MENYIKAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM ERA GLOBALISASI
Dedi Saeful Anwar
Peran teknologi dan alat komunikasi di era
globalisasi saat ini memiliki arti yang sangat penting. Berbagai jenis
teknologi dan alat-alat komunikasi begitu dinamis dan bergerak maju sangat cepat.
Ditunjang dengan adanya iklim perdagangan bebas. Tentunya menimbulkan persaingan
yang begitu ketat di kalangan pelaku bisnis teknologi komunikasi itu sendiri
maupun semua lapisan masyarakat dalam hal ini pengguna atau konsumen. Para
pengguna (masyarakat) akan sangat diuntungkan dengan adanya perkembangan ini
karena menimbulkan persaingan harga di antara para produsen sehingga harga akan semakin mudah terjangkau semua
lapisan masyarakat.
Namun apabila kita tidak dapat menyikapinya dengan
bijaksana tentu fenomena ini tidak akan dengan mudah menjerumuskan
kita pada hal-hal yang tidak diinginkan. Bila kita tidak menyikapai keadaan ini
dengan cerdas dan hanya menjadi penonton yang pasif kita akan menjadi korban
dan terlindas oleh kuatnya arus perkembangan teknologi dan komunikasi. Sungguh
mengenaskan bukan?
Sekarang ini sudah tidak ada lagi jarak dan batas
antara satu wilayah dalam suatu negara maupun suatu negara dengan negara lain
di seluruh belahan dunia ini. Kejadian di suatu tempat saat ini akan dengan
mudah saat ini pula diketahui oleh semua orang melalui kecanggihan teknologi
dan alat komunikasi baik itu media televisi, telepon seluler maupun internet. Media
cetak pun tak mau kalah, sebab sekarang ini betapa maraknya berbagai jenis bacaan
mulai dari koran, tabloid dan majalah lokal hingga media cetak nasional dan
internasional. Semua itu sangat mudah kita dapatkan.
Dengan kemajuan teknologi dan informasi yang
teramat pesat akhir-akhr ini, tentunya semua akses informasi begitu
mudah sampai pada semua lapisan masyarakat. Para
pengguna teknologi dan informasinya pun beragam. Mulai dari pria atau wanita, tua atau muda dan anak-anak maupun
orang dewasa. Bahkan sekarang ini kita akan sangat sulit membedakan si mampu
dengan si tidak mampu, karena keduanya bisa dengan mudah menggunakan dan
memiliki sebuah alat komunikasi (dalam
hal ini telepon seluler) dengan merek maupun tipe yang
dimilikinya sama.
Mulai dari pedangan sayur keliling atau pedagang
kaki lima hingga pengusaha kelas kakap saat ini bisa menggunakan gadget keluaran terbaru. Atau mulai anak
sekolah dasar yang kemampuan berhitung dan membacanya pun belumlah lancar, hingga mahasiswa bisa dalam
waktu yang bersamaan menggunakan dan memiliki alat komunikasi yang sama
canggihnya.
Kemudian, yang jadi pertanyaan
mendasar, sudah sejauh mana pihak pemerintah menyikapi fenomena ini? Tidak dapat pungkiri lagi hal ini akan berpengaruh kuat
terhadap sikap dan mental generasi mudanya. Masih bisa toleransi, kalau pengaruhnya baik dan positipnya lebih besar, bagaimana seandainya
justru sebaliknya, sisi negatif yang lebih dominan. Apakah kita akan membiarkan
hal ini terjadi? Haruskan kita berpangku tangan dengan semua keganjilan ini?
Lalu siapa yang musti bertanggung jawab seandainya segi negatif itu benar-benar
terjadi? Apakah pemerintah, masyarakat, orang tua atau pendidik? Atau mungkin semua kalangan?
Kehawatiran mengenai dampak negatif dari
perkembangan teknologi informasi ini sungguh berlasanan. Berdasarkan informasi
dari berbagai media massa baik elektronik maupun cetak bahwa
tidak sedikit bahkan hampir setiap hari terjadi berbagai kasus kejahatan menimpa
masyarakat. Contohnya pelecehan seksual pelajar pria terhadap teman siswanya
yang dipicu setelah melihat adegan tak senonoh dari video dalam handphone maupun media internet. Penipuan
melalui telepon genggam dengan modus undian berhadiah. Atau pun tindak kriminal dan kejahatan lainnya yang
terkadang membuat merinding dan geleng-geleng kepala karena setelah diselidiki
pihak berwajib ternyata banyak yang terjadi karena dipicu oleh kecanggihan
teknologi dan alat komunikasi.
Naudzubillahimindzalik. Lantas apa yang musti kita perbuat? Menilik kasus-kasus yang diuraikan di
atas penulis sangat berharap kepada semua kalangan terutama pemerintah. Namun dalam
hal ini tentu tidak satu atau dua lembaga saja yang musti mengetatkan ikat
pinggang tetapi semua musti mampu bersinergi. Mulai dari Lembaga wakil rakyat,
para menteri terkait dan lembaga yang dipimpinnya, kalangan LSM dan para
praktisi Teknologi Informasi dan Komunikasi, semua tingkatan Lembaga Pendidikan baik
formal maupun non formal, pelaku pendidikan (dalam hal ini guru
dan dosen), para orang tua dan seluruh lapisan masyarakat.
Semua kalangan diharapkan memiliki rasa tanggung
jawab yang besar dan rasa peduli yang tinggi demi menjaga
jati diri serta bahu membahu demi kemajuan bangsanya sendiri. Mulai dari
sekarang semua lapisan masyarakat berbenah diri
dengan mengubah pola pikir/mindset melalui kesiapan menyikapi kemajuan dan
kecanggihan teknologi komunikasi itu dengan sebaik mungkin.
Kita tidak bisa menolak derasnya arus kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi, tapi yang lebih utama, sejauh mana kita semua siap menghadapi arus tersebut. Kita jangan hanya menjadi
bangsa yang manut dan menjadi budak perkembangan ini, tapi kita semua harus
menjadi sebuah bangsa yang kuat, bangsa yang cerdas dan memiliki keunggulan serta
daya saing. Kita menginginkan menjadi sebuah bangsa yang memiliki sumber daya
manusia yang berjiwa patriot, berani menolak hal-hal yang dapat menghancurkan
harkat dan martabat bangsa. Serta sebuah bangsa yang memiliki masyarakatnya
yang mengusung kemaslahatan dunia dan akhirat. Semoga.
Wallahua’lam bissawab.
Cianjur, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar