SEMANGAT MENULIS DI BULAN SUCI
Oleh: Dedi Saeful Anwar
Setiap ummat Islam tentunya mendapat
perintah dari Allah SWT untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Bulan
suci yang penuh berkah dan ampunan. Karenanya, bagi setiap ummat muslim yang
taat dan yang telah mengetahui kemuliaan bulan yang disebut pula dengan istilah
“bulan seribu bulan” ini tentu akan berlomba berbuat kebaikan dan menjalankan
ibadah dengan penuh kehusyukan.
Oleh karenanya, tentu pada setiap diri
yang menjalankan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan ibadah pada bulan
suci ini akan menghadirkan berbagai kisah dan kejadian. Baik yang unik, seru,
menggembirakan atau mengharukan.
Tentu pula semua kejadian tersebut
akan menghadirkan bermacam gambar dan cerita menarik pada tiap-tiap lembar
kertas kenangan yang tak akan pernah terulang kembali. Kisah yang akan terus
bersemayam dalam benak hingga menjadi sebuah bahan yang bisa dijadikan cerita
menarik di masa mendatang.
Dengan demikian, semua penggalan kisah
dan kejadian selama satu bulan tentu akan menjadi inspirasi bagi setiap diri
untuk menuangkannya ke dalam karya tulis. Kita bisa menuliskan kisah-kisah
tersebut dalam berbagai bentuk karya tulis. Baik kisah nyata/fts, prosa liris,
puisi, cerpen, novel atau karya tulis dalam bentuk lainnya seperti
esai/artikel.
Menangkap Ide yang Datang Tiba-tiba
Dalam menulis setiap orang tentu
membutuhkan ide atau tema untuk ditunangkan menjadi sebuah karya tulis. Lalu
ide seperti apa yang bisa kita tulis? Terkadang di antara kita sering merasa
kesulitan untuk mendapat atau menangkap ide. Padahal apa yang kita lihat, kita
dengar, kita rasakan (di sekitar kita) dan yang kita lakukan itu semua
merupakan bahan atau ide yang bisa dijadikan sebuah atau beberapa tulisan.
Rangkaian ibadah atau bermacan
kegiatan di bulan suci tentunya sangat beragam, seperti: salat tarawih
berjamaah, tadarus, makan sahur, mengikuti kegiatan kuliah subuh, ngabuburit, saat
berbuka puasa dengan keluarga atau dengan teman sekolah/rekan kerja.
Bisa juga kejadiaan saat di mana kita
sedang berangkat ke sekolah/pengajian, sedang bermain atau bekerja bahkan saat
kita menonton acara tv, mendengarkan siaran radio atau membaca sebuah buku pun
bisa menghadirkan berbagai ide dan menjadikannya sebagai sumber atau bahan
untuk menulis. Semua itu akan menghadirkan puzle-puzle indah untuk disusun
menjadi sebuah untaian kisah indah dan memulas seulas senyum manis di saat
mengenangnya kelak.
Jadi, tidak ada alasan bagi setiap
diri (apalagi bagi yang hobi menulis) untuk kehabisan ide dalam menulis.
Menulis selain sebagai terapi bagi seseorang untuk menjaga ketajaman berfikir
tentu akan menjadi sebuah kegiatan yang menarik dan bisa dijadikan menjadi
salah satu kegiatan yang sangat positif dalam momentum Ramadan ini.
Media untuk Menulis Ide yang Datang Tiba-tiba
Kemudian,
apa yang musti kita lakukan setelah ide itu kita temukan. Jangan kita menjadi terpaku dan kebingungan.
Langsung saja kita tangkap ide tersebut dengan menuliskannya dalam bermacam
media. Jika ada buku dan pulpen jangan tunggu lama-lama, tulis saja langsung.
Bisa beberapa kata atau kalimat. Nanti pada suatu kesempatan yang lebih santai
bisa kita kembangkan ide tersebut. Mungkin ketika jam istirahat di sekolah atau
di tempat kerja. Atau di rumah saat kita ingin lebih fokus dengan ide yang
sudah hadir tersebut.
Lantas jika tidak ada buku, hanya ada
secarik kertas bekas bon penjualan, why
not/ Mengapa tidak. Saya sering menuliskan beberapa ide yang muncul saat sedang
di perjalanan---ketika berkendaraan roda
dua, saya berhenti terlebih dahulu di tempat yang aman sejenak dan langsung
menuliskannya walau hanya dalam potongan sebuah amplop atau kertas bekas.
Kemudian bagaimana jika buku atau
kertas secuil pun tidak ada? Jangan bingung-bingung. Pergunakan hp/ponsel.
Zaman serba gadget ini hampir
dipastikan setiap orang memilikinya, tak terkecuali anak es-de semua kini memakai gadget.
Semua kini serba gadget. Tukang sayur
santai mojok dengan ponselnya, sementara roda sayurannya dikerubuti oleh
ibu-ibu atau asisten rumah tangga. Petani yang sedang menggembalakan itiknya di
sawah, dia santai bercengkrama dengan seseorang lewat hape-nya di bawah pohon petai cina. Sementara itiknya sibuk mencari
makanan di tengah sawah, tak peduli kemana mereka berjalan.
Jadi, bagi yang hobi menulis, semua
media bisa dipergunakan semaksimal mungkin. Tangkap ide tersebut lalu catat
dalam telepon genggam lalu save di
dalam pesan tak terkirim atau catatan khusus.
Bahkan sekarang banyak ponsel yang
langsung terkoneksi dengan internet. Kita bisa langsung mengakses media sosial
yang kita miliki. Kita tangkap dan catat langsung berbagai ide yang hadir dalam
catatan pribadi. Suatu saat jika memungkinkan kita bisa mengembangkan berbagai
ide yang telah kita tangkap tersebut menjadi berbagai karya tulis.
Cara terakhir itulah yang sekarang
sering digunakan oleh saya. Mengapa demikian? Pernah suatu ketika saya sudah
mencatat di dalam catatan ponsel/telepon genggam. Tanpa disadari juga mungkin
sedang kalut, akhirnya catatan itu terhapus semua tanpa ampun. Hilanglah
ide-ide itu dalam sekejap. Kecewa? Tentu saja. Namun kita tentu tidak baik
berlarut-larut dalam rasa kecewa. Semua ada hikmah di balik setiap peristiwa.
Dan sejak itu, saya lebih berhati-hati lagi dalam mencatat setiap file/data
yang berhubungan dengan ide atau bahan menulis yang ditemukan atau hadir
secara-tiba-tiba.
Semoga bulan suci Ramadan ini bisa
menjadikan kita semakin terpacu lagi dalam menulis. Mari kita bersama mengukir
pena untuk mengasah ketajaman berfikir dan menjadikan tulisan sebagai media daqwah bil qolam. Tunggu apa lagi. Ayo, kita
menulis mulai sekarang! Sampai jumpa di lain kesempatan dengan tema yang
berbeda. Terima kasih.
Wallahua’lam bishawab.
Cianjur, 29 Juni 2015
Salam santun.
Catatan: Disampaikan pada Kegiatan Bedah Buku 'Sepenggal Kisah di Bulan Suci" dan Diskusi Menulis, Tema: Semangat Menulis di Bulan Suci". Tempat: Taman Bacaan Masjid Agung (TBMA) - Cianjur. Selasa, 30 Juni 2015.
Catatan: Disampaikan pada Kegiatan Bedah Buku 'Sepenggal Kisah di Bulan Suci" dan Diskusi Menulis, Tema: Semangat Menulis di Bulan Suci". Tempat: Taman Bacaan Masjid Agung (TBMA) - Cianjur. Selasa, 30 Juni 2015.