BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Kamis, 26 Februari 2015

[Artikel] CATATAN RINGAN DARI AKSIOMA-KSM 2015: [Apalah Arti Sebuah Nama]



CATATAN RINGAN DARI AKSIOMA-KSM 2015: [Apalah Arti Sebuah Nama]
Oleh: Dedi Saeful Anwar
Penulis dan Siswi Peraih Juara II English Speech Contest (Meli Siti Homsah)

Dalam setiap kegiatan tentu selalu ada hal-hal yang menarik perhatian. Apalagi dalam perhelatan yang bisa dikatakan jarang-jarang terjadi. Seperti dalam kegiatan AKSIOMA-KSM 2015 yang baru lalu.
Sudah lumrah dan bukan hal aneh lagi jika di masyarakat kita selalu ada beberapa istilah yang rancu. Masyarakat kita memang tergolong masyarakat yang latah. Tidak perduli kelatahan itu banar atau salah. Sepertinya yang penting enak diucapkan dan nyaman di dengar.
Seperti dalam beberapa contoh berikut ini:
  1. Banyak orang menyebut mesin pompa itu namanya “Sanyo”, padahal Sanyo adalah salah satu merek dari mesin pompa.
  2. Setiap air mineral pasti selalu disebutnya “Aqua”, padahal banyak sekali nama/merk dari minuman mineral dalam kemasan itu.

Begitu pula dalam perhelatan pertandingan olahraga dan lomba bidang studi di berbagai jenjang pendidikan di tanah air kita. Di kalangan masyarakat nama PORSENI (Pekan Olah Raga dan Seni). Istilah yang sudah begitu akrab dan melekat dimulut dan telinga masyarakat kita itu digunakan untuk kegiatan lomba-lomba yang digelar bagi para siswa mulai dari tingkat Usia Dini/TK hingga Sekolah Lanjutan (SLTPP dan SLTA) ini hampir selalu diselenggarakan tiap tahun.
Namun untuk tingkat Madrasah (kususnya MTs) sejak terakhir diselenggarakan pada 2012 lalu, baru kali ini digelar kembali. Entah apa alasannya jelasnya. Dan apakah kegiatan ini akan berlangsung setiap tahun atau dua tahun sekali, entahlah. Yang jelas untuk pelaksaan tahun ini sungguh miris dan memprihatinkan dari segi persiapan maupun penyelenggarannya.
Kenapa demikian? Kegiatan yang seyogiyanya berlangsung pada 14 dan 15 Februari 2015 ini, diundur pelaksanannya satu minggu kemudian dengan alasan menunggu dana/uang BOS cair dari pemerintah. Namun hingga berakhirnya kegiatan ini, kucuran dana itu entah di mana gerangan macetnya.
Kita kembali ke permasalahan istilah Porseni. Untuk sekolah-sekolah yang berada di lingkungan Dinas pendidikan istilah Porseni selalu berubah nama dan sebutan atau istilahnya. Porseni pernah diganti dengan istilah POR/PSP, Pekan Olah Raga/Pekan Seni Pelajar. Dan kini menjadi berubah istilah lagi menjadi O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) dan FLS2N (Festival & Lomba Seni Siswa Nasional).
Sementara untuk sekolah/madrasah yang berada di bawah naungan Kemenag (Kementrian Agama) digunakan istlah AKSIOMA (Ajang KompetisiSeni dan Olahraga Madrasah) & KSM (Kompetisi Sains Madrasah).
Namun, yang terjadi di masyarakat kita adalah, istilah tinggal istilah. Mereka sepertinya tidak ambil pusing dengan nama dan sebutan atau istilah apapun. Yang mereka tahu hal yang berhubungan dengan lomba-lomba antar sekolah adalah PORSENI.
Yang membuat lucu (miris) lagi, istilah itu bahkan sangat kental dalam perhelatan AKSIOMA&KSM 2015 di tingkat KKM Sawah gede yang baru digelar 24-25 Februari 2015 lalu.
Para panitia dengan gagah mengenakan jaket berwarna biru tua, dan di dada sebelah kiri tercetak tulisan PORSENI PELAJAR 2015! Padahal saya yakin bahwa mereka (panitia) berkali-kali membolak-balikan juklak dan juknis. Di sana pasti tertulis AKSIOMA&KSM, bukan PORSENI, atau pun istilah lainnya.
Dengan demikian saya jadi senyum-senyum sendiri dan teringat dengan istilah berikut ini, “apalah arti sebuah nama”. Mau PORSENI ataupun AKSIOMA-KSM yang penting kegiatan berlangsung sukses.
[dsa]