BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Minggu, 21 Desember 2014

[PUISI] NGITUNG GIRIMIS





NGITUNG GIRIMIS

kayahang mah
peuting ieu siga peuting harita
ngobrol ngalor ngidul
jeung bulan di tepas
nyairan bentang baranang
disuguhan lalauh
nu amis-amis,  enya ge di buruan girimis

kayahang mah
bulan tong gancang-gancang miang
kuring masih loba kamelang

kahayang mah, gening
ngan saukur jangjang beurang
nu bakal miang
da bakal hiber, ngajangelek
ngajirim peuting

di buruan
kuring ngitung girimis

---
arciko, 20-des-14
---

sumber gambar: 
https://www.google.com/search?q=gerimis&biw=1024&bih=598&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=-wyXVJO2N8yWuAT22YHQCQ&ved=0CAYQ_AUoAQ#facrc=_&imgdii=_&imgrc=VOdnQt9eez-WxM%253A%3BAHSWUBVp8rdw-M%3Bhttp%253A%252F%252F4.bp.blogspot.com%252F-lBXry_8xzsM%252FUKzbFv7QQ3I%252FAAAAAAAAAfM%252FnoDb4L9VC3g%252Fs1600%252Ftumblr_lxko3dO9jz1qcegblo1_500.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fpelangitipha.blogspot.com%252F2012%252F11%252Fgerimis-romantis.html%3B495%3B307

[PUISI] RERIMBUN RINDU


Rerimbun Rindu
: untuk perempuan yang kupanggil Ibu

bu
saat hujan bertamu dini hari
sepiku ditelan lidah sunyi
bulan pun enggan injakkan kaki
di pelataran malam


bu

tak mampu kubungkus gunung
untuk kujadi renung
atau pun melukis pelangi
di lengkung senja untuk kujadi sesaji hati

bu

masih ada di sini melati
juga rerimbun hutan rindu
untukmu

bu
akan terus menetes
doa-doa hingga menjadi arus
pada kasihmu yang laut


---
arciko, 22 Des'14
---

sumber gambar: https://www.google.com/search?q=ibu&biw=1024&bih=598&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=RgqXVKnuO8eQuQSHhIKACg&ved=0CAYQ_AUoAQ#facrc=_&imgdii=_&imgrc=Tl-nePayIZQ_AM%253A%3BUMFp0LxCFTORYM%3Bhttp%253A%252F%252Fwww.hanyar.com%252Fwp-content%252Fuploads%252F2013%252F05%252FCerpen-Sedih-Kasih-Seorang-Ibu.jpeg%3Bhttp%253A%252F%252Filovemementos.blogspot.com%252F2013%252F05%252Fcerpen-sedih-kasih-seorang-ibu.html%3B333%3B333

Selasa, 01 Juli 2014

PENGUMUMAN 40 CERPEN TERPILIH YANG DIBUKUKAN



PENGUMUMAN 40 CERPEN TERPILIH YANG DIBUKUKAN
DALAM LOMBA CIPTA CERPEN TINGKAT NASIONAL 2014
Selasa, 1 Juli 2014, Pukul 22.00 WIB

Inilah dia 40 Nominator yang karyanya layak dibukukan dan berpeluang menjadi Pemenang 1, 2 dan 3 (Nama diurut berdasarkan abjad):

1. Ade Ubaidil, Cilegon-Banten (Kisah Pemenggal Kepala)
2. Anna Ilham, Malang-Jawa Timur (Selaksa Cinta Anak Negeri)
3. Atriza Binti Umar, Malaysia (Insya’ Allah)
4. D.A Akhyar, Banyuasin-Sumatera Selatan (Kedipan Mata Guruku; Menampung Uraian-Uraian Jawabku)
5. Dedi Saeful Anwar, Cianjur-Jawa Barat (Impian yang Menguap Bersama Senja)
6. Dhara Nurani, Semarang-Jawa Tengah (Malaikat Kecil Itu, Alex)
7. Dinu Chan, Sleman-Yogyakarta (Sekerat Harapan untuk Abid)
8. Eliza Aldani, Padang Pariaman (Televisi Tua)
9. Fadhilatul Hasnah, Padang-Sumatera Barat (Sepetak Tanah Makam Ayah)
10. Farihatun Nafiah, Jombang-Jawa Timur (Inikah, Rumah)
11. Hamdi Alfansuri, Pekanbaru-Riau (Perjalanan Humaliki)
12. Ikhsan Hasbi, Banda Aceh (Bawal)
13. Indah RZ, Tasikmalaya-Jawa Barat (Ikrar Seorang Iffah)
14. Intan Lestari, Cirebon-Jawa Barat (Pengetuk Hati)
15. Inung Setyami, Tarakan-Kalimantan Timur (Topeng Ireng)
16. Irzen Hawer, Padangpanjang-Sumatera Barat (Ampek Sen)
17. Istiqomah, Bangkalan-Madura (Dari Gelap kepada Cahaya)
18. K. Himawan Kunarto, Magetan-Jawa Timur (Negeri Api)
19. Ken Hanggara, Surabaya (Bersama Tubuh Emak yang Mati, Sulung dan Bungsu Berperang)
20. Laras Wati, Blitar-Jawa Timur (Aku Ingin Menjadi Presiden)
21. Lu’lu’ Olivia Ningrum Kusuma Dewi, Yogyakarta (Cita-Cita Sarjana Muda untuk Indonesia)
22. Mulyono Ardiansyah, Medan (Sepenggal Harapan Chiko)
23. Nisa Azizah, Kebumen-Jawa Tengah (Laskar Tikus Pasar)
24. Novaldi Herman, Pekanbaru-Riau (Tapung Tawar)
25. Nurbing, Kepulauan Selayar (Rahasia Lukisan Rifqah)
26. Nur Muchamad, Kuningan-Jawa Barat (Enigma Biru di Tanah Abu-Abu)
27. Rahayu Nur Hidayah, Gresik-Jawa Timur ((Mantan) Murid Minoritas)
28. Rahmi Intan, Pasaman-Sumatera Barat (Kami, Hanya Kaum Marginal)
29. Reddy Suzayzt, Yogyakarta (Lelaki yang Usai Mengembara)
30. Rini Nurul Hidayah, Jakarta Timur (Pulang)
31. Rizka Andarosita, Mojokerto-Jawa Timur (Pak Presiden, Abi Ingin Jadi Dokter!)
32. Rosyida Marfuah, Malang-Jawa Timur (Noval)
33. Sahanara, Jambi (Aku, Kamu dan Sebatang Pohon Ara)
34. Siti Nurbanin, Tuban-Jawa Timur (Kisah yang Berakhir Bahagia)
35. Siti Sofiyah, Semarang-Jawa Tengah (Mayat dalam Lumbung)
36. Tri Yani, Agam-Sumatera Barat (Almamater)
37. Tsalza Shabrina Ushfuriyah, Malang-Jawa Timur (Mutiara yang Terabaikan)
38. Weda S. Atmanegara, Yogyakarta (Katemi Masuk TV)
39. Wildan Fuady, Bandung-Jawa Barat (Sandal Jepit Warna-Warni)
40. Yahya Rian Hardiansyah, Jember-Jawa Timur (Sebuah Harapan)
SELAMAT KEPADA PARA NOMINATOR!!!

Sumber: Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia

PENGUMUMAN 85 NOMINATOR LOMBA CIPTA CERPEN TINGKAT NASIONAL 2014




PENGUMUMAN 85 NOMINATOR LOMBA CIPTA CERPEN TINGKAT NASIONAL 2014
Senin, 30 Juni 2014, Pukul 16.00 WIB

Nominator Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional 2014 bertema “Indonesia Masa Depan yang Diimpikan”. Dari 204 peserta yang mengirimkan cerpen terbaiknya, hari ini ditetapkan 85 Nominator yang berpeluang menjadi Sang Juara. Ke-85 Nominator tersebut adalah sebagai berikut (nama diurut berdasarkan Abjad):
1. A. Rizka Syamsul Bahri, Makassar (Hari Ini, Esok dan Seterusnya)
2. Ade Ubaidil, Cilegon-Banten (Kisah Pemenggal Kepala)
3. Alfi Nur Saidah, Kediri-Jawa Timur (Singgasana Duniawi)
4. Anna Ilham, Malang-Jawa Timur (Selaksa Cinta Anak Negeri)
5. Anria Marini, Bekasi-Jawa Barat (Keringat)
6. Apri Robingah, Kebumen-Jawa Tengah (Anugerah di Ujung Harapan)
7. Ardy Nugraha, Lampung (Di Sini, Kami Saling Berpegang Tangan)
8. Atriza Binti Umar, Malaysia (Insya’ Allah)
9. Beni Purna Indarta, Kebumen-Jawa Tengah (BLT)
10. Beni Purna Indarta, Kebumen-Jawa Tengah (Republik Dormogati)
11. Cut Vivia Talitha, Bireuen (Kambing Hitam)
12. D.A Akhyar, Banyuasin-Sumatera Selatan (Kedipan Mata Guruku; Menampung Uraian-Uraian Jawabku)
13. D.A Akhyar, Banyuasin-Sumatera Selatan (Penyambung Lidah; Bukan Penghisap Darah)
14. Dedi Saeful Anwar, Cianjur-Jawa Barat (Impian yang Menguap Bersama Senja)
15. Dedi Saeful Anwar, Cianjur-Jawa Barat (Rumput-Rumput Liar)
16. Dhara Nurani, Semarang-Jawa Tengah (Malaikat Kecil Itu, Alex)
17. Dinu Chan, Sleman-Yogyakarta (Sekerat Harapan untuk Abid)
18. Eliza Aldani, Padang Pariaman (Televisi Tua)
19. Fadhilatul Hasnah, Padang-Sumatera Barat (Sepetak Tanah Makam Ayah)
20. Farihatun Nafiah, Jombang-Jawa Timur (Inikah, Rumah)
21. Fathurrahman, Amuntai Tengah (Mereka Lebih Menderita)
22. Hamdi Alfansuri, Pekanbaru-Riau (Perjalanan Humaliki)
23. Hany Windri Astuti, Semarang-Jawa Tengah (Aku Ini Siapa?)
24. Hany Windri Astuti, Semarang-Jawa Tengah (Cahaya dalam Abu)
25. Hardyanti Ayu Amalya, Makassar (Botol Parfum Papi)
26. Hermawan, Banjarbaru-Kalimantan Selatan (Semangat Pendidik)
27. Hidayah Nuril Pasha, Bojonegoro-Jawa Timur (Setumpuk Anak Sampah)
28. Ikhsan Hasbi, Banda Aceh (Bawal)
29. Imas Siti Liawati, Bandung-Jawa Barat (Rajin Ganti Kurikulum)
30. Indah RZ, Tasikmalaya-Jawa Barat (Ikrar Seorang Iffah)
31. Intan Lestari, Cirebon-Jawa Barat (Pengetuk Hati)
32. Inung Setyami, Tarakan-Kalimantan Timur (Topeng Ireng)
33. Irzen Hawer, Padangpanjang-Sumatera Barat (Ampek Sen)
34. Istiqomah, Bangkalan-Madura (Dari Gelap kepada Cahaya)
35. K. Himawan Kunarto, Magetan-Jawa Timur (Negeri Api)
36. Ken Hanggara, Surabaya (Bersama Tubuh Emak yang Mati, Sulung dan Bungsu Berperang)
37. Ken Hanggara, Surabaya (Murah Mart)
38. Kukuh Septio Aji, Demak-Jawa Tengah (Aku dan Para Bintang)
