BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Minggu, 27 April 2014

BISIKAN DAUN KERING





BISIKAN DAUN KERING
(Mengenang Almarhum “Mulyoto M”)
Oleh: Dedi Saeful Anwar

Dua hari yang lalu, saat melaju dengan kendaraan roda dua, saya dikejutkan dengan sehelai daun kering yang jatuh dari sebuah ranting tepat di depan roda depan. Dan pagi hari ini selembar daun kering kembali jatuh dan tepat menerpa wajahku, saat berkendaraan lagi. Di jalan yang sama pula. Entahlah, saat itu aku tiba-tiba saja ingin membuka kaca helm yang kukenakan. Aneh. Aku merasakan seperti ada sesuatu yang menggetarkan dalam hati, namun aku tepis perasaan itu karena waktu sedang kukejar.
Sepulang dari tempat tugas, di jalan itu kembali ada perasaan aneh. Kenapa tiba-tiba teringat daun yang jatuh itu langsung teringat dengan sebuah kematian. Selama di perjalanan saya berdzikir untuk sekadar menenangkan hati, semoga tidak ada saudara yang mengabarkan berita duka.
Sesampainya di rumah, sambil istirahat kunyalakan televisi. Tatapanku memang menuju tv, tapi tidak fokus apa yang saya tonton. Malah pikiran ini masih teringat pada daun yang jatuh itu. Jangan-jangan ada berita buruk hari ini. Entah dari mana perasaan aneh itu, dan tiba-tiba kerinaat kematian lagi.
Aku memang sering menjadikan daun kering sebagai objek dalam beberapa puisi atau tulisanku lainnya berupa cerpen. Lagi pula tidak kali ini saja saya melihat daun terjatuh dari ranting sebuah pohon. Sangatlah sering. Tapi kenapa hari ini perasaan itu lain yang kurasakan.
Karena pikiranku tidak fokus nonton, akhirnya tanganku mengambil HP dan mulai masuk ke akun jejaring sosial (facebook). Hal yang jarang kulakukan di siang hari. Sejurus mataku tertuju pada sebuah status milik seorang teman dari Cilegon, Ade Ubaidil dengan kalimat seperti ini:  
===
Innalilahi wainnailahi raajiun... Masih belum percaya dng berita meninggalnya Mas Mulyoto M. padahal kemarin masih inbox'an tentang antologi bersama.Mudah-mudahan amal ibadahnya diterima Allah SWT dan keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan. Aamiin... Satu lagi kawan penulis kembali dalam keharibaanNya T.T
#Shock
===
Deg!
Sesaat aku langsung diam dan membaca ulang berita itu. Mulutku kelu, jemari pun diam begitu saja. Kepergian seorang rekan dalam dunia kepenulisan berpulang dengan tiba-tiba tentu menerbitkan rinai di kedua bola mata ini. Aku mengenalnya belum terlalu lama, berjumpa langsung pun belum pernah. Namun tidak lantas perkenalan yang singkat itu tidak mengguratkan duka mendalam. Ada karya tulisku dalam beberapa antologi yang  sebuku  dengan karya tulis beliau yang selalu inspiratif.
Status yang beliau tulis di media sosial (facebook) pun selalu menumbuhkan rasa penasaranku untuk membacanya dan terkadang kuberikan komentar karena memang menarik untuk disimak. Terakhir yang kubaca adalah masalah keikutsertaan putrinya yang mengikuti Lomba Menulis Cerpen Tingkat SMP se-Kota Mojokerto.
Seandainya aku memahami bisikan daun kering itu, aku tidak akan kelu seperti ini.
Selamat jalan Mas/Pak Mulyoto M. I proud of you.

Cianjur, 15 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar