asahan-Sumatera Utara)
94. Ku Gapai Bintang Hiingga ke Ujung Malam (Naila Syaftiri, Bekasi-Jawa Barat)
95. Menjadi Orang Besar (Sifa Nandani, Bandung-Jawa Barat)
96. Sebuah Harapan (Brain Agil Abdillah, Tulungagung-Jawa Timur)
97. Indonesia dalam Bus (Mohammad Firmansyah, Jombang-Jawa Timur)
98. Katemi Masuk TV (Weda S. Atmanegara, Yogyakarta)
99. Saat Kemaluanku Hilang (I Wayan Sumahardika, Denpasar-Bali)
100. Salah Siapa, Jika Ia Putus Sekolah (Nelvianti, Banten-Jawa Barat)
101. Presiden Impian (Ika Setyaningsih, Cilacap-Jawa Tengah)
102. Harapan Winah (Okti Dwi Hartatik, Tegal-Jawa Tengah)
103. Demonstran dan Pedagang Kacang Rebus (Randy Jullihar, Pasuruan-Jawa Timur)
104. Bagaikan Bumi dan Langit (Ratnani Latifah, Jepara-Jawa Tengah)
105. Hari Ini, Esok dan Seterusnya (A. Rizka Syamsul Bahri, Makassar)
106. (Mantan) Murid Minoritas (Rahayu Nur Hidayah, Gresik-Jawa Timur)
107. Jurang Pemisah (Putri Ayu Diah Lestari, Ciamis-Jawa Barat)
108. Inikah, Rumah (Farihatun Nafiah, Jombang-Jawa Timur)
109. Aku, Kamu dan Sebatang Pohon Ara (Sahanara, Jambi)
110. Cita-Cita Sarjana Muda untuk Indonesia (Lu’lu’ Olivia Ningrum Kusuma Dewi, Yogyakarta)
111. Mutiara yang Terabaikan (Tsalza Shabrina Ushfuriyah, Malang-Jawa Timur)
112. Saku Pak Tua (Risa Nurlatifah, Bandung-Jawa Barat)
113. Aku dan Para Bintang (Kukuh Septio Aji, Demak-Jawa Tengah)
114. Langit Merah di Surabaya (Merliana Ulin Nikmah, Surabaya-Jawa Timur)
115. Bendera Kuning (Merliana Ulin Nikmah, Surabaya-Jawa Timur)
116. Tidak Ada Anak yang Bodoh, Manda Sayang (Vety Alvionita Saputri, Pasuruan-Jawa Timur)
117. Pulang (Rini Nurul Hidayah, Jakarta Timur)
118. Sang Khalifah (Diyah Ayu Nur Halimah, Pati-Jawa Tengah)
119. Nayla dan Pisang Goreng (Bayu Sutikno, Ogan Ilir-Sumatera Selatan)
120. Coklat Putih Sepahit Kopi (Yen Norahma Yeni, Padang-Sumatera Barat)
121. Saat Memilih Menjadi Sebuah Kebutuhan (Yumailia Veronika, Padang-Sumatera Barat)
122. Tapung Tawar (Novaldi Herman, Pekanbaru-Riau)
123. Aku Juga Bisa Jadi Dokter (Siti Aminatu Zuhria, Jember-Jawa Timur)
124. Mutiara Terpendam (Surum Marfu’ah, Batam-Kepulauan Riau)
125. Akulah Wahyudi, Pemuda Kecil dengan Harapan Besar (M. Fitrah Alfian R.S, Tangerang)
126. Cahaya dalam Abu (Hany Windri Astuti, Semarang-Jawa Tengah)
127. Obatnya Adalah Kesejahteraan (Luqyana Dahlia, Sumedang-Jawa Barat)
128. Cita-Citaku Digulung Mimpi (Vionita Firdausy, Lumajang-Jawa Timur)
129. Aku Calon Pemimpin Berikutnya (Ayu Eka Putri, Pekanbaru-Riau)
130. Mayat dalam Lumbung (Siti Sofiyah, Semarang-Jawa Tengah)
131. Kepala dengan 10 Organ (Herti Gustina, Jambi)
132. Toga Si Anak Negeri (Herti Gustina, Jambi)
133. Pesawat Malaikat Jatuh (Renny Puteri Utami, Palembang)
134. Enigma Biru di Tanah Abu-Abu (Nur Muchamad, Kuningan-Jawa Barat)
135. 29 Mimpi dalam 2 Bait (Nur Muchamad, Kuningan-Jawa Barat)
136. Indonesia Mencari Pemimpin (Suharto, Depok-Jawa Barat)
137. Aku Ini Anak Gembala (Hilda Andar Sari, Semarang-Jawa Tengah)
138. Harapan Indonesiaku (Nurul Muchlisa, Makassar)
139. Seuntai Harapan untuk Bapak Presiden (Jamingatu Syarifah, Banjarnegara)
140. Orang Pilihan (Westu Kencana, Magelang-Jawa Tengah)
141. Pak Presiden, Abi Ingin Jadi Dokter! (Rizka Andarosita, Mojokerto-Jawa Timur)
142. Almamater (Tri Yani, Agam-Sumatera Barat)
143. Beda Neng Rukun (Janatin Meironah Arto, Brebes-Jawa Tengah)
144. Rajin Ganti Kurikulum (Imas Siti Liawati, Bandung-Jawa Bart)
145. Ke Mana Kucari Keadilan (Mia Cisadani, Semarang-Jawa Tengah)
146. Aku Ini Siapa? (Hany Windri Astuti, Semarang-Jawa Tengah)
147. Kerinduan Somad (Sri Rahayuningsih, Jakarta)
148. Imanku Lebih Mahal (Kusnan, Bojonegoro-Jawa Timur)
149. Besuk Aku “Tuan Muda” (Kuswanto, Jambi)
150. Pria Dekil Itu (Malisa Ladini, Semarang-Jawa Tengah)
151. Kami, Hanya Kaum Marginal (Rahmi Intan, Pasaman-Sumatera Barat)
152. Agama, Tak Menjadikan Orang Berselisih (Rahmi Intan, Pasaman-Sumatera Barat)
153. Mahmud Wijayanto - The Real Leader for Indonesia (Ardy Nugraha, Lampung)
154. Di Sini, Kami Saling Berpegang Tangan (Ardy Nugraha, Lampung)
155. Keluh Kesah Sang Guru Honor (Muhamad Pajri, Mataram-Nusa Tenggara Barat)
156. Dilema (Sri Ayu Aulia, Berandan-Sumatera Utara)
157. Pengetuk Hati (Intan Lestari, Cirebon-Jawa Barat)
158. Bukan Pilihan (Mawadhatul Asfah, Sleman-Yogyakarta)
159. Impian yang Menguap Bersama Senja (Dedi Saeful Anwar, Cianjur-Jawa Barat)
160. Surat Cinta Kala Menjelang Puasa (Watatun Solikhatun, Jakarta)
161. Pemimpin Negeri Sejuta Umat (M. Zainul Alim, Pasuruan-Jawa Timur)
162. Botol Parfum Papi (Hardyanti Ayu Amalya, Makassar)
163. Malaikat Kecil Itu, Alex (Dhara Nurani, Semarang-Jawa Tengah)
164. Rimah Hitam Pengubah Dunia (Riza Nusahak, Padang-Sumatera Barat)
165. Sekerat Harapan untuk Abid (Dinu Chan, Sleman-Yogyakarta)
166. Mana Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang Kupilih? (Ines Ratna Sari, Pati-Jawa Tengah)
167. Indonesia Membawa Masa Depan Lebih Cerah (Ahmad Sholahuddin, Bojonegoro-Jawa Timur)
168. Anugerah di Ujung Harapan (Apri Robingah, Kebumen-Jawa Tengah)
169. Kembali ke Dalam Dekap-Mu (Firzon Oktriadi, Kayuagung-Sumatera Selatan)
170. Sekolah Bungkus Tempe (Nurfitriani, Jember-Jawa Timur)
171. Menyongsong Mentari Esok Hari (Yudi Rahmat, Cilegon)
172. Alscy (Rihlatul Adni, Bandung)
173. Kembalikan Impian Kami Pak Presiden....!!!! (Dera Fauzia Fitriana, Surabaya)
174. Satu Impian Mengubah Lukisan Satu Negara (Eny Berty Ginting, Jatinegara-Jakarta Timur)
175. Selaksa Cinta Anak Negeri (Anna Ilham, Malang-Jawa Timur)
176. Sekolah Impian (Rajwa Naajiyah, Malang-Jawa Timur)
177. Dari Gelap kepada Cahaya (Istiqomah, Bangkalan-Madura)
178. Kambing Hitam (Cut Vivia Talitha, Bireuen)
179. Walau Berbeda, Cita-Cita Kita Tetap Satu
180. Tidak Berbeda (Ina Salamatul Mufaricha, Yogyakarta)
181. Laskar Tikus Pasar (Nisa Azizah, Kebumen-Jawa Tengah)
182. Merindukan Sosok Khalifah di Negeriku (Annisa Nuril Fajriyah, Gresik-Jawa Timur)
183. Buah Manis Perjuangan Hafidz (Lenni Ika Wahyudiasti, Surabaya-Jawa Timur)
184. Pemimpin Ideal Harapan Generasi Bangsa (Maya Sri Novita, Dumai Selatan)
185. Fajar Negeri Garuda (Nunik Tri Utami, Kebumen-Jawa Tengah)
186. Insya’ Allah (Atriza Binti Umar, Malaysia)
187. Si Anak Kecil Itu (Rinando H.M Lubis, Pematangsiantar)
188. Harapan untuk Ibu Pertwi (Ika Candra Destiyanti, Kuningan-Jawa Barat)
189. Rakyat Bermimpi (Mayleni Setiawati, Sukabumi-Jawa Barat)
190. Yang Miskin yang Kaya (Layli Putri Hasnah, Jakarta Selatan)
191. “J (Zaharanisaa Azka Khofiyya, Depok-Jawa Barat)
192. Sebaik-Baik Cara-Nya (Nurul Fauziah Asal, Pasuruan-Jawa Timur)
193. Presiden Impian Rakyat (Aisyah Amini, Tangerang)
194. Kapan Akan Seperti Itu? (Dewi Ari Rahmawati, Kebumen-Jawa Tengah)
195. Mereka Lebih Menderita (Fathurrahman, Amuntai Tengah)
196. Ramdhan untuk Semua (Fathurrahman, Amuntai Tengah)
197. Rumput-Rumput Liar (Dedi Saeful Anwar, Cianjur-Jawa Barat)
198. Negeri Api (K. Himawan Kunarto, Magetan-Jawa Timur)
199. Sepiring Nasi untuk Irul (Maryam Syarif, Bukittinggi-Sumatera Barat)
200. Sepenggal Harapan Chiko (Mulyono Ardiansyah, Medan)
201. Aku Ingin Jadi Presiden (Mulyono Ardiansyah, Medan)
202. Kisah yang Berakhir Bahagia (Siti Nurbanin, Tuban-Jawa Timur)
203. Perjalanan Humaliki (Hamdi Alfansuri, Pekanbaru-Riau)
204. Bagai Sang Waktu (Murni Katenni, Makasaar-Sulawesi Selatan)
Salam santun, salam karya.
FAM INDONESIA
www.famindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar