BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Senin, 02 Maret 2015

PENGUMUMAN 300 NOMINATOR dan 200 PUISI YANG DIBUKUKAN HASIL SAYEMBARA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL 2015 BERTEMA”AKU BANGGA JADI ORANG INDONESIA”


PENGUMUMAN 200 PUISI YANG DIBUKUKAN DARI SAYEMBARA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL 2015 BERTEMA ”AKU BANGGA JADI ORANG INDONESIA”

Ke-200 naskah ini menyisihkan nominator lainnya dari total naskah 1718 puisi yang masuk ke meja dewan juri “Tim FAM Indonesia”. Berikut nama peserta dan asal kota beserta judul puisi terpilih (nama diurutkan berdasarkan abjad A-Z).
1. A. Rosidi, Sumenep (Hikayat Sebuah Negeri)
2. A. Warits Rovi, Sumenep (Di Tengah-Tengah Pengantin Sepasang Benua)
3. Abdul Aziz Pane, Yogyakarta (Negeri Kita, Negeri Muara Harapan)
4. Abdurrahman Ahmad, Karang Anyar (Bukan Longsor Abadi)
5. Acet Asrival, Padang (Negeri dalam Mata)
6. Adammif Assobirin, Jepara (Dimana Kita Bisa Sambil Melihat Lintang Kemukus)
7. Ade Syaputra, Medan (Aku Bangga Jadi Orang Indonesia)
8. Ade Ubaidil, Cilegon (Kunang-Kunang P(e)ribumi)
9. Adi Prasatyo, Tangerang (Harapan)
10. Aditya Novitasari, Surabaya (Adalah Anak Indonesia)
11. Aditya Zulmi Rahmawan, Mojokerto (Indonesia Bagian dari Nyawaku)
12. Agung Setiawan, Banjarmasin (Dialektika Budi)
13. Agus Salim, Madura (Senandika Merah Putih 1)
14. Ahmad Ijazi, Pekanbaru (Pada Batas Tualang)
15. Ahmad Musabbih, Jakarta (Tembang Kampung)
16. Ajeng Mawaddah Puto, Gorontalo (Ini Budi)
17. Al-Fian Dippahatang, Makassar (Senandika)
18. Alfa Anisa, Blitar (Membaca Cuplikan De Javaan)
19. Ali Ridho, Surabaya (Negeri Indah dan Kaya)
20. Alias, Kendari (Mekar Menyatu)
21. Alvara Khyzu, Malaysia (Bukan dari Golongan Mereka)
22. Andi Jamaludin, Tanah Bumbu (Bah)
23. Angki Muttaqien, Yogyakarta (Kaya, Indonesia Raya)
24. Annisa Puspa Kirana, Bogor (Sungguh Aku Tak Malu Jadi Orang Indonesia)
25. Aqib Wisnu Priatmojo, Magelang (Soekarno 1930)
26. Arif Budiman, Sleman (Syalala Orkestra Indonesia)
27. Bahiyatul Musfaidah, Ciputat (Senja di Pantai Indonesia)
28. Beben T, Palembang (Asa dalam Bangsa)
29. Budi Setiawan, Temanggung (Seperti Adam yang Lahir di Negeri Ini, Indonesia)
30. Cempaka Lestari Arif, Depok (Negeri Ramu Jamu, Berbangga Karena Keindahan)
31. D.A Akhyar, Banyuasin (Semua Ada di Negeriku)
32. Dedi Saeful Anwar, Cianjur (Zikir Negeri Dua Per Tiga Air)
33. Deny Pangga, Lubuklinggau (Sejuta Hikayat)
34. Dewi Anggun Pratiwi, Cirebon (Kaum Macan Asia)
35. Doni Prasetyo, Semarang (Dibumbung ke Udara)
36. Drajat Adi Cahyono, Salatiga (Aku Bangga Menjadi Orang Indonesia)
37. Eni Puspita Sari, Palembang (Senandung Khatulistiwa)
38. Era Sofiyah, ? (Karena Namaku Bukan Malin Kundang, Mak)
39. Ervina Puspita Sari, Kebumen (Salmon)
40. Euis Sandri Meilawati, Bandung (Indonesia Surga Dunia)
41. Eva Nur Aprillail, Tangerang (Bangga Jadi Orang indonesia)
42. Eva Juli Kartina Panjaitan, Labuhan Batu (Tanah Pusaka)
43. Evelyn N, Surabaya (Jangan Terkoyak, Bangsaku)
44. Fabia Yolana Jeni, Lampung (Kaulah Negeri Atlantis)
45. Faidi Rizal Alief, Sumenep (Sebuah Negeri Bernama Indonesia Raya)
46. Fajrus Shiddiq, Malang (Wajah-Wajah Negeri di Pemukiman)
47. Fania Handiyani S, Surabaya (Aku Panggil Kau Negeri Surga, Indonesia)
48. Faradiba Desy Aulia, Semarang (Asam Manis Indonesia)
49. Farihatun Nafiah, Jombang (Seribu Warna pada Tanah Beta)
50. Faruk Abdurrahman, Jakarta (Indonesia Sampai Mati)
51. Fatah Abdul Wahab, Jakarta (Hanya di Indonesia)
52. Febry Salsinha, Yogyakarta (Rahim Pertiwi)
53. Fina Lanahdiana, Kendal (Melukis Perihal Ikhtisar)
54. Firda Rastia, Banten (Kelabu)
55. Fita Setiyawan, Mojokerto (Pada Negeri Sanskerta)
56. Fitri Wijaya, Padang (Sajak Seorang Petani)
57. Grace Sianturi, Jakarta (Si Gale-Gale)
58. Guy Le Fleur, Bengkalis (Rindu dalam Selimut Khatulistiwa)
59. Henydria Dwi Adiningtyas, Sidoarjo (Gadis Kecil Simpang Siur)
60. Herdian Armandhani, Denpasar (Negeri Warisan)
61. Herdiansyah Amran, Maroko (Kisah Negeri Bertuah di Negeri Senja)
62. Hermawan, Martapura (Apakah Ini Indonesia)
63. Heru Patria, Blitar (Lagu Kita Masih Sama)
64. Herwit Daya Tani, Jakarta (Wasiat Kepada Putri Seorang Pejuang)
65. Hilman Mulya Nugraha, Bandung (Tak Menyerah untuk Bangsa)
66. Hisam Rosidin, Surakarta (Pengabdian Diri)
67. Hotmazmuloh, Sibolga (Segumpal Tanah Surga)
68. Husna Qurrota Ayunina, Surakarta (Merdeka)
69. Ibe S. Palogai, Makassar (Negara yang Televisi)
70. Ichwanussofa, Mataram (Makrifat Sang Saka)
71. Iin Muawanah, Pasuruan (Menyulam Wajah Garuda)
72. Imam Solikhi, Ponorogo (Seorang Bapak yang Mengajari Anaknya )
73. Inasshabihah, Tangerang (Buddy, Ini Indonesia)
74. Intan Puspita Dewi, Jakarta (Jiwa-Jiwa Penuh Rahmat)
75. Irfan Adman Deppaindo, Mamuju (Indonesiaku Tersenyum)
76. Irfan Fauzi, Tegal (Ayat-Ayat Negeriku)
77. Irfan Firman, Bandung (Aku Bangga Menjadi Orang Indonesia 1)
78. Istiqomah Sari Kumarawati, Yogyakarta (Namaku Indonesia)
79. Ivone Prayogo, Jakarta (Dari dalam Selimut Ruang Bawah Tanah)
80. Iyaii Syafrie, Deli Serdang (Aku Bangga Jadi Orang Indonesia)
81. Jaka Dwi Cahyo, Kerinci (Pelangi Pertiwi)
82. Joni Iskandar, Bogor (Banggaku dalam Indonesia)
83. Kaletus Marselinus, Lembata (Kita Tercabik Karena Keakuan)
84. Kamil Dayasawa, Yogyakarta (Hikayat Pohon)
85. Kazuhana El Ratna Mida, Jepara (Rasa Bangga)
86. Ken Hanggara, Surabaya (Kembali Indonesia)
87. Khodijah, Tangerang (Aku Cinta Produk Indonesia)
88. Kinanthi Anggraini, Garut (Perihal Runcingnya Kebanggaan pada Sebilah Tombak Kesatuan)
89. Komang Sora Riyanti, Ciamis (Lantunan Sunyi)
90. Kukuh Septio Aji, Kudus (Pukul 06.09 WIB)
91. Lasinta Ari Nendra Wibawa, Garut (Kepada Negeri yang Menawarkan Segala Kemungkinan)
92. Lia Zaenab Zee, Makassar (Kisah Degup Tersetia)
93. Lina Latifah, Bandung (Keajaiban di Negeri Biji)
94. Luqyana Dahlia, Cirebon (Negeri Merdeka, Kataku)
95. M. Ikhsan, Medan (Doa untuknya)
96. M. Nadhirin, Riau (Kalian yang Bertanya)
97. M. Rinci Taqwa, Blitar (Benih Indonesia)
98. M. Syamsul Khanif, Kendal (Kukibarkan Merah Putih di Puncak Merbabu)
99. M. Zaini, Martapura (Anak Pernikahan Pulau)
100. Manusia Perahu Sudianto, Sumenep (Alegori Marbot Masjid)
101. Mar’atul Fitriyah Annahwiyah, Madura (Teduh di Ibu Pertiwi)
102. Margono, Klaten (Khasanah Maha Karya)
103. Marlina, Jakarta (Negeriku Jiwaku)
104. Maulana Ihsan, Pasaman (Cerita, Harapan, Keindahan, Kebahagiaan, Kesedihan)
105. Maulana Ihsan Ghiffari Julistyan, Probolinggo (Sajak Secangkir Teh)
106. Maulida Ramadhai Khairunnisa, Bekasi (Indonesia Hidup Abadi)
107. Mawardah, Medan (Tanah Ini Punya Sejarah)
108. Mega Leoni Pane, Medan (Kudengar dan Kulihat Sebuah Rumah)
109. Megawati Nasehatul Aminati, Ponorogo (Coba Kulihat)
110. Mei Putra Daya, Gunungsitoli (Aku dan Bangsaku)
111. Meidy Ayu, Depok (Gebyar-Gebyar)
112. Melia Roza, Pasaman (Bangga dalam Cerita)
113. Moh. Gufron Cholid, Madura (Anugerah yang Tak Pernah Tuntas Kau Gali)
114. Moh. Miftahul Ainin Najib, Jember (Ladang Suburmu Malah Kau Tinggalkan)
115. Moh. Wahyu Syafi’ul, Lamongan (Semua Meniru Indonesia)
116. Miftahul Jannah, Depok (Takkan Kujual Cinta)
117. Mohammad Saifullah, Kediri (Cahaya Khatulistiwa)
118. Muchammad Miftachul Ulum, Jombang (Cinta di Balik Selimut)
119. Muhamad Mursyid Ashari, Klaten (Doa untuk Ibu)
120. Muhammad Rian Azzam Fakrullah, Sukabumi (Aku Ingin Menulis Sajak dengan Namamu)
121. Muhammad Shodiq, Banyuwangi (Aku Cinta Indonesia)
122. Musyfiq, Sumenep (Di Penghujung Tahun yang Menua)
123. Nada Indra Puspitasari, Bekasi (Belum Kuberi Judul Karena Bingung)
124. Nadya Ahda, Cilacap (Saya Pelancong Indonesia)
125. Nengah Okta Yuliani, Lampung (Senandung Senja untuk Indonesia)
126. Nia Rizqih, Bogor (Aku dan Mereka di Indonesia)
127. Nisa Nurjannah, Bandung (Tanah Air Beta)
128. Nissa Ershanti, Yogyakarta (Gelandangan di Negeri Sendiri)
129. Nopitri Wahyuni, Lampung (Renaisans Kedua)
130. Nova, Payakumbuh (Aku Mencintai Ketidak Sempurnaanmu)
131. Novita Sari Manurung, Medan (Kota Seribu Wajah)
132. Nur Salam, Sumenep (Sajak Seorang Ibu)
133. Nurfah Maulia Simatupang, Tangerang (Hidup dan Mati untuk Bumi Pertiwi)
134. Nurifa, Padang (Sedikit Ulasan Tentang Negeriku)
135. Nurlaila Novliza, Lampung (Indonesia In Love)
136. Nursita Afifah, Kediri (Kopi Bukan Mimpi)
137. Nurul Firdiani, Yogyakarta (Aku Hanya Rakyat Biasa)
138. Obi Samhudi, Pontianak (Memoar Anak Manusia)
139. Odi Yanuwar, Indramayu (Terima Kasih Pertiwi)
140. Prihatin Suryaningtyas, Surakarta (Bukan Indonesia)
141. Pusvita Defi, Medan (Suara Rakyat)
142. Putri Narita Pangestuti, Sidoarjo (Mentari di Kandungku)
143. Qonita Hafizhah, Bogor (Semburat Cinta Veteran)
144. Qurrota A’yun, Yogyakarta (Cinta dalam Cepuk)
145. R. Indra Gunawan, Surabaya (Bangga Negeriku)
146. Rahmat Iman J.E, Malang (Durhaka Anak Negeri pada Ibu Pertiwi)
147. Rahmi Intan Jeyhan, Padangpanjang (Selimut)
148. Ratna Ning, Subang (Asa Kota Cinta)
149. Renny Putri Utami, Palembang (Antikuari)
150. Rezqie Muhammad Al Fajar Atmanegara, Banjarmasin (Anak-Anak Pulau, Orang Tua Nusantara)
151. Rian Gunawan, Tangerang (Tanah Airku)
152. Rinaldi Ikhsan Nasrulloh, Depok (Negeri Timur Jauh)
153. Rio Rinaldi, Padang (Memoar Sang Pengobar)
154. Rita Deswita, Padang (Bukan Negeri Dongeng)
155. Rita Sari, Padang (Aku Bangga Jadi Orang Indonesia)
156. Riyon Fidwar, Padang (Sajak Anak-Anak Indonesia)
157. Riska Awalia Lestari, Bulukumba (Rumahku, Indonesia)
158. Rizka Lalili Komariyah, Surabaya (Namanya Indonesia)
159. Rizkan, Padang (Cinta Indonesia yang Kekal)
160. Riski Angraeni, Surabaya (Bumiku Indonesia)
161. Rizki Febrian Aldriansyah, Bandung (Kami Rakyat Indonesia)
162. Roland Nooh, Manado (Indonesia yang Terbaik)
163. Rony Ucok Cahyadi, Bekasi (Negeri Tanpa Dongeng)
164. Rosmalia Nur Hidayati, Purworejo (Merah Putih Indonesia)
165. Rudi Hermawandi, Bandung (Aku adalah Dirimu Oh Indonesiaku)
166. Rudy Syalam, Turki (Bisikan Anak Nusantara)
167. Sahanara, Jambi (Serenada Pinisi di Tepian Losari)
168. Salma Fauziah A.S, Depok (Selembar Balasan)
169. Samuel Manurung, Medan (Tanah Air Kita Indonesia Teguh)
170. Sintha Harity, Cirebon (Lagu Si Tina)
171. Siska Wulandari, Padang (Pesan Leluhur Kami)
172. Siti Atitah, Magelang (Salam Hangat)
173. Siti Cholifah, Sidoarjo (Daun)
174. Siti Kholifah, Gresik (Ujung Pelosok Negeriku Indonesia)
175. Siti Sarah, Karawang (Surat Cinta untuk Pertiwi)
176. Siti Zakiyatul Khamidah, Brebes (Yang Ku Bangun di Gelap Bayangmu)
177. Sri Surani, Surakarta (Buktiku)
178. Suci Rizka Welza Putri, Padang (Cerita Sore Indonesia)
179. Sugeng Cahyadi, Purworejo (Fatwa Mulut Dunia)
180. Suhindro Wibisono, ? (Telanjangi Dewan Penipu Rakyat)
181. Syifa Diatmika, Batang (Catatan Indonesia)
182. Syafina Amorita Candini, Palembang (Tanah yang Kutolak Lupa)
183. Syarifullah, Sumenep (Kabar dari Pesisir: Doa Pelaut di Bulan Purnama)
184. Tri Adnan, Agam (Perjalanan)
185. Tri Hanita, Yogyakarta (Bunga Bangsa)
186. Tyas Mekar Sari, Sidoarjo (Rindu Indonesia)
187. Ully Krismanti, Sukoharjo (Anak Sungai)
188. Vingki Hardiyanti, Tangerang (Langit Indonesia)
189. Wenti Liana, Ogan Ilir (Cinta Beta)
190. Wiekerna Malibra, Bekasi (Mengenang Negeri Seribu Pelangi)
191. Winda Efanur FS, Yogyakarta (Sabda Sepatu Berlubang)
192. Wiwin SA, Kediri (Senyum Pertiwi)
193. Yudi Muchtar, Riau (Ceritera Merah Putih)
194. Yudi Rahmat, Cilegon (Indonesia Negeriku)
195. Yudik Wergiyanto, Situbondo (Negeri Senja)
196. Yuni Suryani, Bandung (Bilik Bambu Indonesiaku)
197. Yulia Erfiriza, Payakumbuh (Renungan Ibu)
198. Yuniske Prastika, Gorontalo (Mereka yang Terlupa)
199. Zahratun Nisa, Tabalong (Indonesiaku)
200. Zammil Hamzah, Sumenep (Orang Indonesia)
SELAMAT KEPADA 200 PESERTA YANG KARYANYA DIBUKUKAN 

Sumber terkait:
https://www.facebook.com/groups/forumaishiterumenulis/permalink/888261937890619/


=================================================================


PENGUMUMAN 300 NOMINATOR SAYEMBARA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL 2015 BERTEMA”AKU BANGGA JADI ORANG INDONESIA”


FAM Indonesia mengumumkan 300 Nominator dari total 1718 (seribu tujuh ratus delapan belas) naskah yang masuk ke email FAM Indonesia. Tim juri bekerja keras menyeleksi puisi-puisi terbaik yang berpeluang menang.
Berikut nama-nama peserta dan judul puisi yang masuk di tahapan 300 Nominator:

1. A. Rosidi, Sumenep (Hikayat Sebuah Negeri)
2. A. Warits Rovi, Sumenep (Di Tengah-Tengah Pengantin Sepasang Benua)
3. Abdul Aziz Pane, Yogyakarta (Negeri Kita, Negeri Muara Harapan)
4. Abdurrahman Ahmad, Karang Anyar (Bukan Longsor Abadi)
5. Acet Asrival, Padang (Negeri dalam Mata)
6. Adammif Assobirin, Jepara (Dimana Kita Bisa Sambil Melihat Lintang Kemukus)
7. Ade Syaputra, Medan (Aku Bangga Jadi Orang Indonesia)
8. Ade Ubaidil, Cilegon (Kunang-Kunang P(e)ribumi)
9. Adi Prasatyo, Tangerang (Batang Terakhir)
10. Adi Prasatyo, Tangerang (Harapan)
11. Aditya Novitasari, Surabaya (Adalah Anak Indonesia)
12. Aditya Zulmi Rahmawan, Mojokerto (Indonesia Bagian dari Nyawaku)
13. Aditya Zulmi Rahmawan, Mojokerto (Indonesia Sejati, Tak Ada Keraguan Padanya)
14. Agung Setiawan, Banjarmasin (Dialektika Budi)
15. Agus Salim, Madura (Senandika Merah Putih 1)
16. Agus Salim, Madura (Senandika Merah Putih 2)
17. Agus Widodo, Semarang (Generasi Setengah Bangga)
18. Agusrini Khairunnida, Martapura (Negeri Seribu Sesuatu)
19. Ahmad Ijazi H, Pekanbaru (Pada Batas Tualang)
20. Ahmad Musabbih, Jakarta (Lagu Sebatang Tebu)
21. Ahmad Musabbih, Jakarta (Tembang Kampung
22. Ahmad Sanusi, Sumenep (Kembalikan Tanahku)
23. Ai Yti Kartikawati, Sumedang (Masih Ada Anak Negeri Bersamamu)
24. Ainasofi Nastiti, Semarang (Aku Bangga Menjadi Orang Indonesia)
25. Ainul Fitriyah, Lamongan (Energi, Syurganya Indonesia)
26. Ainun Mawa’dah Noor, Hulu Sungai (Heroin Dangdut)
27. Aisyah Nur S, Sukoharjo (Seperti Karang)
28. Ajeng Mawaddah Puto, Gorontalo (Ini Budi)
29. Akadhita RD, Yogyakarta (Rumah)
30. Al-Fian Dippahatang, Makassar (Peta)
31. Al-Fian Dippahatang, Makassar (Senandika)
32. Alda Winona Zahra, Semarang (Ini Indonesia, Kawan)
33. Alfa Anisa, Blitar (Membaca Cuplikan De Javaan)
34. Ali Ridho, Surabaya (Negeri Indah dan Kaya)
35. Alias, Kendari (Mekar Menyatu)
36. Alvara Khyzu, Malaysia (Bukan dari Golongan Mereka)
37. Alvia Anggreini Setyaningrum, Lumajang (Jaya Zamrudku)
38. Amanda Tiara Averousi, Surabaya (Rumput Tetangga)
39. Amir Rifani, Pontianak (Biarlah Aku Tak Dianggap)
40. Andi Alifia Fara Dhiba, Makassar (Sipakatau Sipakainge Sipakalebbi)
41. Andi Jamaludin, Tanah Bumbu (Bah)
42. Angki Muttaqien, Yogyakarta (Kaya, Indonesia Raya)
43. Anisa Rahma, Pekanbaru (Surga Dunia Pembeda Kasta)
44. Annisa Puspa Kirana, Bogor (Sungguh Aku Tak Malu Jadi Orang Indonesia)
45. Anita Putri Pratama, Sumedang (Buka Mata, Buka Hati)
46. Anwarsyah, Bukittinggi (Satu Menjadi Kehidupan)
47. April Hamaro, Watampone (Kita)
48. Aqib Wisnu Priatmojo, Magelang (Soekarno 1930)
49. Arif Budiman, Sleman (Syalala Orkestra Indonesia)
50. Arif Widiatmoko, Sidoarjo (Negaraku adalah Poros Maritim Dunia yang Melegenda)
51. Arifatul Bahirah, Tangerang (Indonesia Tuan)
52. Asmara Dewo, Bukittinggi (Bocah Bertelanjang Dada)
53. Atep Taupik, Bandung (Buka Mata, Lihat Indonesia)
54. Azmiati Lathifah, Bantul (Merah Putih)
55. Bagus Alif Firmansyah, Gresik (Oepoli, di Suatu Sore)
56. Bagus Alif Firmansyah, Gresik (Script Tanpa Petik)
57. Bahiyatul Musfaidah, Ciputat (Senja di Pantai Indonesia)
58. Beben T, Palembang (Asa dalam Bangsa)
59. Bennedicta Vania Tandiono, Bengkulu (Bangsa yang Besar)
60. Beni Purna Indarta, Kebumen (Bumi Cinta)
61. Beni Purna Indarta, Kebumen (Cinta Platonik untuk Indonesia)
62. Beta Jati Rahayu, Sleman (Lihat, Pandanglah, Keindahan Kemesraan)
63. Bilqis Fitria Salsabiela, Cirebon (Hidup di Indonesia)
64. Bintang Annisa Bagustari, Padang (Aku, Mereka, Indonesia)
65. Budi Setiawan, Temanggung (Seperti Adam yang Lahir di Negeri Ini, Indonesia)
66. Budianto Sutrisno, Jakarta (Kau Tetap Indonesiaku)
67. Cahyo Prayogo, Jakarta (Kita Indonesia)
68. Cempaka Lestari Arif, Depok (Negeri Ramu Jamu, Berbangga Karena Keindahan)
69. Chania Widya, Malang (Inilah Negeriku)
70. D.A Akhyar, Banyuasin (Berdiri di Negeri Berjuta Warisan)
71. D.A Akhyar, Banyuasin (Semua Ada di Negeriku)
72. Daden Arga Bisma Ginanjar, Cianjur (Pemilik Jusedbu)
73. Dani Candra Dinata, Lampung (Indonesia dalam Dekap Kami, Pemuda)
74. Daniel Kalunung Dwi Susanto, Banjarbaru (Tak Ada Salahnya Jadi Orang Indonesia)
75. Dedi Saeful Anwar, Cianjur (Zikir Negeri Dua Per Tiga Air)
76. Deian Muhammad, Kuningan (Langkah Negeri)
77. Deny Pangga, Lubuklinggau (Sejuta Hikayat)
78. Dessy Riska Watiningsih, Boyolali (Negeri Seribu Bayangan)
79. Desty D. Rahayu, Bandung (Indonesia Menantikanmu)
80. Devan Nolin, Lampung (5 Menit 35 Detik)
81. Devi Rahayu Agustin, Kebumen (Harapan Sang Renta)
82. Devy Diany, Padang (Sebatang Kapur Putih)
83. Dewi Anggun Pratiwi, Cirebon (Kaum Macan Asia)
84. Dewi Rosaria Indah, Malang (Menapaki Jejak Negeriku)
85. Doni Alfajri, Agam (Pelangi Indonesiaku)
86. Doni Prasetyo, Semarang (Dibumbung ke Udara)
87. Drajat Adi Cahyono, Salatiga (Aku Bangga Menjadi Orang Indonesia)
88. Eko Wiyanto, Surakarta (Negeri Kita)
89. Elia Awaliyah, Brebes (Menggantung Mimpi di Langit Khatulistiwa)
90. Ema Mahdiyah, Pandeglang (Air Mata Air, Indonesiaku)
91. Eni Puspita Sari, Palembang (Senandung Khatulistiwa)
92. Era Sofiyah, ? (Karena Namaku Bukan Malin Kundang, Mak)
93. Erna Susilowati, Kudus (Negeri Kita Ladang Amal Kita)
94. Ervina Puspita Sari, Kebumen (Salmon)
95. Euis Sandri Meilawati, Bandung (Indonesia Surga Dunia)
96. Eva Nur Aprillail, Tangerang (Bangga Jadi Orang indonesia)
97. Eva Juli Kartina Panjaitan, Labuhan Batu (Tanah Pusaka)
98. Evelyn N, Surabaya (Jangan Terkoyak, Bangsaku)
99. Exciyona Adistika, Bukittinggi (Suara Hati untuk Negeriku)
100. Fabia Yolana Jeni, Lampung (Kaulah Negeri Atlantis)
101. Faidi Rizal Alief, Sumenep (Denyut Kenangan)
102. Faidi Rizal Alief, Sumenep (Sebuah Negeri Bernama Indonesia Raya)
103. Fajrus Shiddiq, Malang (Aku Begitu Sumringah)
104. Fajrus Shiddiq, Malang (Wajah-Wajah Negeri di Pemukiman)
105. Fania Handiyani S, Surabaya (Aku dengan Sajak Tentangmu)
106. Fania Handiyani S, Surabaya (Aku Panggil Kau Negeri Surga, Indonesia)
107. Faradiba Desy Aulia, Semarang (Asam Manis Indonesia)
108. Farihatun Nafiah, Jombang (Seribu Warna pada Tanah Beta)
109. Faruk Abdurrahman, Jakarta (Indonesia Sampai Mati)
110. Fatah Abdul Wahab, Jakarta (Hanya di Indonesia)
111. Febry Salsinha, Yogyakarta (Rahim Pertiwi)
112. Fina Lanahdiana, Kendal (Melukis Perihal Ikhtisar)
113. Firda Rastia, Banten (Kelabu)
114. Fita Setiyawan, Mojokerto (Pada Negeri Sanskerta)
115. Fitri Wijaya, Padang (Sajak Seorang Petani)
116. Grace Sianturi, Jakarta (Si Gale-Gale)
117. Guy Le Fleur, Bengkalis (Rindu dalam Selimut Khatulistiwa)
118. Henydria Dwi Adiningtyas, Sidoarjo (Gadis Kecil Simpang Siur)
119. Herdian Armandhani, Denpasar (Negeri Warisan)
120. Herdiansyah Amran, Maroko (Kisah Negeri Bertuah di Negeri Senja)
121. Hermawan, Martapura (Apakah Ini Indonesia)
122. Heru Patria, Blitar (Lagu Kita Masih Sama)
123. Herwit Daya Tani, Jakarta (Wasiat Kepada Putri Seorang Pejuang)
124. Hilman Mulya Nugraha, Bandung (Tak Menyerah untuk Bangsa)
125. Hisam Rosidin, Surakarta (Pengabdian Diri)
126. Hotmazmuloh, Sibolga (Segumpal Tanah Surga)
127. Husna Qurrota Ayunina, Surakarta (Merdeka)
128. Ibe S. Palogai, Makassar (Negara yang Televisi)
129. Ibe S. Palogai, Makassar (Mitos Kota Kotak-Kotak)
130. Ichwanussofa, Mataram (Makrifat Sang Saka)
131. Iin Muawanah, Pasuruan (Menyulam Wajah Garuda)
132. Imam Solikhi, Ponorogo (Seluruhmu)
133. Imam Solikhi, Ponorogo (Seorang Bapak yang Mengajari Anaknya )
134. Inasshabihah, Tangerang (Buddy, Ini Indonesia)
135. Intan Puspita Dewi, Jakarta (Jiwa-Jiwa Penuh Rahmat)
136. Irfan Adman Deppaindo, Mamuju (Indonesiaku Tersenyum)
137. Irfan Fauzi, Tegal (Ayat-Ayat Negeriku)
138. Irfan Firman, Bandung (Aku Bangga Menjadi Orang Indonesia 1)
139. Istiqomah Sari Kumarawati, Yogyakarta (Aku Jatuh Cinta, Lagi)
140. Istiqomah Sari Kumarawati, Yogyakarta (Namaku Indonesia)
141. Ivone Prayogo, Jakarta (Dari dalam Selimut Ruang Bawah Tanah)
142. Iyaii Syafrie, Deli Serdang (Aku Bangga Jadi Orang Indonesia)
143. Jaka Dwi Cahyo, Kerinci (Seantero)
144. Jaka Dwi Cahyo, Kerinci (Pelangi Pertiwi)
145. Joni Iskandar, Bogor (Banggaku dalam Indonesia)
146. Kadek Ayu Ristianti, Bali (Tak Malu Menyebut Indonesia)
147. Kaletus Marselinus, Lembata (Kita Tercabik Karena Keakuan)
148. Kamil Dayasawa, Yogyakarta (Hikayat Pohon)
149. Kartini, Mamuju (Bangga Jadi Orang Indonesia)
150. Kazuhana El Ratna Mida, Jepara (Rasa Bangga)
151. Ken Hanggara, Surabaya (Kembali Indonesia)
152. Khamdanah, Semarang (Istana Surga para Dewa)
153. Khias Nurlatif Subekti, Yogyakarta (Aku Bangga Menjadi Orang Indonesia)
154. Khodijah, Tangerang (Aku Cinta Produk Indonesia)
155. Kiki Setiyorini, Yogyakarta (Petani Miris)
156. Kinanthi Anggraini, Garut (Perihal Runcingnya Kebanggaan pada Sebilah Tombak Kesatuan)
157. Kiswati, Batam (Pesona Bangsa)
158. Komang Sora Riyanti, Ciamis (Lantunan Sunyi)
159. Kukuh Septio Aji, Kudus (Pukul 06.09 WIB)
160. Kusmi Handayani, Jambi (Goresan Tinta untuk Indonesia)
161. Laras Sekar Seruni, Jakarta (Bisikan Kerinduan untuk Indonesia)
162. Lasinta Ari Nendra Wibawa, Garut (Kepada Negeri yang Menawarkan Segala Kemungkinan)
163. Lasinta Ari Nendra Wibawa, Garut (Tentang Perempuan-Perempuan Melati yang Tumbuh di Pelosok Negeri)
164. Laura Sylvia, Martapura (Puisi untuk Pemimpin Negeri)
165. Lia Uvitasari, Lampung (Indonesiaku Tersenyumlah Kembali)
166. Lia Zaenab Zee, Makassar (Kisah Degup Tersetia)
167. Lina Latifah, Bandung (Beta Anak Arafuru)
168. Lina Latifah, Bandung (Keajaiban di Negeri Biji)
169. Luqyana Dahlia, Cirebon (Negeri Merdeka, Kataku)
170. M. Ikhsan, Medan (Doa untuknya)
171. M. Nadhirin, Riau (Kalian yang Bertanya)
172. M. Rinci Taqwa, Blitar (Benih Indonesia)
173. M. Syamsul Khanif, Kendal (Kukibarkan Merah Putih di Puncak Merbabu)
174. M. Zaini, Martapura (Anak Pernikahan Pulau)
175. Manusia Perahu Sudianto, Sumenep (Alegori Marbot Masjid)
176. Mar’atul Fitriyah Annahwiyah, Madura (Teduh di Ibu Pertiwi)
177. Margono, Klaten (Khasanah Maha Karya)
178. Marlina, Jakarta (Negeriku Jiwaku)
179. Maulana Ihsan, Pasaman (Cerita, Harapan, Keindahan, Kebahagiaan, Kesedihan)
180. Maulana Ihsan Ghiffari Julistyan, Probolinggo (Sajak Secangkir Teh)
181. Maulida Ramadhai Khairunnisa, Bekasi (Indonesia Hidup Abadi)
182. Mawardah, Medan (Tanah Ini Punya Sejarah)
183. Mega Leoni Pane, Medan (Kudengar dan Kulihat Sebuah Rumah)
184. Megawati Nasehatul Aminati, Ponorogo (Coba Kulihat)
185. Mei Putra Daya, Gunungsitoli (Aku dan Bangsaku)
186. Meidy Ayu, Depok (Gebyar-Gebyar)
187. Melia Roza, Pasaman (Bangga dalam Cerita)
188. Moh. Gufron Cholid, Madura (Anugerah yang Tak Pernah Tuntas Kau Gali)
189. Moh. Miftahul Ainin Najib, Jember (Ladang Suburmu Malah Kau Tinggalkan)
190. Moh. Wahyu Syafi’ul, Lamongan (Semua Meniru Indonesia)
191. Miftahul Jannah, Depok (Takkan Kujual Cinta)
192. Mohammad Saifullah, Kediri (Cahaya Khatulistiwa)
193. Mohammad Saifullah, Kediri (Wajah Pribumi)
194. Muchammad Miftachul Ulum, Jombang (Cinta di Balik Selimut)
195. Muhamad Mursyid Ashari, Klaten (Doa untuk Ibu)
196. Muhammad Rian Azzam Fakrullah, Sukabumi (Aku Ingin Menulis Sajak dengan Namamu)
197. Muhammad Rian Azzam Fakrullah, Sukabumi (Ketuk Tilu)
198. Muhammad Shodiq, Banyuwangi (Aku Cinta Indonesia)
199. Musyfiq, Sumenep (Di Penghujung Tahun yang Menua)
200. Mutiara Hanif Saputri, Surakarta (Indonesia, yang Ingin Namun Terkekang)
201. Nada Indra Puspitasari, Bekasi (Belum Kuberi Judul Karena Bingung)
202. Nadya Ahda, Cilacap (Saya Pelancong Indonesia)
203. Nadyan Shifani, Aceh (Sajak Cinta Anak Tak Berayah)
204. Nahariatul Hikmah, Kediri (Pesona Edelweis)
205. Nanik farida, Bangkalan (Negeriku Ringkih)
206. Nelis Onia, Bali (Kebanggaanku Menjadi Orang Indonesia)
207. Nengah Okta Yuliani, Lampung (Senandung Senja untuk Indonesia)
208. Ni Nyoman Ayu Suciartini, Bali (Nyanyian Muda)
209. Nia Rizqih, Bogor (Aku dan Mereka di Indonesia)
210. Nilamsari, Tangerang (Tengoklah ke Dalam Indonesia)
211. Nino Dergo El Firhaa, Padang (Sesuatu yang Hilang dari Negeriku)
212. Nisa Desiani Aohana, Pringgabaya (Negeri Pelangi)
213. Nisa Nurjannah, Bandung (Tanah Air Beta)
214. Nissa Ershanti, Yogyakarta (Gelandangan di Negeri Sendiri)
215. Nopitri Wahyuni, Lampung (Renaisans Kedua)
216. Norol Fahriah, Pulang Pisau (Indonesia Negeriku)
217. Nova, Payakumbuh (Aku Mencintai Ketidak Sempurnaanmu)
218. Novita Sari Manurung, Medan (Aras Memahat Samakh)
219. Novita Sari Manurung, Medan (Kota Seribu Wajah)
220. Nur Salam, Sumenep (Sajak Seorang Ibu)
221. Nurfah Maulia Simatupang, Tangerang (Hidup dan Mati untuk Bumi Pertiwi)
222. Nurifa, Padang (Sedikit Ulasan Tentang Negeriku)
223. Nurlaila Novliza, Lampung (Indonesia In Love)
224. Nursita Afifah, Kediri (Kopi Bukan Mimpi)
225. Nursita Afifah, Kediri (Serba Bisa)
226. Nurul Firdiani, Yogyakarta (Aku Hanya Rakyat Biasa)
227. Nurul Imamah, Pamekasan (Epitaf Kampung Halaman)
228. Nuzul Helmi, Medan (Kita Tetap Bhineka Tunggal Ika)
229. Obi Samhudi, Pontianak (Memoar Anak Manusia)
230. Odi Yanuwar, Indramayu (Terima Kasih Pertiwi)
231. Prihatin Suryaningtyas, Surakarta (Bukan Indonesia)
232. Pusvita Defi, Medan (Suara Rakyat)
233. Putri Narita Pangestuti, Sidoarjo (Mentari di Kandungku)
234. Putri Shofi Nabilah, Gresik (Pusara dan Kain Mati)
235. Qonita Hafizhah, Bogor (Semburat Cinta Veteran)
