CATATAN DARI KEGIATAN BEDAH BUKU DAN DISKUSI MENULIS FAM WILAYAH JABAR-BANTEN
Oleh: Dedi
Saeful Anwar *)
Berfoto bersama usai kegiatan.
Setiap momen
Ramadan tentu menghadirkan berbagai kisah dan cerita tersendiri bagi setiap
diri yang menjalani. Demikian pula pada Ramadan kali ini. Sebagai salah satu
upaya untuk menjadikan bulan suci sebagai bulan penuh berkah maka FAM Wil
Jabar-Banten bekerja sama dengan Taman Baca Masjid Agung (TBMA) Cianjur
mengadakan kegiatan yang bertitel “Bedah
Buku dan Diskusi Menulis”.
Kegiatan
berlangsung santai namun hangat dan penuh keakraban di beranda TBMA. Selain dihadiri
para pelajar dan pengunjung TBMA acara ini juga dihadiri tiga orang kontributor
yang karyanya berada dalam buku “Sepenggal
Kisah di bulan Suci” terbitan FAM Publishing ini. Mereka mewakili sejumlah
penulis yang tergabung dalam Antologi
FTS dan Prosa Liris yang terbit Maret 2014 silam. Di antaranya adalah De
Minnie, Azxa dan saya sendiri.
Selain itu
kegiatan semakin hangat dengan kehadiran penulis yang tulisannya banyak
menghiasi beberapa koran daerah dan nasional Irwan Sandza serta penyair dan
sastrawan kawakan dari Tatar Cianjur sekaligus Pendiri Komunitas NINABobo, Iwan
B Setiawan.
Diawali dengan
pembukaan oleh moderator--- De Minnie, kemudian kegiatan berlanjut pada sesi
pemaparan nara sumber. Pada sesi ini dipaparkan tentang proses awal pengumpulan
dan penyeleksian naskah hingga proses penerbitan buku.
Buku dengan
ketebalan 150 halaman dalam dimensi 13x20 sentimeter ini berisi tulisan-tulisan
menarik tentang muhasabah. Berisi kisah-kisah yang membawa pembacanya merenung
bahwa ternyata dari setiap peristiwa yang diberikan Allah Swt kepada ummatnya
selalu diikuti dengan hikmah. Para penulis dalam buku tersebut mengulas
peristiwa baik yang dialaminya sendiri maupun pengalaman anggota keluarga
tercinta. Hingga beberapa keharuan menghadirkan embun-embun bening di ujung
netra. Setiap jengkal kalimat yang dituturkan penulis mampu menghentak jiwa
bahwa ternyata setiap diri kita adalah makhluk lemah yang tiada daya dan upaya
selain berharap pada pertolongan dan hidayah-Nya.
De Minnie dalam
kisahnya “Tamu di Penghujung Usia” menuturkan kepedihan seorang cucu perempuan yang kehilangan
kakeknya. Kemudian Yusrina Sri, penulis dari Kab. Pesisir
Selatan, Sumbar, mengisahkan “Doa Orang yang Teraniaya”. Allah
menjanjikan bahwa doa hambaNya yang teraniaya tidak memiliki sekat dan batas
apapun dengan diriNya. Lalu, Ade Ubaidil penulis enerjik dari Cilegon, Banten menuturkan
tentang luka jahit di pelipis kirinya menjadi saksi bisu, dan teguran dari Allah
Swt di saat menjalani ibadah pada bulan Ramadan.
Selain itu yang
tak kalah mengharukan kisah detik-detik menantikan buah hati seperti yang
dituturkan Nuryaman Emil Hamzah penulis dari Ciamis yang sekarang bermukim di Pandeglang,
Banten. Bayang-bayang kematian istri
dan bayi yang berada di dalam kandungan istrinya musnah seketika saat berserah
dan pasrah kepada Allah Swt. Operasi persalinan dan besarnya biaya, semuanya
sirna. Istri dan anaknya selamat lahir tanpa operasi dan biaya tak sampai 10%
dari biaya operasi. Dalam kisah “Kemudahan
di Balik Kepasrahan”.
Selanjutnya
dalam sesi ke-dua yaitu diskusi menulis, acara berlangsung semakin hangat. Ditingkahi
embusan angin senja yang turut hadir serta daun-daun trembesi yang berjatuhan
diterpa angin, dalam sesi diskusi menulis terjadi komunikasi langsung.
Moderator memberikan kesempatan kepada audiens untuk tanya jawab. Mulai dari
proses kreatif sebuah tulisan, bagaimana cara menghadapi kebuntuan ide, lalu
cara membangkitkan semangat menulis yang mandeg hingga cara membuat sebuah
tulisan itu mampu menghadirkan daya tarik bagi pembacanya hingga pembaca
tersebut merasa puas dengan sebuah karya tulis.
Bahwa seorang
penulis itu adalah seorang yang harus mampu membaca. Bukan hanya membaca sebuah
buku atau tulisan di atas selembar kertas saja. Tetapi seorang penulis
diharapkan mampu membaca hal-hal yang terjadi di hadapannya dan membaca alam
sekitarnya. Kembali kepada “iqra”, demikian penuturan Iwan. B Setiawan.
Kemudian tips
atau trik di saat menghadapi kebuntuan ide atau semangat menulis, kita
diusahakan untuk mencari suasana baru. Bisa dengan membaca refereansi buku-buku
lain, mengunjungi tempat-tempat wisata atau tempat yang bisa mendatangkan
ketenangan sehingga pikiran menjadi segar kembali.
Ramadan adalah
bulan yang penuh dengan peristiwa yang menarik untuk disimak bahkan di dalamnya
bertebaran ide untuk menulis. Contohnya mulai dari suasana bangun dini hari
lalu menyantap hidangan sahur, baik dengan keluarga maupun di tengah-tengah
lingkungan pesantren. Kemudian saat tadarus, mengikuti kegiatan kuliah subuh,
pesantren kilat, “ngabuburit” bahkan di saat berbuka puasa atau tarawih pun
bisa menjadikan ide untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Lalu, siapkan
alat tulis dan secarik kertas bila tidak ada buku kecil. Atau media handphone untuk mencatat ide yang tiba-tiba
hadir. Hal itu untuk menjaga
seandainya sewaktu-waktu kita lupa akan ide yang pernah terlintas. Lalau
kembangkan menjadi sebuah tulisan di kesempatan lain yang lebih memunkinkan
waktunya untuk menyelsaikan sebuah tulisan atas ide tersebut. Demikian nara
sumber menuturkan pendapatnya dalam mengangkat tema tulisan.
Menulis asdalah
proses kreatif atas apa yang didengar, dilihat, dan apa yang terjadi di sekitar
kita. Sehinga muncul kekuatan menulis berdasarkan rasa empati yang muncul dalam
diri.
Demikian paparan
hasil bedah buku dan diskusi menulis yang diselenggarakan oleh FAM Wilayah
Jabar-Banten dan TBMA-Cianjur. Semoga bermanfaat. Terima kasih kepada Ketua
Umum (Muhammad Subhan) dan Sekretaris (Aliya Nurlela) yang tak henti memberikan
semangat serta dukungan morilnya. Pengurus TBMA (Teh Defa beserta jajarannya), Sang
inspirator Ayah Iwan B. Setiawan, Irwan
Sandza, Kang Asep, juga tak lupa De Minni yang selalu menghadirkan suasana seru
dan ceria di setiap kehadirannya serta seluruh audiens yang telah berkenan hadir
dalam kegiatan tersebut.
Wallaha’lam bishawab.
Cianjur, 1 Juli 2015
Lihat juga:
http://www.famindonesia.com/2015/06/catatan-dari-bedah-buku-dan-diskusi.html

Tidak ada komentar:
Posting Komentar