BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Senin, 02 November 2015

[ARTIKEL] ONCE UPON A TIME WITH "SENYUM NOLINA"

ONCE UPON A TIME WITH "SENYUM NOLINA"
CATATAN RINGAN DARI KEGIATAN BEDAH BUKU 

Oleh: DEDI SAEFUL ANWAR


dc
....Hidup
bukan untuk
ditangisi,
tetapi dijalani dengan
senyum terurai...
- DS Anwar

cd

Sabtu pagi (31/10), sebuah gedung sekolah yang letaknya sekitar tujuh kilometer dari pusat pemerintahan tepatnya di jalan Peusar, Desa Rahong Kec. Cilaku Kabupaten Cianjur,  sudah padat dengan para siswa dan guru serta tamu undangan. Semua tampak antusias dengan atas sebuah gelaran acara sangat langka dan baru pertama kalinya diadakan di sekolah tersebut.
Setelah melalui jalan berbatu dan penuh lubang serta genangan air---karena sehari sebelumnya hujan yang lama dirindukan tiba-tiba hadir dengan derasnya mengguyur Cianjur---akhirnya kami tiba di lokasi tempat berlangsungnya Acara Bedah Buku “Senyum Nolina”.
Disambut dengan lantunan shalawat dari grup marawis IDSENSA (Ikatan Dakwah dan Seni MTs. Al Mizan) yang merupakan salah satu kegiatan ekskul sekolah tersebut, suasana terasa hangat dan menimbulkan semangat bagi para pengisi dan peserta acara.
Rangkaian acara pun berlanjut satu persatu. Mulai dari pembukaan, doa dan shalawat yang dipimpin oleh Ustaz Muhidin, lantunan ayat suci Al Quran (Sukron, 9-A) dan saritilawah (Neng Yuyun, 9-A), serta beberapa sambutan.
Dalam menyampaikan sambutannya Ketua Komite, Bapak  Nurdin Iraz mengatakan bahwa kegiatan ini sangat positif bagi perkembangan sekolah dan tentunya menambah wawasan khususnya dalam dunia kepenulisan bagi kalangan pelajar serta para pendidik dalam hal ini para guru. Beliau juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada penyelenggara yang telah mengadakan sebuah acara yang sifatnya membangun dan memotivasi.

Sambutan selanjutnya dari Kepala Madrasah, Bapak Cucu Supyana, S.Pd.I, sekaligus mewakili Yayasan. Beliau menukil sebuah ayat dalam kitab suci Al-Quran. Surat Ibrahim-Ayat 1, yang artinya: Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS: 14: 1).
Beliau juga mengatakan bahwa kegiatan Bedah Buku yang berlangsung pada bulan Muharram ini diharapkan menjadi tonggak Hijrahnya Madrasah yang dipimpinnya menjadi sebuah madrasah yang semakin aktif dan giat dalam mengembangkan prestasi, baik akademis maupun non akademis. Beliau berharap juga semoga di madrasahnya kelak bisa diadakan kegiatan literasi yang mampu mewadahi minat dan bakat para peserta didiknya dalam mengembangkan dunia tulis-menulis. Baik berbentuk ekstakurikuler maupun dalam bentuk lainnya.
Sementara itu sambutan dari Dewan Guru yang diwakili oleh Bapak Asep Taman, S.Pd. Beliau berkali-kali mengucapkan beribu terima kasih atas terselenggaranya kegiatan positif yang sifatnya membangun dan mengajak para peserta didik ke dalam dunia literasi.

Sebelum memasuki acara pokok, penampilan grup marawis IDSENSA kembali menghangatkan suasana dengan beberapa lantunan shalawat. Setelah  itu barulah pembawa acara Meli Siti Homsah (9-B) dan Yeni Maspupah (9-A) menyerahkan acara dengan sepenuhnya kepada Moderator (De Minnie).
Penampilan gadis berhijab yang saat ini menjabat sebagai Bendahara FAM Wilayah Jabar, Santi Sumiati (De Minnie) didaulat menjadi Moderator. Dengan gaya khasnya yang energik dan ramah, Gadis mungil dan masih singel ini berhasil menambah semangat para peserta dan tamu undangan.
Sang Moderator berhasil menenangkan peserta yang sebagian besar adalah peserta didik (siswa) dan berjumlah tidak kurang dari 200 orang. Mereka mulai resah dalam suhu ruangan yang mulai gerah dan panas. Namun berkat kepiawannya merangkai kata menjadi kalimat-kalimat indah dan puitis. Gadis dengan balutan gaun panjang syar’i ini berhasil memancing senyum dan tawa para hadirin dengan celetukan khasnya yang renyah dan lembut.
Bagi yang menjawab salam dengan ikhlas semoga masuk surga---amin. Dan bagi yang menjawab salam namun tidak ikhlas mudah-mudahan masuk angin,” demikian salah satu celetukannya yang berhasil membuat ruangan menjadi riuh dan serta merta para peserta menjawab salam dengan kompak.
Setelah beberapa menit sang moderator menyampaikan pembukaan dan berkomunikasi dengan lancar di hadapan semua peserta, kemudian Moderator meminta beberapa siswa yang telah memiliki dan membaca buku tesebut untuk maju ke podium dan menyampaikan kesan-kesannya.
Risma Siti Patonah (9-A) mengatakan bahwa dia sangat terkesan dengan cerpen “Piagam untuk Emak”. Menurutnya cerpen tersebut sangat memotivasi dirinya dalam meraih prestasi. Sementara Aviyah yang sudah membaca beberapa judul mengatakan bahwa cerpen-cerpen di dalam Kumcer “Senyum Nolina” sangat menarik. Membuatnya terharu dengan perjuangan para tokohnya dan sangat menginspirasi.
Setelah memberikan kesempatan kepada dua pembaca buku tersbut, Sang Moderator lalu memberikan kesempatan kepada Penulis Buku Kumcer Senyum Nolina” untuk memaparkan Proses Kreatifnya dari awal penyusunan naskah hingga buku tersebut terbit. Di tengah-tengah pemaparannya dia meminta seorang siswa (Ilma Faridah, Kelas 8-B) untuk membacakan sebuah puisi berjudul “Langkah” karya Iyan Sopian.

Penulis mengatakan bahwa selama proses menulis, editing, pengambilan dan penentuan judul buku, hingga terbitnya buku tersebut semua mengalir begitu saja seperti dalam salah satu larik puisi di atas,
.......air mengalir ke ujung entah ....
Namun dalam proses lahirnya buku terbut bukan tanpa hambatan. Justru karena mengalir begitu saja, akhirnya semua hambatan yang datang dengan bertubi-tubi justru mampu dilalui dan sepertinya tokoh Nolina itu berhasil memaknai semua perjalanan dan proses tersebut. Maka diambillah judul “Senyum Nolina”.
Di tengah-tengah pemaparannya, sang penulis kembali memberi kesempatan kepada seorang siswa (Siti Patimah, Kelas 8-A) untuk membacakan sebuah puisi berjudul “Kita akan Sampai pada Langit” karya Moh. Wan Anwar.
Penulis berharap semoga semua peserta buku ini mampu meraih segala cita dan harapan seperti larik-larik enerjik dalam puisi tersebut yang mengajak para pendengarnya memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan maksimal. Seperti dalam sebuah baitnya,
.............
kita akan selalu menuju waktu
walau segala gegas dilambatkan
kita akan menghitung setiap kelokan
menanam benih-benih keabadian
dan sibuk mencari satu pegangan
.....
 Sebelum dilanjutkan kepada sesi tanya jawab, peserta dalam ruangan mendapat sajian indah berupa lantunan merdu dari dua peserta didik---Tuti Siti Fadilah (8-B) dan Santi Yunita (8-B)--- yang menembangkan Tembang Sunda “Tauco Cianjur”.




***
“Mengapa Bapak mau jadi penulis dan bagaimana awal mulanya hinga menjadi penulis seperti sekarang ini?” demikian sebuah pertanyan yang membuat Penulis membuka memorinya.
Penulis menjawab bahwa dia tidak pernah bercita-cita ingin menjadi penulis. Bahkan ketika masa kecilnya, dia malah memiliki tiga cita-cita. Selain ingin menjadi dokter dan ingin menjadi TNI AL, yang unik adalah dia ingin menjadi penjual koran. Profesi penulis belum dia kenal sama sekali. Tetapi dari dulu dia suka membaca. Mulai dari potongan kertas koran bekas pembungkus terasi, buku-buku di perpustakaan sekolah dan perpustakan umum hingga buku-buku cerita anak karangan HC. Andersen yang paling digemarinya.” Hingga beranjak dewasa pun---lanjutnya lagi--- kebiasaan membacanya tidak hilang. Pernah dia hanya memiliki uang lima ribu rupiah dalam saku. Ketika lapar dia bukannya membeli nasi, malah membeli 3 eksemplar koran, yang pada saat itu harganya berkisah Rp1.500,-an, lalu dia lahap membaca koran tersebut dan tidak memerdulikan perutnya yang melilit.
“Apakah selama Bapak menulis kisah-kisah dalam buku tersebut pernah meneteskan air mata?” Bapak Ketua Komite Madrasah antusias memberikan pertanyaan tersebut.
Penulis tiba-tiba menarik napas panjang, lalu matanya menerawang sejenak. Dan meluncurlah jawaban atas pertanyaan tersebut yang menyatakan bahwa dia pernah meneteskan air matanya saat menulis beberapa kisah dalam buku tersebut. Seperti dalam cerpen “Donat Kentang”, saat adegan seorang anak yang berhasil meyakinkan ibunya ketika harus mengambil sebuah keputusan berat, namun anaknya begitu tegar dan yakin bahwa semua itu atas kehendak Allah SWT. Kemudian dalam “Impian Azizah” saat seorang perempuan yang menjadi tenaga kerja di Timur Tengah. Tapi, ketika tiba kepulangannya ke tanah air, bukan disambut oleh mekar dan harumnya bunga melati atau mawar di pekarangan, namun oleh aroma yang menusuk hidung dari potongan daun pandan yang melingkari jasad putranya yang masih balita.
Dalam sesi tanya jawab ini moderator pun memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan profil penulis mulai dari tanggal lahir dan beberapa hal yang berhubungan dengan isi dalam buku Senyum Nolina. Semua penanya dan yang menjawab pertanyaan dari moderator dan penulis mendapatkan kenang-keangan berupa pin dan buku.
Sebelum kegiatan berakhir Penulis menyerahkan sebuah kenang-kenangan berupa Buku “Senyum Nolina” kepada Kepala Madrasah. Kegiatan pun berakhir pada pukul  13.30 WIB dengan ditutup doa yang dipimpin oleh ustaz Wandi Setiabudi, S.Pd.I. []


Cianjur, 1 November 2015