39. Laras Sekar Seruni, Tangerang Selatan (Ketika Banjir)
40. Laras Wati, Blitar-Jawa Timur (Aku Ingin Menjadi Presiden)
41. Lenni Ika Wahyudiasti, Surabaya-Jawa Timur (Buah Manis Perjuangan Hafidz)
42. Luqyana Dahlia, Sumedang-Jawa Barat (Obatnya Adalah Kesejahteraan)
43. Lu’lu’ Olivia Ningrum Kusuma Dewi, Yogyakarta (Cita-Cita Sarjana Muda untuk Indonesia)
44. Malisa Ladini, Semarang-Jawa Tengah (Jerit Suara Rakyat)
45. Maya Astuti, Cirebon-Jawa Barat (Hitam Putih Hidup Saritem)
46. Merliana Ulin Nikmah, Surabaya-Jawa Timur (Bendera Kuning)
47. Merliana Ulin Nikmah, Surabaya-Jawa Timur (Langit Merah di Surabaya)
48. Mia Cisadani, Semarang-Jawa Tengah (e Mana Kucari Keadilan)
49. Muchlis, Samarinda (Bicara pada Diri Sendiri)
50. Muhamad Pajri, Mataram-Nusa Tenggara Barat (Keluh Kesah Sang Guru Honor)
51. Mulyono Ardiansyah, Medan (Aku Ingin Jadi Presiden)
52. Mulyono Ardiansyah, Medan (Sepenggal Harapan Chiko)
53. Munika Duri, Blitar-Jawa Timur (Sekolah Impian Diko)
54. Nisa Azizah, Kebumen-Jawa Tengah (Laskar Tikus Pasar)
55. Novaldi Herman, Pekanbaru-Riau (Tapung Tawar)
56. Nurbing, Kepulauan Selayar (Rahasia Lukisan Rifqah)
57. Nur Muchamad, Kuningan-Jawa Barat (29 Mimpi dalam 2 Bait)
58. Nur Muchamad, Kuningan-Jawa Barat (Enigma Biru di Tanah Abu-Abu)
59. Nurul Fauziah Asal, Pasuruan-Jawa Timur (Sebaik-Baik Cara-Nya)
60. Nurul Muchlisa, Makassar (Harapan Indonesiaku)
61. Okti Dwi Hartatik, Tegal-Jawa Tengah (Harapan Winah)
62. Rahayu Nur Hidayah, Gresik-Jawa Timur ((Mantan) Murid Minoritas)
63. Rahmi Intan, Pasaman-Sumatera Barat (Kami, Hanya Kaum Marginal)
64. Rajwa Naajiyah, Malang-Jawa Timur (Sekolah Impian)
65. Rana Ida Sugatri, Cimahi-Jawa Barat (Kau Pemimpin Masa Depan)
66. Randy Jullihar, Pasuruan-Jawa Timur (Demonstran dan Pedagang Kacang Rebus)
67. Ratnani Latifah, Jepara-Jawa Tengah (Bagaikan Bumi dan Langit)
68. Reddy Suzayzt, Yogyakarta (Lelaki yang Usai Mengembara)
69. Renny Puteri Utami, Palembang (Pesawat Malaikat Jatuh)
70. Rihlatul Adni, Bandung-Jawa Barat (Alscy)
71. Rini Nurul Hidayah, Jakarta Timur (Pulang)
72. Risa Nurlatifah, Bandung-Jawa Barat (Saku Pak Tua)
73. Rizka Andarosita, Mojokerto-Jawa Timur (Pak Presiden, Abi Ingin Jadi Dokter!)
74. Rosyida Marfuah, Malang-Jawa Timur (Noval)
75. Sahanara, Jambi (Aku, Kamu dan Sebatang Pohon Ara)
76. Siti Nurbanin, Tuban-Jawa Timur (Kisah yang Berakhir Bahagia)
77. Siti Sofiyah, Semarang-Jawa Tengah (Mayat dalam Lumbung)
78. Sri Rahayuningsih, Jakarta (Kerinduan Somad)
79. Tri Yani, Agam-Sumatera Barat (Almamater)
80. Tsalza Shabrina Ushfuriyah, Malang-Jawa Timur (Mutiara yang Terabaikan)
81. Ulum Minnafiah, Pati-Jawa Tengah (Wheleh)
82. Vety Alvionita Saputri, Pasuruan-Jawa Timur (Tidak Ada Anak yang Bodoh, Manda Sayang)
83. Weda S. Atmanegara, Yogyakarta (Katemi Masuk TV)
84. Wildan Fuady, Bandung-Jawa Barat (Sandal Jepit Warna-Warni)
85. Yahya Rian Hardiansyah, Jember-Jawa Timur (Sebuah Harapan)

