BEDAH BUKU SENYUM NOLINA

BEDAH BUKU SENYUM NOLINA
KUMPULAN CERPEN "SENYUM NOLINA" karya Dedi Saeful Anwar ini sudah bisa dipesan. Harga Rp38.000 (belum ongkir). [Info pemesanan dan penerbitan di FAM Publishing hubungi Call Centre 0812 5982 1511, atau via email forumaktifmenulis@yahoo.com, dan kunjungi web kami di www.famindonesia.com]

Selasa, 29 April 2014

IMPUN



IMPUN

Dahulu, saat kecil tentu setiap orang punya masa lalu yang sangat berkesan. Begitu pun aku, salah satunya yaitu ngala impun (menangkap ikan-ikan kecil). Kadang tempatnya di susukan (sungai kecil sekitar rumah) atau di balong (empang/kolam) milik tetangga.

Impun termasuk ikan liar, jadi sekalipun hidupnya di kolam milik orang lain karena tidak ditanam pemilik kolam pun tidak merasa terganggu. Dan saat yang paling suka untuk menangkapnya adalah dengan cara diuseup (dipancing) di sore hari sepulang salat Asar berjamaah di surau.

Alat yang digunakan teramat sederhana. Sebatang nyere (sapu lidi) dengan selembar serat dari pelepah batang pohon pisang. Seratnya tipis dan halus mirip benang kain. Ujung satunya di ikatkan ke ujung nyere, sementara ujung benang lainnya lagi untuk mengikat cacing kecil yang dijadikan umpan.

Aku duduk bersandar pada sebatang pohon pisang di pinggir kolam. Ditemani babadotan (tanaman liar yang daunnya bisa digunakan untuk menyembuhkan luka gores) dan rerumputan liar di sekitar tempat duduk.

Bila hujan turun aku pun segera memotong daun pisang yang cukup lebar untuk sekadar menutupi kepala dan sebagian badanku yang kurus. Setiap kail-ku masuk ke permukaan air kolam, ikan-ikan kecil lincah itu mengerubuti dan menyantap umpan lezat--cacing merah segar. Sebuah kaleng bekas cat telah kusiapkan dengan sedikit air. Tidak memerlukan waktu lama, kaleng itu langsung penuh berisi tangkapanku.

Saat senja turun, kaleng berisi impun siap dibawa pulang. Aku bergegas mandi untuk pergi mengaji dengan teman sepermainan. Selepas Isya kunimati impun yang sudah digoreng garing berbumbu kunyit nan wangi oleh ibu.

Sekarang sudah sangat jarang kunikmati impun. Selain sudah tak pernah lagi menangkapnya mencari di pasar pun jarang ada yang menjualnya. Sekalipun jenis ikan banyak namun impun selalu menjadi makanan lezat yang istimewa.

Catata: impun=kamras=cecere=gendot=gendol.

~Cianjur, 29-4-2014~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar