BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Minggu, 15 September 2019

GEBYAR AGUSTUS 2019 DAN DZULHIJJAH 1440H



Tahun Ajaran 2019/2020 baru saja berjalan sebulan. Setiap sekolah tentu sudah membuat berbagai program untuk mengisinya. Demi keberhasilan tujuan pendidikan, tentu saja masing-masing sekolah telah mempersiapkan diri dengan merancang program-program tersebut semaksimal mungkin.
Seperti yang dilakukan oleh SD Islam Kreatif Muhammadiyah, Cianjur, baru-baru ini. Tepatnya pada Rabu-Sabtu, 14-17 Agustus 2019 dengan mengadakan berbagai kegiatan untuk mengisi dua momen penting yang berdekatan, yaitu Hari Besar Idul Adha dan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia. Dua momen penting ini disambut antusias oleh sekolah yang terletak di Jl. KH. Abd. Bin Nuh No. 64 dengan mengadakan 4 kegiatan berturut-turut selama empat hari. 

PEMOTONGAN HEWAN QURBAN

Kegiatan pertama adalah Pemotongan Hewan Qurban yang dilaksanakan Rabu, 14 Agustus 2019. “Tahun ini sekolah kami dapat membeli seekor sapi hasil dari infak qurban yang terkumpul selama satu tahun dari para siswa. Sedangkan penyebaran daging qurbannya kami berikan kepada para siswa itu sendiri dengan membagikan daging yang telah dimasak. Kemudian kepada para guru di lingkungan perguruan Islam Kreatif yang terdiri dari , TK, SD, SMP, dan SMA. Kegiatan ini baru kembali dapat dilaksanakan setelah setahun yang lalu sempat terhenti karena beberapa kendala,” tutur Kepala Sekolah, Ibu Ema Maryani.

LIFESKILL KECIL

Kegiatan di hari kedua, pada Kamis, 15 Agustus 2019 sekolah mengadakan kegiatan “Lifeskil Kecil di Lingkungan Sekolah”. Kegiatan ini merupakan salah satu program dari Bidang Kesiswaan yang merupakan salah satu program unggulan serta telah  dilaksanakan di setiap tahunnya.
“Dalam kegiatan lifeskil kali ini diikuti oleh sekitar 400 peserta didik, dilaksanakan serentak untuk setiap tingkatan dengan tema yang berbeda di setiap tingkatannya,” demikian penjelasan Ketua Koordinator Bidang Kesiswaan,” Nenden Jamilatuh Hasanah, S.Pd.I.
Adapun tema dan bentuk kegiatan masing masing tingkatan adalah sebai berikut:
1.      Kelas I mengambil Tema Diri Sendiri, dengan bentuk kegiatan menanam pohon. Sementara itu media dan peralatan yang digunakan adalah tanaman daun pucuk merah, sekam, tanah, dan pot plastik. Tema ini bertujuan untuk memupuk cinta alam dan lingkungan sejak dini yang diikuti oleh 65 peserta didik dari kelas A dan B.
2.      Kelas II mengambil tema ‘Kerukunan” dengan bentuk kegiatan “Melukis Hihid (Kipas Bambu)”. Media yang digunakan Hihid, cat akrilik, dan kuas. Kegiatan ini diikuti oleh 65 siswa kelas A dan B.


3.      Kelas III mengambil tema entreupreneurship dengan kegiatan membuat sabun cair (liquid detergent) untuk mencuci piring. Untuk pemateri di kelas III ini disampaikan oleh Bapak Agustian Yunandar, S.Pd.I dan diikuti oleh 65 peserta didik.

4.      Kelas IV yang berjumlah 120 peserta didik mengikuti kegiatan pembuatan susu yoghurt. Untuk kelas IV ini bekerja sama dengan rumah Industri HAUS Milk yang memproduksi berbagai produk turunan dari susu sapi di antaranya yoghurt, keju mozzarella, permen susu, dan kerupuk susu. Pemilik perusahaan, Kang Usman yang biasa dipanggil Kang Uus yang memberikan langsung materi cara pembuatan yoghurt bertempat di Aula KH. Ahmad Dahlan, lantai III.

5.      Kemudian tema kegiatan untuk kelas V sama dengan kelas 3 dan 4 yaitu entreupreneurship dengan bentuk kegiatan membuat telur asin. Untuk kegiatan kali ini bekerja sama dengan rumah industri Ibu HJ. Hafidzoh ynag sudah memasok telur asin ke berbagai kota di Jawa Barat. Sementara itu pematerinya dalah Kang Iyan yang merupakan salah satu putra dari pemilik perusahaan yang terletak di Gg. Apel Cianjur.

6.      Sementara itu untuk kelas VI “Membuat Tanaman Hydroponik” yang bekerja sama dengan salah satu sekolah Pertanian di Kabupaten Cianjur.

            Semua siswa mengikuti kegiatan serentak pada hari yang sama berlangsung sejak pukul 8.00 hingga pukul 11.00 WIB.  Bertempat di beberapa spot di sekitar sekolah. Yaitu, di lapangan sebelah utara, selatan dan barat untuk kelas 1, 3, 5 dan 6. Teras kelas sebelah selatan untuk kelas 2 dan ruang Aula digunakan oleh kalas 4.
            Semoga kegiatan lifeskil kali ini dapat menjadi salah satu penunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar pada tahun pelajaran kali ini, demikian pungkas ketua kegiatan, Dedi Saeful Anwar S.Pd.

PERLOMBAAN AGUSTUSAN
Hari ketiga Gebyar Agustus ini adalah malaksanakan berbagai perlombaan. Di antaranya, Lomba Menghias Area di depan kelas, Lomba Paduan Suara, dan Lomba Mojang-Jajaka Alit. Berbagai lomba ini disambut antusias oleh semua fihak yang telibat. Baik siswa itu sendiri, para guru, juga komite sekolah. “Kami mencoba mengadakan lomba yang tidak biasanya, seperti perlombaan Agustusan yang sering diadakan di berbagai tempat, agar tidak bosan,” demikian tutur Bapak Agustian Yunandar, S.Pd. salah satu anggota Bidang Sesiswaan.



Berbagai lomba tersebut dilaksanakan serentak mulai pukul delapan pagi hingga pukul sebelas. Kemudian setelah itu semua siswa laki-laki melaksanakan shalat Jumat di masjid Al Muhajiruun, di komplek Perguruan islam Kreatif. Sementara semua siswa putri melaksanakan shlat Zuhur berjamaah dilanjutkan dengan kegiatan keputrian di aula KH. Ahmad Dahlan.

UPACARA PERINGATAH HARI KEMERDEKAAN
Sebagai penutup seluruh rangkaian Gebyar Agustus ini adalah Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Ke-74 RI di Komplek Perguruan Islam Kreatif. Para petugas upacara kali ini melibatkan semua guru, sedangkan peserta upacara adalah peserta didik kelas 4-6, dan perwakilan dari Komite Sekolah. Sementara itu yang bertugas menjadi Pembina Upacara adalah Ketua Majelis Dikdasmen – PDM Cianjur, Bapak Fakhruraji, SH., M.Kn.





Cianjur, 18 Agustus 2019


           

Jumat, 13 September 2019

CATATAN DARI PENGUKUHAN PRAMUKA GARUDA TINGKAT KWARTIR CABANG CIANJUR TAHUN 2019



Setelah melewati masa pengujian/validasi yang cukup panjang dan melelahkan, sejak Maret hingga Agustus 2019, para Calon Pramuka Garuda (CPG) akhirnya bisa bernapas lega. Sebab pada Sabtu, 10 Agustus 2019 lalu, akhirnya hari pengukuhan pun tiba. Betapa tidak, enam bulan yang dilewati tentu bukan masa yang sebentar bagi mereka. Masa tersebut bisa dikatakan sebuah proses yang cukup menguras energi. Baik tenaga, pikiran, waktu serta biaya.
Proses pengujian CPG ini berlangsung di sela-sela kegiatan belajar-mengajar, kemudian Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap 2019/2020, Bulan Puasa Ramadan, libur Hari Raya Idul fitri 1430 H, dan Libur Akhir Tahun Pelajaran. Seluruh anak didik pramuka (andika) CPG dan penguji CPG berkutat di antara segala kegiatan keseharian masing-masing.
Tahun 2019 ini Kwarcab Cianjur berhasil mengukuhkan Pramuka garuda sebanyak 275 anggota pramukanya. Mereka terdiri dari 58 orang Golongan Siaga, 157 orang Golongan Penggalang, dan 60 orang dari Golongan Penegak. Sementara itu dari golongan Pandega tidak ada perwakilannya. Para peserta CPG ini merupakan utusan dari 42 pangkalan di wilayah Kwarcab Cianjur. Masing-masing terdiri dari 6 Sekolah Dasar, 19 dari SMP/MTs, dan 17 SMA/SMK/MA. Keempat puluh dua pangkalan ini berasal dari 9 Kwartir Ranting dari 32 Kwartir Ranting yang ada di Kabupaten Cianjur.
Sebelum pelaksanaan Upacara Pengukuhan, sehari sebelumnya semua peserta Golongan Penggalang dan Penegak  terlebih dahulu pengikuti kegiatan Perkemahan Pengkuhan Pramuka Garuda. Perkemahan ini merupakan salah satu syarat dalam rangkaian validasi CPG. Kegiatan perkemahan dilaksanakan selama dua hari, sejak Jumat, 9 Agustus hingga Sabtu, 10 Agustus 2019 bertempat di area perkemahan, di belakang Sekretariat Kwarcab Cianjur. 


Selain dihadiri oleh Ketua Kwarcab Cianjur, Kak Budhi Rahayu Toyib, S.Sos., MM., MT. Pengukuhan Pramuka Garuda ini pun dihadiri oleh beberapa tamu undangan. Di antaranya, para pengurus Kwartir Cabang, para Ketua Kwarran dan Tim penguji dari masing-masing Kwarran, Para Mabigus dari pangkalan yang mengutus para Calon Pramuka Garuda. Tidak ketinggalan pula beberapa orang tua yang turut serta menghadiri dan menyaksikan putra-putrinya dikukuhkan.
Pengukuhan ini bertempat di Gedung/Aula Bale Kitri Kwartir Cabang Cianjur. Ada yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena baru kali ini kegiatan pengukuhan ini dilaksanakan secara serentak dan peserta mendapat kesempatan untuk mendapat pengalungan langsung tanda pramuka garuda oleh Ketua Kwartir Cabang.
Upacara Pengukuhan dimulai pukul 13.00 yang berlangsung khidmat dan tertib. Diawali oleh pengucapan Kode Kehormatan Gerakan Pramuka (Tri Satya dan Dasa Darma serta Dwi Satya dan Dwi Darma) oleh 6 perwakilan masing-masing golongan. Masing-masing golongan diwakili oleh 2 orang CPG putra dan putri.
Selanjutnya seluruh peserta pengukuhan dipanggil secara berurutan oleh petugas. Dalam Upacara ini ada hal yang cukup mengharukan, yaitu pada saat masing-masing peserta melakukan penghormatan terlebih dahulu kepada bendera merah-putih--- yang diiringi oleh musik yang cukup membuat suasana semakin khidmat, sebelum naik ke podium untuk selanjutnya mendapat pengalungan tanda Pramuka Garuda dari Ketua Kwarcab, kemudian mereka kembali berbaris tertib di tempat semula. 







Setelah semua peserta mendapat pengalungan, Ketua Kwarcab memberikan sambutan dan motivasi. Dalam sambutannya beliau mengucapkan terima kasih kepada para Ketua Mabigus dan Pembina di setiap pangkalan yang telah mengutus para siswanya. Menurut beliau hal ini menandakan bahwa pendidikan pramuka telah berjalan baik di sekolah atau pangkalan tersebut. Seiring dengan berjalannya pendidikan pramuka di masing-masing pangkalan tentu hal ini sangat sejalan dengan program Kwartir Cabang Cianjur yang sedang berusaha untuk mempertahankan prestasi sebagai Kabupaten Pramuka Tergiat yang dibarengi dengan kwalitasnya dan tidak hanya kwantitas saja.
Hal terberat bagi para Pembina, Mabigus, Kwartir Ranting dan kwartir Cabang adalah menjadikan para andika sebagai anggota pramuka paripurna. Pramuka Paripurna adalah pramuka yang dapat melaksanakan dan mengamalkan darma yang tercantum dalam Dasa Darma. Selain itu mereka juga diharapkan mampu menjaga sikap dan perilaku sopan santun juga menjalankan ajaran agamanya. Sehingga dapat menjadi contoh dan suri teladan bagi anak-anak juga remaja lainnya baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat luas.
Selain itu, beliau juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh orangtua dan wali peserta pengukuhan yang telah memberikan izin kepada putra-putrinya. Tanpa izin dan doa para orangtua tentu saja peserta didik tidak mungkin akan mencapai tingkatan Pramuka Garuda ini yang merupakan Pramuka tertinggi pada masing-masing golongan.  Dikatakannya pula, sebagaimana diketahui bahwa era perkembangan zaman ini sangat rentan dengan perilaku yang sangat mengkhawatirkan yaitu perilaku LGBT. Dengan demikian diharapkan para Pramuka Garuda ini dapat menghindari dan menjauhi hal-hal negatif tersebut.
Dalam amanatnya yang terakhir, beliau mengingatkan kepada para Pramuka Garuda agar tidak bersikap sombong atas pencapaian hal ini. Tetap sabar dan tawadhu, rajin salat dan mengaji, selalu bersodaqoh, membantu orangtua serta hormat kepada para guru. Selain itu juga senantiasa introspeksi diri bahwa semua pencapaian ini merupakan bentuk kasih sayang dan rizki pemberian dari Allah SWT. Karenanya sudah sepatutntya selalu bersyukur kepada-Nya.
Setelah penyampaian sambutan dan amanat Ketua Kwartir cabang, kegiatan Pengukuhan ini dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Satya Darma Pramuka, pembacaan doa, serta sesi foto bersama.
Semoga Kabupaten Cianjur dapat mempertahankan prestasi dan kembali menjadi Kabupaten Pramuka Tergiat di Jawa Barat. Selamat untuk para Pramuka Garuda 2019!

Cianjur, 10 Agustus 2019


[PUISI] MENAKAR KECANTIKAN EUPHORBIA DI ATAS KEPULAN ASAP KOPI




MENAKAR KECANTIKAN EUPHORBIA
DI ATAS KEPULAN ASAP KOPI


Di selasar hijaumu muncul
kelopak-kelopak indah tersembul
bergumul
sementara kekuncup menanti giliran mekar
menakar hangat mentari berpendar
bermandi elok pagi
ada kepul asap dari kopi
dalam cangkir cinta

saatku meringis,
mengais urat saraf yang miris
kutakar cantik euphorbia
dalam tiap tegukan
di atas kepul asap kopi.

06:29
7Des2013

Jumat, 03 Mei 2019

TAMU AGUNG ITU BERNAMA RAMADAN

TAMU AGUNG ITU BERNAMA RAMADAN

Oleh: DS. Anwar

Tamu adalah seorang atau beberapa orang yang hadir atau berkunjung ke sebuah tempat atau perjamuan. Umumnya tamu disambut dengan bermacam cara atau prosesi. Begitupun dengan sang tuan rumah atau pengundang. Sang tuan rumah biasanya mempersiapkan tempat dan segala sesuatunya untuk menjamu tamu. Mulai dari gerbang, halaman, pintu masuk, kursi hingga segala menu dalam jamuan. Semua disiapkan selengkap dan semaksimal mungkin. Mengapa hal itu dilakukan? Tentu saja demi melayani sang tamu agar tercipta pelayanan yang memuaskan dan menyenangkan.

Lantas bagaimana jika sang tamu bergelar “Tamu Agung”?  Tentu saja segalanya jauh lebih istimewa dibanding dengan persiapan untuk menyambut tamu. Bisa jadi tuan rumah akan menyediakan “red carpet”, prosesi upacara adat atau tari-tarian khusus, pengalungan bunga, bahkan jamuan pun akan disiapkan menu paling istimewa. Semua daya, biaya dan konsentrasi pasti terkuras dan tercurah demi mempertaruhkan kredibilitas sang tuan rumah. Tuan rumah tidak mau menjatuhkan harga dirinya hanya karena kurang maksimal dalam menyambut dan menjamu sang “tamu (agung)” tersebut.

Begitu pula saat ini. Beberapa hari ke depan ummat muslim di seluruh belahan dunia pun akan kedatangan tamu, dan termasuk tamu agung. Tamu ini sangat agung yang super spesial. Tetapi bukan orang atau beberapa orang. Ia adalah sebuah bulan yang istimewa. Ialah Ramadan. Mengapa disebut tamu agung? Tengok saja di sekeliling kita. Aromanya sudah tercium sejak dua bulan sebelumnya. Semua ummat muslim telah memanjatkan doa sejak bulan Rajab agar umurnya disampaikan dan dipertemukan dengan "Bulan Seribu Bulan" ini.

Lalu, persiapan seperti apa yang dilakukan ummat muslim di seluruh belahan dunia ini demi menyambut sang tamu agung yang istimewa ini? Tentu saja jawabananya akan beragam. Jika prosesi penyambutannya dikaitkan dengan adat dan budaya para penghuni di bumi ini. Namun secara umum, semua ummat muslim sejak bulan Rajab telah mempersiapkan dirinya dengan berlatih jasmani dan rohaninya yang diawali dengan berbagai puasa sunnah di bulan-bulan sebelumnya.

Sebagai tamu agung, selain sudah disambut sejak dua bulan lalu, Ramadan ini benar-benar akan dijamu selama sebulan penuh dengan berbagai jamuan oleh para perindu ampunan. Semua ummat muslim akan menyambut dan menjamu Bulan Suci ini dengan penuh kehangatan di rumah-rumah yang penuh senyum silaturahim seluruh penghuninya. Hari-hari biasa, banyak yang jarang atau tidak makan pagi, siang dan malam secara bersama, tetapi di bulan Ramadan ini semua akan selalu menikmati hidangan berkumpul penuh keceriaan. Berkumpul dan bersama menikmati kelezatan hidangan mulai sahur hingga berbuka pada waktunya. Baik dengan keluarga terdekat, maupun teman, sahabat dan kerabat.

Seluruh masjid dan surau akan penuh dengan salat tarawih berjamaah. Riuh dengan gemuruh tadarus. Rumah-rumah yatim akan disinggahi berbagai sedekah dan para pencari berkah.  Pasar-pasar akan diserbu para ibu yang bersemangat mencari pahala untuk menghidangkan menu terbaik demi menjamu para pejuang puasa. Semua akan terlihat indah dan harmoni. Semua berseri menyambut tamu agung, bulan suci penuh berkah.

Tidak berlebihan jika semua bersiap menyambut tamu agung yang sangat istimewa ini. Semoga puasa-puasa sunnah di bulan sebelumnya menjadi modal untuk perjalanan selama bulan suci. Semoga segala persiapan lahir bathin yang dipersiapkan menjadi kekuatan untuk menjamu tamu yang dirindukan seluruh penghuni semesta ini.

Semoga umur kita sampai di bulan Ramadan. “Ya, Allah berkahilah kami di Bulan Rajab dan Sya’ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadan.” Marhaban yaa, Ramadan.[]

Cianjur, 3 Mei 2019

GAWAI DAN PENGARUHNYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI ERA MILENIAL

GAWAI DAN PENGARUHNYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN
DI ERA MILENIAL

Oleh: DS. Anwar

Dunia pendidikan akan selalu menjadi sorotan yang menarik untuk dikuliti, karena pendidikan tidak akan lepas dari kehidupan ini selama hayat dikandung badan. Pendidikan menjadi salah satu dari sekian banyak hal penting lainnya dalam kehidupan manusia. Di manapun dan kapanpun manusia tidak akan lepas dari pendidikan, baik langsung maupun tidak. Secara harfiah pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

Dalam Al Qur’an, Surat Al-‘Alaq (QS.96) ayat 1-5 merupakan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW menjadi landasan bahwa manusia dituntut untuk senantiasa membaca dan belajar. Kita tidak hanya dituntut untuk bisa membaca ayat-ayat qauliyah (ayat-ayat yang tertulis dan difirmankan Allah SWT), namun perlu berpikir luas dan membaca ayat-ayat kauniyah (alam semesta dengan segala peristiwanya). Hal ini sangat dibutuhkan dalam ranah pendidikan.

Kemudian bagaimana kita menyikapi dunia pendidikan di era milenial yang berkaitan erat dengan perkembangan teknologi informasi ini? Masa yang begitu terpengaruh gawai dan harus disikapi dengan segala kesiapan. Semua lini kehidupan sepertinya tidak bisa menghindar dari perkembangan teknologi informasi yang dinamis, termasuk dunia pendidikan.

Pendidikan di masa lalu dan masa kini tentu berbeda. Setiap generasi memiliki keragaman dalam menjalani masa pendidikannya. Pendidikan saat ini tidak dapat lepas dari perkembangan teknologi. Mulai dari subyek maupun obyek pendidikan itu sendiri. Kini hampir segala hal berbasis teknologi. Bahkan ujian nasional yang semula berbasis kertas dan pensil (UNKP) kini pun sudah mulai menggunakan teknologi, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Meskipun belum merata di semua daerah dengan segudang permasalahannya.

Lantas, bagaimana dengan anak-anak kita dalam menghadapi masa menuntut ilmu di era milenial? Hal ini memerlukan sikap arif dan bijaksana dari semua kalangan. Orang dewasa, dalam hal ini orang tua dan para pendidik dituntut untuk memantau anak-anak juga peserta didiknya dalam perkembangan teknologi, khususnya gawai.
Kini tak bisa dielakkan lagi dengan maraknya penggunaan gawai di semua kalangan. Mulai dari usia anak-anak ---bahkan balita, hingga usia dewasa tidak bisa lepas dari penggunaan gawai.

Kemudian, mengapa penggunaan gawai ini perlu dipantau, khususnya bagi kalangan anak-anak dan remaja usia sekolah? Tentu saja sangat penting. Orang dewasa mungkin bisa saja menggunakan gawainya dengan bijak, meski tak dipungkiri pula sikap kebablasan seringkali menyusup di dalamnya. Seperti penyebaran berita-berita palsu (hoax) atau konten-konten informasi yang berbau sara dan asusila kerap menjadi hantu gentayangan di siang bolong. Meskpun pemerintah tidak tinggal diam dengan mengeluarkan berbagai kebijakan terkait perkembangan teknologi komunikasi ini, namun berbagai tindak kriminalitas yang disebabkan penggunaannya yang tidak bijaksana, masih kerap terjadi. Hal ini tentu saja perlu diwaspadai.

Lalu, kapan dan bagaimana orang dewasa perlu memantau penggunaan gawai bagi anak-anak usia sekolah? Sepertinya penggunaan gawai menjadi buah simalakama bagi beberapa kalangan. Di satu sisi saat ini hampir setiap aktivitas tidak bisa lepas dari penggunaan gawai. Orang tua (dewasa) melakukan segala komunikasi dan berinteraksi tentu menggunakan gawai dengan fisilitas lengkapnya. Salah satunya adalah media sosial. Gawai dan media sosial kini menjadi bagian penting dalam era milenial.

Jika tidak bisa memilih dan memilah waktu dan keadaan bisa saja hal ini menjadi bumerang bagi pelakunya. Di satu sisi orang dewasa musti mengingatkan anak-anak dalam penggunaan gawai dan fasilitasnya, di sisi lain mereka sendiri kurang bahkan kerap tidak bersikap bijaksana. Orang tua terkadang lupa akan kewajiban terhadap putra-putrinya. Jangan heran jika kini sikap dan karakter anak usia sekolah aneh-aneh dan menghawatirkan. Mereka lebih menyerap gaya hidup dan informasi dari media social daripada suri tauladan keluarga, sekolah atau lingkungan terdekatnya. 
Selain itu anak-anak dan remaja maupun orang tua/dewasa kini lebih banyak yang menyukai bacaan atau berita melalui gawai di tangan dari pada bersumber dari buku bacaan atau suratkabar. Itu hanya contoh kecil di mana penggunaan gawai sudah merasuk ke sendi-sendi kehidupan saat ini. Orang tua lebih mudah mengeluarkan biaya hanya untuk paket kuota (pulsa) demi keberlangsungan hidup gawainya daripada menyediakan anggaran untuk membeli buku bacaan bagi anak anaknya.

Haruskah kita berpangku tangan, membiarkan dunia pendidikan terlindas oleh hantu gawai? Sepatutnya kita harus bersama-sama mengencangkan ikat pinggang, lebih bijaksana lagi dalam penggunaannya. Untuk mengurangi ketergantungan pada gawai dalam lingkup keluarga bisa dibuat komitmen bersama antara orang tua dengan anak-anak. Misalnya dengan menyediakan waktu berkumpul lebih banyak, membuat jadwal membaca buku bersama di sela-sela kesibukan, berkunjung ke perpustakaan atau taman bacaan di sekitar tempat tinggal.

Semoga kita menjadi orang dewasa yang tetap mengedepankan esensi pendidikan yang utuh, dan ruh pendidikan tidak lenyap di kalangan generasi milenial. Selamat Hari Pendidikan Nasional!

Cianjur, 2 Mei 2019