BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Rabu, 30 April 2014

[PUISI] REFLEKSI DIRI



REFLEKSI DIRI




Kemarin pergi
Meninggalkan mimpi-mimpi
Kulalui onak juga duri
Penuh pelangi memoles diri
Menjadi warna di ceruk hari

Kini hari berganti
Kujelang esok penuh prestasi
Kuhidu puspa melati
Bersama geliang mentari
Pagi bersemi menghirap misteri

Adalah mimpi yang bertakhta
Demi mengempap perewa cita
Kuharap esok bertabur karya

Cjr, 15 Jan’14

Selasa, 29 April 2014

[PUISI] MENAKAR KECANTIKAN EUPHORBIA DI ATAS KEPULAN ASAP KOPI





MENAKAR KECANTIKAN EUPHORBIA
DI ATAS KEPULAN ASAP KOPI

 Oleh: Dedi SA

Di selasar hijaumu muncul
kelopak-kelopak indah tersembul
bergumul
sementara kekuncup menanti giliran mekar
menakar hangat mentari berpendar
bermandi elok pagi
ada kepul asap dari kopi
dalam cangkir cinta

saatku meringis,
mengais urat saraf yang miris
kutakar cantik euphorbia
dalam tiap tegukan
di atas kepul asap kopi.

06:29
7Des2013

[ARTIKEL] MENYIKAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM ERA GLOBALISASI




 

MENYIKAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM ERA GLOBALISASI

 

Dedi Saeful Anwar

 

Peran teknologi dan alat komunikasi di era globalisasi saat ini memiliki arti yang sangat penting. Berbagai jenis teknologi dan alat-alat komunikasi begitu dinamis dan bergerak maju sangat cepat. Ditunjang dengan adanya iklim perdagangan bebas. Tentunya menimbulkan persaingan yang begitu ketat di kalangan pelaku bisnis teknologi komunikasi itu sendiri maupun semua lapisan masyarakat dalam hal ini pengguna atau konsumen. Para pengguna (masyarakat) akan sangat diuntungkan dengan adanya perkembangan ini karena menimbulkan persaingan harga di antara para produsen sehingga harga akan semakin mudah terjangkau semua lapisan masyarakat.
Namun apabila kita tidak dapat menyikapinya dengan bijaksana tentu fenomena ini tidak akan dengan mudah menjerumuskan kita pada hal-hal yang tidak diinginkan. Bila kita tidak menyikapai keadaan ini dengan cerdas dan hanya menjadi penonton yang pasif kita akan menjadi korban dan terlindas oleh kuatnya arus perkembangan teknologi dan komunikasi. Sungguh mengenaskan bukan?
Sekarang ini sudah tidak ada lagi jarak dan batas antara satu wilayah dalam suatu negara maupun suatu negara dengan negara lain di seluruh belahan dunia ini. Kejadian di suatu tempat saat ini akan dengan mudah saat ini pula diketahui oleh semua orang melalui kecanggihan teknologi dan alat komunikasi baik itu media televisi, telepon seluler maupun internet. Media cetak pun tak mau kalah, sebab sekarang ini betapa maraknya berbagai jenis bacaan mulai dari koran, tabloid dan majalah lokal hingga media cetak nasional dan internasional. Semua itu sangat mudah kita dapatkan.
Dengan kemajuan teknologi dan informasi yang teramat pesat akhir-akhr ini, tentunya semua akses informasi begitu mudah sampai pada semua lapisan masyarakat. Para pengguna teknologi dan informasinya pun beragam. Mulai dari pria atau wanita, tua atau muda dan anak-anak maupun orang dewasa. Bahkan sekarang ini kita akan sangat sulit membedakan si mampu dengan si tidak mampu, karena keduanya bisa dengan mudah menggunakan dan memiliki sebuah alat komunikasi (dalam hal ini telepon seluler) dengan merek maupun tipe yang dimilikinya sama.
Mulai dari pedangan sayur keliling atau pedagang kaki lima hingga pengusaha kelas kakap saat ini bisa menggunakan gadget keluaran terbaru. Atau mulai anak sekolah dasar yang kemampuan berhitung dan membacanya pun belumlah lancar, hingga mahasiswa bisa dalam waktu yang bersamaan menggunakan dan memiliki alat komunikasi yang sama canggihnya.
Kemudian, yang jadi pertanyaan mendasar, sudah sejauh mana pihak pemerintah menyikapi fenomena ini? Tidak dapat pungkiri lagi hal ini akan berpengaruh kuat terhadap sikap dan mental generasi mudanya. Masih bisa toleransi, kalau pengaruhnya baik dan positipnya lebih besar, bagaimana seandainya justru sebaliknya, sisi negatif yang lebih dominan. Apakah kita akan membiarkan hal ini terjadi? Haruskan kita berpangku tangan dengan semua keganjilan ini? Lalu siapa yang musti bertanggung jawab seandainya segi negatif itu benar-benar terjadi? Apakah pemerintah, masyarakat, orang tua atau pendidik? Atau mungkin semua kalangan?
Kehawatiran mengenai dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi ini sungguh berlasanan. Berdasarkan informasi dari berbagai media massa baik elektronik maupun cetak bahwa tidak sedikit bahkan hampir setiap hari terjadi berbagai kasus kejahatan menimpa masyarakat. Contohnya pelecehan seksual pelajar pria terhadap teman siswanya yang dipicu setelah melihat adegan tak senonoh dari video dalam handphone maupun media internet. Penipuan melalui telepon genggam dengan modus undian berhadiah. Atau pun tindak kriminal dan kejahatan lainnya yang terkadang membuat merinding dan geleng-geleng kepala karena setelah diselidiki pihak berwajib ternyata banyak yang terjadi karena dipicu oleh kecanggihan teknologi dan alat komunikasi.
Naudzubillahimindzalik. Lantas apa yang musti kita perbuat? Menilik kasus-kasus yang diuraikan di atas penulis sangat berharap kepada semua kalangan terutama pemerintah. Namun dalam hal ini tentu tidak satu atau dua lembaga saja yang musti mengetatkan ikat pinggang tetapi semua musti mampu bersinergi. Mulai dari Lembaga wakil rakyat, para menteri terkait dan lembaga yang dipimpinnya, kalangan LSM dan para praktisi Teknologi Informasi dan Komunikasi, semua tingkatan Lembaga Pendidikan baik formal maupun non formal, pelaku pendidikan (dalam hal ini guru dan dosen), para orang tua dan seluruh lapisan masyarakat.
Semua kalangan diharapkan memiliki rasa tanggung jawab yang besar dan rasa peduli yang tinggi demi menjaga jati diri serta bahu membahu demi kemajuan bangsanya sendiri. Mulai dari sekarang semua lapisan masyarakat berbenah diri dengan mengubah pola pikir/mindset melalui kesiapan menyikapi kemajuan dan kecanggihan teknologi komunikasi itu dengan sebaik mungkin.
Kita tidak bisa menolak derasnya arus kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, tapi yang lebih utama, sejauh mana kita semua siap menghadapi arus tersebut. Kita jangan hanya menjadi bangsa yang manut dan menjadi budak perkembangan ini, tapi kita semua harus menjadi sebuah bangsa yang kuat, bangsa yang cerdas dan memiliki keunggulan serta daya saing. Kita menginginkan menjadi sebuah bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang berjiwa patriot, berani menolak hal-hal yang dapat menghancurkan harkat dan martabat bangsa. Serta sebuah bangsa yang memiliki masyarakatnya yang mengusung kemaslahatan dunia dan akhirat. Semoga.
Wallahua’lam bissawab. 

Cianjur, 2013

[PUISI] AKU TUTUP SAJA JENDELA MALAM INI






KUTUTUP SAJA JENDELA MALAM INI


Sudah larut malam
kututup semua jendela
kututup untaian harapan
hingga malam terhalang
desah gorden kusam.

Sudah larut malam
aku lelah pada kepastian kelam
lelah pada harap tiada jawab

Sudah larut malam
penat otakku tak muat
penat pada lingkar ingkar

Aku bukan pengemis hati
usah disakiti
bukan peminta-minta
apalagi manis rayu menganiaya


Sudah larut malam
kubaring gelar tikar
menakar ingkar


2013