SELAMAT KEPADA PARA NOMINATOR!
Tahapan selanjutnya, dari 85 cerpen yang terpilih di atas, akan diseleksi kembali untuk menentukan 40 cerpen yang dibukukan FAM Indonesia. Ke-40 cerpen terpilih yang layak dibukukan akan diumumkan Selasa (1/7). Dari ke-40 cerpen itu, diseleksi kembali untuk menentukan Pemenang 1, 2, dan 3 yang akan memboyong hadiah yang disediakan FAM Indonesia. Pengumuman pemenang dilakukan pada Kamis (3/7), bertepatan dengan peringatan Hari Sastra Nasional.

Sumber:

FAM INDONESIA
www.famindonesia.com
Jl. Mayor Bismo, No. 28
Pare, Kediri, Jawa Timur, Indonesia

Kamis, 26 Juni 2014

[FTS BASA SUNDA] TAS NYEKAR


TAS NYEKAR
 Ku: Dedi Saeful Anwar

Wanci burit geus rada poek, kuring masih di jalan. Poek teh keur mah geus nincak ka burit, katambah-tambah rek pihujaneun. Kuring mapay-mapay jalan nu baheula kungsi kasorang basa keur sakola.  Heubeul teu ngulampreng ka dinya. Hemeng naker, loba nu geus rarobah. Ampir-ampiran siga nu linglung. Ret ka kenca, ret ka katuhu, luak-lieuk nempoan sabudeuereun kaayaan di dinya. Palaha-poloho.
Baheula mah mun naek angkot ka beh dinya, mangsana liwat ti Isya, rehe simpe teu beda jeung liwat ka pakuburan. Tatangkalan rajeg sisi jalan jarangkung ngan saukur katojo caangna bulan nu jauh. Lampu ngan hiji dua nu  hurung, jalma ge ngan saurang-dua urang nu leumpang.
Tapi jaman kiwari mah geus lain kaayanna. Teu sirikna di jalan meni hese usik. Motor, sado, jeung nu leumpang oge nu dagang katut mobil rupa rupa merek pagiling gisik. Heurin di jalan, heurin oge di sisi jalan. Runtah ngalayah di ditu-di dieu. Nu ngagunuk di luhur trotoar, nu ngabarak di sisi jalan, nu bahe tina wadah runtahna ge aya. Palastik, cangkang roko, cangkang shampoo, cangkang sabun, pemper budak, nepi ka urut alat kontrasepsi ge aya.
Nu dagang rupa-rupaning kadaharan teu kaitung. Nu dina roda, nu make etalaseu, nu ditiungan ku tenda saroek sisina, geus puguh nu di jero ruko mah. Panon teu erueun nitenan kaayaan. Kuring teu paduli ku kebul nu minuhan beungeut balas katiup ban mobil treuk jeung angkot. Kasebrot angin tina knalpot nu sorana ngaberekbek meh geus te aneh deui milu ngagandengan. Gegerungan, teu paduli ceuli batur katorekan oge.
Mini market pahareup-hareup jeung supermarket, pabrik  kaen ngarendeng jeung pom bengsin, beh dituna rajeg imah-imah agreng nu katelahna real estat cenah. Di gerbang real estat teh basa na oge make basa asing aya Green “ANU”, aya Green “ANU” pokona mah pangeusina teh jelema elit nu tangtuna rea duit. Cenah mah hartina green teh hejo, anu puguh mah lain hejo ku tatangkalan, aya oge hejo, koneng, beureum, tur biru minuhan jalan, rupaning bandera partey. Urut kompanye sawatara waktu kamari.
Ras inget mangsa ka tukang. Basa Ema jeung Bapak jarumeneng keneh. Ayeuna mah geus teu araya. Pan bieu teh tas nyekar ka makam-na. Ngan taneuh beureum jeung kembang samoja nu ngabageakeun. Ditingkeban ku dangdaunan jeung tangkal awi. Kukupu koneng, bodas jeung belang nyuguhan kuring, mawa angin nu meh nahan renghapna. Ngusapan kesang hareudang beurang.
Sugan teh enya ci hujan nu tulus rag-rag, sing horeng pipi geus baseuh. Cipanon geus rembey maseuhan pipi. Ngagerung sora motor nu ku kuring ditumpakan marengan gumuruh dina jero dada.

Bandung, 22 Juni 2014