236. Qurrota A’yun, Yogyakarta (Cinta dalam Cepuk)
237. R. Indra Gunawan, Surabaya (Bangga Negeriku)
238. R. Indra Gunawan, Surabaya (Perahu Cadik Bapak)
239. Rahmat Iman J.E, Malang (Durhaka Anak Negeri pada Ibu Pertiwi)
240. Rahmi Intan Jeyhan, Padangpanjang (Selimut)
241. Ratna Ning, Subang (Asa Kota Cinta)
242. Renny Putri Utami, Palembang (Antikuari)
243. Rezqie Muhammad Al Fajar Atmanegara, Banjarmasin (Anak-Anak Pulau, Orang Tua Nusantara)
244. Rian Gunawan, Tangerang (Tanah Airku)
245. Rinaldi Ikhsan Nasrulloh, Depok (Negeri Timur Jauh)
246. Rio Rinaldi, Padang (Memoar Sang Pengobar)
247. Rita Deswita, Padang (Bukan Negeri Dongeng)
248. Rita Sari, Padang (Aku Bangga Jadi Orang Indonesia)
249. Riyon Fidwar, Padang (Sajak Anak-Anak Indonesia)
250. Riska Awalia Lestari, Bulukumba (Rumahku, Indonesia)
251. Rizka Lalili Komariyah, Surabaya (Namanya Indonesia)
252. Rizkan, Padang (Cinta Indonesia yang Kekal)
253. Riski Angraeni, Surabaya (Bumiku Indonesia)
254. Rizki Febrian Aldriansyah, Bandung (Kami Rakyat Indonesia)
255. Roland Nooh, Manado (Indonesia yang Terbaik)
256. Rony Ucok Cahyadi, Bekasi (Negeri Tanpa Dongeng)
257. Rosmalia Nur Hidayati, Purworejo (Merah Putih Indonesia)
258. Rudi Hermawandi, Bandung (Aku adalah Dirimu Oh Indonesiaku)
259. Rudy Syalam, Turki (Bisikan Anak Nusantara)
260. Sahanara, Jambi (Kawan Sehati)
261. Sahanara, Jambi (Serenada Pinisi di Tepian Losari)
262. Salma Fauziah A.S, Depok (Selembar Balasan)
263. Samuel Manurung, Medan (Tanah Air Kita Indonesia Teguh)
264. Sintha Harity, Cirebon (Lagu Si Tina)
265. Sintha Harity, Cirebon (Masih, Generasi Indonesia?)
266. Siska Wulandari, Padang (Pesan Leluhur Kami)
267. Siti Atitah, Magelang (Salam Hangat)
268. Siti Cholifah, Sidoarjo (Daun)
269. Siti Kholifah, Gresik (Ujung Pelosok Negeriku Indonesia)
270. Siti Rofikoh, Banyuwangi (Segunung Cinta untuk Bangsa)
271. Siti Sarah, Karawang (Surat Cinta untuk Pertiwi)
272. Siti Zakiyatul Khamidah, Brebes (Yang Ku Bangun di Gelap Bayangmu)
273. Sri Surani, Surakarta (Buktiku)
274. Sri Surani, Surakarta (Lihatlah Permatamu)
275. Suci Rizka Welza Putri, Padang (Cerita Sore Indonesia)
276. Sugeng Cahyadi, Purworejo (Fatwa Mulut Dunia)
277. Suhindro Wibisono, ? (Presiden, Anak Mami)
278. Suhindro Wibisono (Telanjangi Dewan Penipu Rakyat)
279. Syifa Diatmika, Batang (Catatan Indonesia)
280. Syafina Amorita Candini, Palembang (Tanah yang Kutolak Lupa)
281. Syarifullah, Sumenep (Kabar dari Pesisir: Doa Pelaut di Bulan Purnama)
282. Syusella Kalvi Handika, Lahat (Tanah Air Kelahiranku)
283. Tesha Rosyida Nur Agustina, Bantul (Aku Indonesia)
284. Tri Adnan, Agam (Perjalanan)
285. Tri Hanita, Yogyakarta (Bunga Bangsa)
286. Tyas Mekar Sari, Sidoarjo (Rindu Indonesia)
287. Ully Krismanti, Sukoharjo (Anak Sungai)
288. Vingki Hardiyanti, Tangerang (Langit Indonesia)
289. Wenti Liana, Ogan Ilir (Cinta Beta)
290. Wiekerna Malibra, Bekasi (Mengenang Negeri Seribu Pelangi)
291. Winda Efanur FS, Yogyakarta (Sabda Sepatu Berlubang)
292. Wiwin SA, Kediri (Senyum Pertiwi)
293. Yudi Muchtar, Riau (Ceritera Merah Putih)
294. Yudi Rahmat, Cilegon (Indonesia Negeriku)
295. Yudik Wergiyanto, Situbondo (Negeri Senja)
296. Yuni Suryani, Bandung (Bilik Bambu Indonesiaku)
297. Yuniske Prastika, Gorontalo (Mereka yang Terlupa)
298. Yulia Erfiriza, Payakumbuh (Renungan Ibu)
299. Zahratun Nisa, Tabalong (Indonesiaku)
300. Zammil Hamzah, Sumenep (Orang Indonesia)

SELAMAT KEPADA PARA NOMINATOR!

Sumber terkait:
www.famindonesia.com 

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=660050390789812&set=gm.887809251269221&type=1&theater

Tidak ada komentar:

Posting Komentar